Menhan Prabowo Beli 2 Kapal Perang Fregat PPA Buatan Italia Untuk Perkuat Alutsista TNI AL

VIVA Militer: Kapal perang jenis Fregat buatan Italia
Sumber :
  • Kemhan RI

Jakarta – Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Prabowo Subianto kembali bertekad untuk memperkuat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu dibuktikan dengan pembelian dua unit kapal perang fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission) dari Italia.

Prabowo Bakal Gelontorkan 1.000 Becak Listrik Buat Masyarakat Usia 60 Tahun

Dilansir VIVA Militer dari keterangan resmi Kemhan RI, Rabu, 17 April 2024, Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) telah resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission) dari perusahaan kapal ternama dari Italia, Fincantieri S.p.A.

Dua kapal Fregat yang akan memperkuat jajaran alutsista TNI Angkatan Laut itu merupakan kapal jenis Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi terkini.

Demi Anak Kolong, Junior Roberts Rela Jalani Latihan Fisik Keras di Asrama Militer

"Pengadaan kapal perang ini merupakan bagian dari modernisasi alutsista yang strategis untuk menjaga kedaulatan negara di perairan Indonesia," kata Kepala Biro (Karo) Humas Sekretariat Jenderal Kemenhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha.

Lebih jauh Brigjen TNI Edwin menyampaikan, berdasarkan kontrak yang telah disepakati ini, rencana pengiriman kapal pertama pada bulan Oktober 2024.

Prabowo hingga Jajaran Kabinet Merah Putih Hadiri Deklarasi GSN

"Sementara kapal kedua dijadwalkan akan tiba pada bulan April 2025. Kesuksesan negosiasi kontrak ini merupakan wujud nyata upaya Kemhan RI untuk memastikan kebutuhan pertahanan maritim nasional dapat terpenuhi dengan optimal," ujarnya.

Untuk diketahui, saat ini kedua kapal perang pesanan Indonesia itu kini tengah dibangun di galangan kapal di Trieste, Italia. Kapal yang dipesan adalah jenis Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) yang memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi terkini.

Kapal tersebut memiliki panjang mencapai 143 meter dan lebar kapal sekitar 16.5 meter, Displacement 6.250 Ton (Full Load) dengan kecepatan maksimal 30 Knots, Endurance 5000 NM, serta dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (Surface to Air Missile /SAM) Aster 15 beserta peluncur vertical DCNS Sylver A43. 

Sistem rudal SAM Aster 15 ini dapat dipasang pada berbagai jenis kapal perang, seperti fregat, destroyer, atau kapal induk.

Selain itu, kapal ini juga dipersenjatai dengan meriam 127mm Vulcano, meriam 76mm Strales, meriam ringan 25mm yang dilengkapi dengan Fire-Control Radar (FCR) RTN 10X system Dardo, Peperangan Elektronika RECM, RESM dan CESM, Tactical Data Link-Y, serta Multifunction Radar Leonardo Kronos.

Pengadaan kapal ini juga diiringi dengan paket offset yang komprehensif yang mencakup berbagai aspek seperti konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang, peningkatan fisik galangan kapal, penyampaian materi didaktik, serta kursus pelatihan kelas di Italia yang berdurasi enam bulan. 

Selain itu, dukungan pengelolaan aset modernisasi galangan kapal, pelatihan manajemen, pusat pelatihan simulator, pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan, serta pembentukan tim ahli lokal untuk pengembangan peluang langsung dan tidak langsung juga termasuk dalam paket offset.

Kemhan RI telah memenuhi semua syarat yang diperlukan untuk efektifitas dan masa berlaku kontrak. Pihak Fincantieri S.p.A,  juga telah mendapatkan persetujuan dari OCCAR (Organisation Conjointe de Coopération en matière d'Armement / Organisation for Joint Armament Cooperation) Italia dan Angkatan Laut Italia untuk penjualan kapal tersebut kepada Indonesia.

Pengadaan dua kapal fregat sejenis FREMM ini merupakan langkah maju bagi Kemhan RI dalam mewujudkan pertahanan maritim yang tangguh. Kedatangan kapal-kapal ini diharapkan akan semakin meningkatkan kemampuan TNI Angkatan Laut dalam menjaga kedaulatan wilayah dan memberikan kontribusi signifikan terhadap stabilitas keamanan regional. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya