Anak Buah Bang Alex Pandawa Kostrad Amankan 2 Senjata Serbu Milik Pemberontak OPM di Nduga Papua

VIVA Militer: Prajurit Yonif MR 411/Pandawa Kostrad berhasil amankan senjata OPM
Sumber :
  • Pen. Kogabwilhan III

Papua – Prajurit Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad pimpin Danyonif Letkol Inf Subandi atau yang akrab disapa Bang Alex kembali menorehkan prestasi dalam menjalankan tugas operasi di Papua. 

Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Hilang Usai Kontak Tembak dengan KKB, TNI Bantu Pencarian

Anak buah Bang Alex berhasil membendung pergerakan Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM Papua di wilayah Nduga dan berhasil mendapatkan dua pucuk senjata laras panjang jenis M4 dan AR 15 yang merupakan salah  satu senjata jenis serbu canggih yang diduga kuat milik kelompok separatis OPM yang kerap kali membuat resah masyarakat di Nduga, Papua Pegunungan.

Keberhasilan prajurit Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad dalam menjalankan operasi di Nduga, Papua Pegunungan itu dibenarkan oleh Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa.

3 Teroris MIT Ditangkap Densus 88, Peran dan Tugas Masing-masing Diungkap

Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengungkapkan, prajurit Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad telah berhasil menggagalkan pasokan senjata dan logistik  yang akan dikirimkan ke arah Nduga, Papua Pegunungan milik kelompok bersenjata OPM, Minggu, 19 November 2023.

Dari operasi yang dilakukan, prajurit Pandawa Kostrad itu berhasil mengamankan dua pucuk senjata laras panjang jenis M4 dan AR 15, termasuk sebuah senapan angin, solar cell dan logistik lainnya yang akan dikirimkan untuk KST Papua wilayah Nduga Papua Pegunungan. 

Terpopuler: Enzo Allie Jadi Lulusan Terbaik Kopassus, Polisi Tantang Warga Duel Carok

Dia menjelaskan, senjata api berbahaya  tersebut disita di sebuah bangunan di Kamp Bandara Batas Batu. 

"Ini adalah senjata yang sangat berbahaya karena termasuk senjata serbu generasi baru, yang akan digunakan oleh KST untuk membuat kekacauan di Kenyam, Nduga. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini. KST banyak membunuh masyarakat  baik masyarakat asli maupun masyarakat pendatang yg tidak berdosa," kata Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa yang dikutip VIVA Militer dari keterangan resminya, Senin, 20 November 2023.

VIVA Militer: 2 pucuk senjata laras panjang jenis serbu milik KST OPM

Photo :
  • Pen. Kogabwilhan III

Kapen Kogabwilhan III lebih jauh menjelaskan, keberhasilan Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad itu bermula dari adanya informasi tentang rencana Aksi Kelompok Sparatis Teroris (KST) yang akan  menyerang aparat keamanan dan masyarakat di Nduga, Papua Pegunungan jelang HUT OPM 1 Desember 2023 nanti.

Setelah adanya informasi tersebut, lanjut Kolonel Suriastawa, Letkol Inf Subandi selaku Dansatgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa bersama personelnya langsung melaksanakan penyisiran di daerah Camp Batas Batu yang diduga sebagai tempat pelintasan kelompok KST Papua tersebut.

"Saat melaksanakan penyisiran di dua (2) sasaran tersebut, Tim Satgas Yonif 411/Pendawa Kostrad melihat orang yang dicurigai berlari ke arah hutan dan meninggalkan barang-barang yang kemungkinan akan diselundupkan," ujarnya.

Kemudian, prajurit Satgas TNI dari Yonif MR 411/Pandawa Kostrad melakukan penggerebekan dan penyisiran di sebuah bangunan. Ternyata benar saja, di dalam bangunan terdapat beberapa karung yang isinya, 2 pucuk senapan laras panjang jenis M4 Carbine dan AR 15 Carbine dengan, 2 buah magasen 5,56 mm, 1 buah senapan angin, 1 buah parang, 2 buah bendera bintang kejora, 1 buah minyak WD, 3 busur panah, 2 buah anak panah, Solar sell 3 buah, Beras 4 karung @ 25 kg, Rokok lampion 1 slop, Gula 5 kg, Kopi 5 kg, Mie sedap 5 karton, Minyak goreng 5 kg, Minyak tanah 10 liter, 3 Buah Panci dan Penyedap rasa.

“Diduga 2 pucuk senjata tersebut adalah senjata yang akan digunakan oleh KST Papua dalam melaksanakan aksi teror terhadap masyarakat maupun penyerangan terhadap aparat keamanan pada 1 Desember nanti,” ujar Kapen Kogabwilhan III.

“Senpi tersebut bisa berasal dari perbatasan dengan menggunakan jalur perairan dilanjutkan jalur darat masuk ke wilayah Kenyam. Apabila senjata-senjata ini tidak kita rebut, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan  korban  korban berikutnya baik masyarakat atau aparat keamanan," tambah Kolonel Czi Suriastawa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya