Operasi Rahasia Pasukan Hantu Laut Marinir TNI di Papua, Musuh Dikepung Tak Berdaya
- Korps Marinir
VIVA – Prajurit Korps Marinir, TNI Angkatan Laut, yang terlibat dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Mobile RI-Papua Nugini, Batalyon Infanteri 11/Jala Yudha Bumi Papua baru melaksanakan latihan operasi senyap, cepat dan rahasia pengepungan musuh.
Latihan bertema patroli penyelidik dan pengepungan, penggeledahan rumah sasaran musuh digelar di sekitaran Kampung Modan 1, Kelurahan Majener, Kecamatan Salawati, Sorong, Papua Barat Daya.
Berdasarkan siaran resmi Penerangan Korps Marinir dilansir VIVA Militer, Minggu 21 Desember 2023, dalam latihan ini, prajurit hantu laut melaksanakannya dengan skenario mirip kejadiannya nyata.
Jadi awalnya prajurit TNI korps baret ungu ini melaksanakan patroli penyelidik alias troldik. Nah dari patroli prajurit harus bisa mengumpulkan informasi data intelijen tentang semua hal tentang musuh.
Mulai dari kondisi cuaca di sekitar rumah yang ditempati musuh, medan di sana, musuhnya gimana. Kemudian komposisi pasukan musuh, kekuatannya seberapa besar dan punya peralatan tempur apa saja.
Setelah semua data didapat dalam troldik it, maka pasukan disiapkan untuk bergerak melakukan pengepungan dan penggeledahan rumah atau disingkat pungdahmah.
Gerakan ini tak mudah, biasanya mengambil waktu khusus. Dalam latihan ini pasukan bergerak malam hari. Dan dilakukan dengan sangat senyap, cepat dan dengan kerahasiaan operasi yang tinggi, terutama buat menghancurkan musuh yang sembunyi di dalam rumah penduduk. Sehingga musuh tak berdaya.
Yang terpenting, operasi pengepungan dan pengeledahan rumah musuh ini enggak boleh sampai bocor ke telinga musuh. Kalau sampai bocor, waduh bisa kacau. Karena itulah kecepatan, kesenyapan dan kerahasiaan menjadi kunci keberhasilan.
Komandan Satgas Pamtas Mobile RI-PNG, Yonif 11 Marinir, Letnan Kolonel Marinir Rowin Zummy Simarmata menuturkan, prajurit yang terlibat dalam latihan ini harus melaksanakan dengan semangat, serius dan sungguh-sungguh. Tujuannnya adalah...
"Agar kita mampu meningkatkan kemampuan naluri bertempur baik secara individu maupun kerjasama kelompok, yang ini akan menjadi bekal kita pada medan penugasan yang akan datang nanti, tak lupa juga selalu memperhatikan faktor keselamatan dan Zero Accident dalam setiap perpindahan dan pergerakan," kata Letkol Marinir Rowin Zummy Simarmata.