Militer Israel Ngamuk Gempur Hizbullah, Kolonel Ezra Pimpin Pasukan TNI Siapkan Rencana Darurat
- PMPP TNI
VIVA – Situasi keamanan di Lebanon semakin memanas seiring meningkatnya eskalasi pertempuran yang terjadi antara Pasukan Pertahanan Israel alias Israel Defense Force (IDF) dengan milisi Hizbullah.
IDF dan Hizbullah saling serang di perbatasan Lebanon dan Israel. Roket beterbangan liar kesana kemari mengenai apa saja yang ada di hadapannya. Tak terkecuali markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon alias United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL).
Dalam siaran resminya dilansir VIVA Militer, Selasa 31 Oktober 2023, dalam beberapa waktu belakangan ini sudah berkali-kali markas pasukan helm biru jadi korban dihantam roket. Bahkan yang terbaru melukai salah satu personel UNIFIL.
"Pada hari Sabtu, sekitar pukul 10 malam, dua mortir menghantam pangkalan UNIFIL di sekitar desa Houla, mengakibatkan cederanya seorang penjaga perdamaian yang segera dievakuasi untuk perawatan medis," tulis UNIFIL.
Bagi militer Indonesia, situasi di Lebanon Selatan menjadi hal yang mengkhawatirkan. Sebab saat ini banyak prajurit TNI yang sedang bertugas bersama UNIFIL dalam Satuan Tugas FHQSU XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL.
Apalagi lokasi pertempuran antara IDF dan Hizbullah letaknya hanya sekitar 1 sampai 2 kilometer saja dari Markas UNIFIL dan Soedirman Camp di wilayah Naqoura, Lebanon Selatan. Dan bisa saja meluas hingga ke area sekitar markas UNIFIL.
Lalu apa yang dilakukan prajurit TNI agar terhindar dari bahaya?.
Akhir pekan kemarin, Satgas FHQSU XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL telah menggelar latihan kontijensi plan untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Latihan ini juga melibatkan satgas-satgas lainnya seperti MCOU, CIMIC, INDOMEDIC dan MTF Serta Staff Officer HQ.
Menurut Komandan Satgas FHQSU XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL, Kolonel Arm Ezra Nathanael, latihan ini digelar untuk merespons secara cepat dalam situasi memburuk yang setiap saat bisa terjadi.
Enggak cuma itu saja, menurut Kolonel Arm Ezra Nathanael, bahkan saat ini Satgas FHQSU XXVI-O1 Kontingen Garuda UNIFIL telah menyiapkan rencana jika terjadi situasi terburuk yang mengancam keselamatan prajurit.
"Pasukan akan dievakuasi dan penarikan mundur (withdraw) dari daerah operasi ke tempat dan lokasi aman yang telah ditentukan sebelumnya yaitu Beirut dan Cyprus," kata Kolonel Arm Ezra Nathanael dalam siaran resmi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP).
Dalam latihan itu, Kolonel Arm Ezra Nathanael menekankan kepada seluruh prajurit wajib memahami apa yang akan diperbuat ketika status dari red alert menjadi black alert.
"Tetap memiliki semangat yang tinggi dan dedikasi yang kuat, selalu ingat protap atau SOP yang berlaku di kontingen maupun UNIFIL, jangan melupakan ibadah sehingga senantiasa dalam lindungan Tuhan YME," ujar Kolonel Arm Ezra Nathanael.
Baca: Brigjen Naudi Sohibnya Pak Agus di Akmil 1991 Melesat Jadi Komandan Dewa Perang TNI