Aksi Terpuji TNI di Balik Doa Tulus Air Mata Fitri Bangkit dari Derita dan Hinaan Diri

VIVA Militer: Fitriani berdoa usai salat.
Sumber :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

VIVA – Siang itu, Ohan terlihat sibuk dengan mesin serut kayu yang dipinjam dari tetangganya. Daun jendela kamar anaknya menjadi sasaran untuk dipapras agar ngepas ke kusen.

Walau sebenarnya tidak paham betul tentang cara kerja mesin serut, tapi tak mematahkan sedikit pun semangat Ohan agar bisa memberikan yang terbaik untuk keluarganya.

Tak terasa keringat mengucur deras di kening hingga menetas membasahi lengan-lengan kurus kekarnya. "Rapihin jendela ini supaya enggak macet kalau buka tutupnya," kata Ohan berbincang dengan tim TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-120, Kodim 0619/Purwakarta.

VIVA Militer: Ohan sedang serut jendela rumah

Photo :
  • VIVA Militer

Suara bising mesin serut memecah keheningan siang bolong itu. Perlahan akhirnya daun jendala berhasil diserut halus dan mulus untuk menembus rongga kusen rumah.

Di dalam kamar, Intan Mariani, istrinya tercinta dengan setia menemani Ohan menyerut daun jendela. Sesekali Ohan yang bekerja dari samping luar rumah meminta Intan untuk membenahi kabel colokan yang digunakan untuk mesin serut.

Memang untuk mengoperasikan mesin serut itu, Ohan harus menggunakan kabel panjang melintasi kamar sebagai alat bantu penyalur arus listrik PLN, sebab stop kontak listrik rumahnya cuma ada di dinding tembok ruang tengah.

VIVA Militer: Intan bantu Ohan.

Photo :
  • VIVA Militer

Rumah bercat hijau toska dengan luas bangunan 6x5 meter ini baru akan ditempati sama Ohan dan keluarganya. Sebab rumah ini baru saja selesai dibangun.

"Alhamdulillah ini tinggal bebersih, saya sama istri sudah bisa tinggal lagi di rumah ini," kata Ohan.

Rumah yang ditempati Ohan dan Intan ini adalah warisan dari orangtua Ohan. Rumah ini sudah lama dibangun, bahkan saat Kampung Inpres, Desa Gurudug, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, belum banyak penduduknya.

"Ini rumah orangtua saya, kalau dibangunnya sudah puluhan tahun, mungkin dari tahun 70-an, saya dari lahir sampai besar di rumah ini," ujar pria bernama lengkap Ohanudin itu.

VIVA Militer: Intan bantu Ohan.

Photo :
  • VIVA Militer

Pada 8 Mei 2024, rumah permanen dengan dua kamar tidur milik Ohan ini kondisinya belum seperti ini. Waktu itu kondisinya sangat memprihatinkan.

Bangunan rumah lama Ohan terbuat dari kayu dengan dinding bilik bambu. Hanya saja, sejak beberapa bulan lalu, Ohan dan Intan sudah tak tinggal di sana, mereka memilih ngontrak di rumah salah seorang warga tak jauh dari rumah itu.

"Enggak mungkin lagi saya dan istri tinggal di rumah. Karena berbahaya, rumah sudah mau rubuh. Semua kayunya sudah lapuk. Malahan dindingnya sudah doyong," ucap Ohan bercerita.

Selama tinggal di rumah reot peninggalan orangtuanya, hati Ohan selalu dilanda was-was dan ketakutan. Setiap kali dapat job membawa barang keluar kota, Ohan selalu berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada anak istrinya di rumah.

VIVA Militer: Rumah Ohan setelah dibangun tim TMMD 120 Kodim Purwakarta(

Photo :
  • VIVA Militer

"Kalau lagi nyopirin ke Jakarta bawa barang, terus tiba-tiba hujan, pikiran saya enggak tenang. Makanya biasanya saya langsung telepon istri, saya suruh pindah dulu sampai hujan berhenti. Takutnya itu tiba-tiba roboh kena angin," kata Ohan.

Sejak orangtuanya tiada, di rumah itu memang cuma Ohan dan istri serta anak-anaknya saja yang menempati. Dari dulu Ohan sudah bercita-cita untuk memperbaiki rumah itu. Tapi apa daya, Ohan bukan orang kaya, kerjanya saja serabutan. Kadang jadi sopir, kadang disuruh-suruh orang bantu-bantu di rumahnya.

"Dari berdiri belum pernah diperbaiki, cuma sekali waktu itu cuma naikin lantai bawahnya saja, karena dinding biliknya sudah bolong dan sering masuk air kalau hujan, makanya lantainya saya tinggiin," kata Ohan.

VIVA Militer: Rumah Ohan setelah dibangun tim TMMD 120 Kodim Purwakarta(

Photo :
  • VIVA Militer

Ohan menikahi Intan dalam posisi sang istri berstatus sebagai single parents karena bercerai dengan suaminya. Dan Intan sudah memiliki seorang putri bernama Fitrana. Dan hasil pernikahan Ohan dengan Intan, mereka dikarunia seorang anak. 

Walau dalam kondisi perekonomian yang tak baik itu, Ohan dan Intan tetap berupaya supaya Fitriani dapat bersekolah agar memiliki bekal pendidikan untuk bisa mengangkat derajat orangtuanya.

Sayangnya, Fitrani kerap mendapatkan perlakuan tak baik dari orang lain bahkan teman-temannya di sekolah. Penyababnya, ya karena gadis itu anaknya Ohan dan Intan, pasangan yang selama ini hidup dalam kesulitan ekonomi.

"Anak saya sering menangis karena dihina sama teman-temannya. Apalagi mereka tahu rumah kami sudah reot. Jadi waktu itu anak saya sempat diomongin sama teman-temannya 'Kamu nanti nikahnya di mana. Rumah kamu kan seperti itu, paling juga di jalan kalau enggak di kantor desa'," kata Ohan menirukan hinaan yang dilayangkan ke Fitriana.

VIVA Militer: Fitriana anak Ohan.

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Hari-hari berlalu, walau sulit, Ohan tak putus asa. Ia terus mencari pekerjaan yang halal untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bersama Intan dan kedua anaknya. Intan pun terus memberikan motivasi agar suami tercinta tak patah arang.

Doa Ohan, Intan dan Fitri di setiap akhir salatnya enggak muluk-muluk. Hanya meminta kepada tuhan agar diberikan jalan usaha agar bisa punya rejeki untuk memperbaiki rumah.

Ada juga kalanya mereka berharap ada orang baik atau bantuan pemerintah yang sampai ke dirinya. Namun apa daya nasib baik belum berpihak padanya.

"Banyak yang datang mendata saya, melihat rumah saya. Tapi semua cuma janji-janji saja. Saya yang didata, malah orang lain yang dapat bantuan. Padahal di kampung ini rumah yang paling parah kondisinya ya rumah saya," kata Ohan.

Doa yang Terkabul....

VIVA Militer: Ruma Ohan dirobohkan tim TMMD 120

Photo :
  • Dokumentasi Kodim Purwakarta

Mei 2024, tiba-tiba saja prajurit TNI dari Komando Distrik Militer (Kodim) 0619/Purwakarta mendatangi rumah reot Ohan yang berada di pojok Kampung Inpres. Ternyata mereka itu datang untuk melihat dan menilai kondisi kerusakan yang terjadi para rumah Ohan.

Satu persatu bagian ruang dilihat secara detail, didokumentasikan dengan kamera di telepon genggam. Dan Ohan pun mulai dimintai keterangan seputar rumah itu.

"Awalnya saya pesimis karena setiap yang datang itu cuma PHP saja, ya frutasi dan sempat kecewa lah," ujar Ohan.

Enggak lama prajurit TNI itu di rumah Ohan, mereka langsung menuju ke musala tua yang telaknya hanya beberapa meter saja dari kediaman Ohan. Hal yang sama dilakukan prajurit TNI di musala itu.

VIVA Militer: Proses pembangunan rumah Ohan oleh Tim TMMD 120

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Ternyata prajurit TNI Angkatan Darat itu datang meninjau rumah Ohan dan musala karena kedua bangunan ini masuk dalam sasaran tambahan dalam program TMMD ke-120.

"Alhamdulillah, ya Allah, ada orang yang benar-benar baik akhirnya datang dari tempat yang jauh ke sini, doa saya terjawab," kata Ohan.

Pasukan Turki Siaga di Perbatasan Suriah, Milisi Kurdi Jadi Incaran

Selasa 8 Juni 2024, bersama Komandan Kodim Purwakarta, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah sebagai Komandan Satuan Tugas TMMD, Pj Bupati Purwakarta, Benni Irawan resmi membuka program TMMD ke-120 Kodim Purwakarta di Lapangan Bungur Diuk, Desa Gurudug.

VIVA Militer: Pj Bupati Purwakarta, Benni Irawan

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta
Komandan Pasukan Senjata Kimia Rusia Tewas Dilalap Bom di Moskow

"Saya sebagai pimpinan daerah memberikan apresiasi dan menyambut baik diselenggarakannya TMMD ke-120 ini. TMMD ini wujud nyata keterpaduan dan kemanunggalan TNI, pemerintah daerah dan masyarakat. Kita berharap dengan program ini akan semakin banyak upaya-upaya positif tumbuh di masyarakat. Kepada masyarakat yang menerima manfaat TMMD ini, semoga bisa memanfaatkan sarana dan prasarana dengan sebaik-baiknya dan menjaga, memelihara serta mengembangkannya agar memberikan manfaat yang lebih dan dampak positif," kata Benni Irawan.

Dalam program TMMD ke-120 ini yang menjadi sasaran utama adalah pengecoran jalur penghubung antara Desa Gurudug dengan Desa Ranca Darah, Kecamatan Wanayasa, sepanjang 692 meter dengan lebar 5 meter. Beserta drainase sepanjang 776 meter dan gorong-gorong.

Untuk Pertama Kalinya, Bashar al-Assad Buka Suara Usai Kabur dari Suriah

Singkat cerita setelah melakukan peninjauan langsung ke lokasi, Komandan Satgas TMMD ke-120, Letkol Inf Ardiansyah berdiskusi dengan para perwiranya membahas tentang proses rehab bangunan rumah Ohan dan musala.

VIVA Militer: Dansatgas TMMD 120 Purwakarta berbincang dengan tim Wasev TMMD

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Dalam diskusi itu, akhirnya Dansatgas memutuskan untuk melaksanakan perbaikan rumah Ohan secara menyeluruh dengan tujuan agar rumah yang direhab nanti bisa bermanfaat dan digunakan dalam waktu yang lama.

"Kenapa harus tanggung-tanggung kita, anggap saja kita sedekah, ladang pahala bagi kita," kata Letkol Inf Ardiansyah.

Akhirnya tanpa membuang-buang waktu, Dansatgas dan prajurit TNI bersama masyarakat langsung membongkar dan merobohkan rumah Ohan hingga benar-benar hanya tersisa lahan kosong saja. Jadi benar-benar dibangun dari nol.

VIVA Militer: Proses pembangunan rumah Ohan oleh Tim TMMD 120

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Prajurit TNI dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Udara, Kepolisian dan masyarakat bahu membahu setiap hari dari pagi hingga petang bekerja membangun kembali rumah Ohan.

Dalam hitungan waktu kurang dari 30 hari, sebuah rumah permanen dengan desain modern minimalis berhasil dibangun menggantikan rumah reot peninggalan orangtua Ohan.

"Enggak kebayang saya bakal punya rumah sebagus ini, terima kasih orang baik, terima kasih Bapak Dandim, saya enggak tahu bisa membalas segala kebaikan bapak dengan apa. Bapak jauh-jauh datang ke pelosok ini," ujar Ohan.

Sejalan dengan selesainya pembangunan kembali rumah Ohan, tim TMMD 120 Kodim Purwakarta juga telah selesai memperbaiki Musala Almaarij. Bangunan musala yang sebelumnya rusak parah, kini sudah diperbaiki dengan banyak penambahan fasilitas penunjang aktivitas ibadah.

Sejarah TMMD Kodim Purwakarta.

VIVA Militer: Prajurit Kodim 619 Maung di TMMD 120

Photo :
  • Kodim 619 maung

Kodim Purwakarta mulai berdiri sejak tahun 1975, didirikan menyesuaikan perkembangan pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Purwakarta pada 1968.

Sebelumnya sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, di Purwakarta belum ada satuan teritorial setingkat Kodim yang berdiri. Kodim untuk wilayah Purwakarta ketika itu adalah Kodim 0605/Subang dan di Purwakarta hanya ada perwakilan saja.

Sejak didirikan hingga saat ini, Kodim Purwakarta telah melaksanakan program TMMD sebanyak tujuh kali, dimulai dari TMMD ke-90 tahun 2012, lalu TMMD ke-92 tahun 2014, TMMD ke-97 tahun 2016, dan yang terbaru TMMD ke-120 tahun 2024.

Pada TMMD ke-120, wilayah Desa Gurudug menjadi sasaran terlaksananya program teritorial ini karena pembangunan sarana prasarana umumnya masih tertinggal dari desa-desa lain.

VIVA Militer: Suasana lokasi TMMD 120 Kodim Purwakarta, Desa Gurudug.

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Kalau dilihat dari letaknya, memang desa cukup jauh dari ibu kota kabupaten. Butuh waktu sampai 30 menit mungkin lebih bagi masyarakat untuk menjangkau wilayah desa ini. Belum lagi rute menuju desa gurudug memiliki medan yang berat, didominasi tanjakan dan turunan tajam membelah hutan jati milik Perhutani.

Luas wilayah Desa Gurudug 165 hektare, dengan populasi penduduk mencapai lebih dari 3500 jiwa. Pendapatan utama masyarakat di desa ini adalah bertani.

Sarana jalan menjadi salah satu kendala yang selama ini menjadi terganggunya aktivitas perekonomian masyarakat. Sebab banyak lahan pertanian masyarakat yang berada di area antara Desa Gurudug dan Desa Ranca Darah. 

Jalan yang menghubungkan kedua desa ini dahulunya juga dibangun TNI melalui program ABRI Masuk Desa (AMD) 1982. Sayangnya lama kelamaan jalan rusak dan kembali menjadi hutan lebat hingga sulit dilalui kendaraan pengangkut hasil pertanian.

Sasaran TMMD sebenarnya

VIVA Militer: TMMD ke-120 Kodim Purwakarta di Desa Gurudug.

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Sebenarnya program TMMD TNI ini bukan cuma memiliki tujuan utama membantu meringankan kesulitan masyarakat yang terkendala pada buruknya sarana, fasilitas pendukung aktivitas perekonomian. Seperti pembangunan fisik jalan, rehab rumah ibadah dan rumah tak layak huni.

Menurut Dansatgas TMMD 120 Kodim Purwakarta, Letkol Inf Ardiansyah sasaran utama sebenarnya adalah non fisik. "Bagaimana TNI itu bisa menciptakan kemanunggalan dengan rakyat," ujar lulusan Akademi Militer 2004 itu.

Manunggal yang dimaksudkan itu adalah bagaimana prajurit TNI yang ditugaskan di TMMD dapat menciptakan rak juang yang tangguh bersama rakyat.

"Jadi di situlah prosesnya, kehadiran  TNI di tengah rakyat, bekerja, bersosialisasi, berkomunikasi, melaksanakan tugas utama pembinaan teritorial. kehadiran TNI harus benar-benar dirasakan manfaatnya, sehingga tercipta sistem pertahanan keamanan rakyat semesta. Suatu ketika terjadi sesuatu masalah krisis di masa kritis, kita berada di sini untuk melaksanakan perang gerilya contohnya, masyarakat itu pro itu ke kita, membantunya itu kita," kata Letkol Inf Ardi.

VIVA Militer: Dansatgas TMMD 120 Purwakarta berbincang dengan Pangdam Siliwangi

Photo :
  • Tim TMMD 120 Kodim Purwakarta

Selama memimpin pelaksanaan TMMD di Desa Gurudug, Letkol Inf Ardi atas dasar ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan dari Pangdam III/Siliwangi, Mayjen TNI Mohamad Fadjar, terus bergerak untuk membidik sasaran non fisik.

Banyak sekali kegiatan kemanunggalan yang dilaksanakan bersamaan dengan pengerjaan sasaran fisik. Seperti prajurit menginap di rumah warga, olahraga bersama hingga makan bersama.

"Makanya baru beberapa hari saya di Gurudug, kita langsung menggelar lomba ngaliwet. Kenapa harus lomba ngaliwet, ternyata salah satu kebiasaan masyarakat di sini waktunya berkumpul itu ya di saat ngaliwet. Terlihat bagaimana antusias mereka saat lomba kita gelar, hingga tercipta suasana nyaman antara kita, itulah kemanunggalan," kata Letkol Inf Ardiansyah.

Kini TMMD 120 telah resmi ditutup, semua pengerjaan sasaran fisik 100 persen tuntas sebelum 30 hari yang ditargetkan. Yang tersisa hanyalah kenangan di sanubari masyarakat, tentang perjuangan terpuji TNI yang benar-benar hadir di tengah kesulitan rakyat.

Baca: Hari Terakhir Raja Aibon Kogila di Gurudug, Warga Sedih Ditinggal Prajurit TNI Harimau Siliwangi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya