Gak Kuat Setahun Hidup Sengsara di Hutan, OPM Buronan Polisi Menyerah di Tangan Batalyon 623 TNI
- Yonif 623 BWU
VIVA – Tak tahan hidup menderita di hutan dan terus diburu aparat keamanan, akhirnya seorang anggota Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM Papua memutuskan untuk menyerah dan bertobat di tangan prajurit TNI, Satuan Tugas Batalyon Infanteri 623/Bhakti Wira Utama.
Anggota KST OPM itu berinisial JS alias ASS atau T. Ia merupakan buronan kepolisian dalam kasus penyerangan ke Markas Komando Rayon Militer (Koramil) 1809-02/ Aifat, Kodim 1809/Maybrat di Kumurkek pada 4 Februari 2023, yang menyebabkan seorang prajurit TNI Angkatan Darat terluka.
Berdasarkan siaran resmi penerangan Satgas Yonif 623/BWU yang diterima VIVA Militer, Senin 6 Mei 2024, JS merupakan anggota kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya Kodap IV Sorong Raya.
"Dia pelaku pemanahan terhadap prajurit TNI Koramil Aifat dan masuk dalam Daftar Pencarian Orang," kata Dansatgas Yonif 623/BWU, Letnan Kolonel Inf Dimas Yamma Putra.
JS menyerahkan diri setelah para kesatria Banjar Baru dibantu tokoh pemuda Aifat berhasil.membujuknya untuk bertobat dan kembali ke pangkuan NKRI sebagai warga yang baik.
JS bersedia untuk menyerah dan dijemput oleh tokoh masyarakat bersama tokoh intelektual Aifat Timur Raya Bapak Falen Sidik di wilayah Kampung Aisyo, Distrik Aifat dan disambut baik pada kesempatan itu oleh Pasi Intel Lettu Inf Gema Pratama Waroka, Danpos Aisyo Lettu Inf Kyai Roja dan Pakum Satgas Letda Chk Fikri Rahadianto.
Saat diperiksa di Pos Kotis Kumurkek, JS mengaku menembak prajurit TNI dengan panah karena sedang mabuk. Lalu karena ketakutan, ia lari ke hutan dan bergabung sama OPM.
Selama bersama OPM ia mengaku pernah ikut terlibat dalam melancarkan teror pembakaran alat berat di Kampung Ayata, Distrik Aifat pada 27 Oktober 2023.
"Saat itu saya melakukan pemanahan ke anggota karena pengaruh minuman keras, lalu karena takut terpaksa saya lari ke hutan, tinggal di hutan bersama kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya, namun tidak nyaman karena mereka tidak baik sehingga saya bawa diri ke sini dengan bantuan Bapak Falen Sidik untuk melapor bahwa saya ingin kembali ke NKRI dan ingin bertanggungjawab atas kesalahan yang sudah saya perbuat. Saya juga ingin memperbaiki keluarga dan kehidupan saya nanti," kata JS.
Walau JS adalah buronan dan pernah melukai prajurit TNI. Namun dalam penyerahan diri ia diperlakukan secara baik dan manusiawi.
Kondisi kesehatannya diperiksa tim kesehatan Yonif 623, lali dikasih makan dan minum. Dan sebagai simbol pertobatannya, JS mencium sang saka merah putih.
"Kepada Kawan-kawan (OPM) yang masih ada di dalam hutan, ayo turun dan kembali ke NKRI untuk membangun Tanah Papua," ujar JS.