Dinilai Berpeluang Kuat Jadi Panglima TNI, KSAL Muhammad Ali: Saya Gak Kepikiran Kesana
- Istimewa/Viva Militer
Jakarta – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali dinilai sebagai salah satu Perwira Tinggi (Pati) TNI yang memiliki peluang kuat menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono di masa mendatang.
Hal itu disebabkan Laksamana TNI Yudo Margono akan memasuki masa pensiun atau purna tugas sebagai prajurit aktif TNI pada awal Desember 2023 mendatang.
Menanggapi issu tersebut, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan, bahwa dirinya saat ini fokus dalam menjalankan tugas sebagai Kepala Staf Angkatan Laut selaku pembina kekuatan matra laut.
"Saya ga mikir kesana ya, yang penting kita jalankan saja apa yang sekarang sedang kita jalankan ini," kata KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali usai memimpin upacara serah terima jabatan di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis, 26 Oktober 2023.
Jenderal bintang empat TNI AL itu menegaskan, pergantian Panglima TNI merupakan hak prerogatif presiden. Dan dalam prosesnya nama calon Panglima TNI dari presiden harus mendapatkan persetujuan dari DPR RI.
"Panglima TNI itu hak prerogratif presiden dan juga ada persetujuan DPR, nanti silakan saja yang penting, saya sebagai Kepala Staf fokus pada tugas-tugas saya. Apakah saya sudah menjalan tugas secara baik apa enggak itu konsentrasi saya," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, Pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas mengatakan, setidaknya ada dua kandidat kuat yang berpotensi menggantikan Laksamana TNI Yudo Margono sebagai Panglima TNI.
Dua kandidat itu adalah, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.
Menurut Anton, Laksamana TNI Muhammad Ali dapat diajukan ke DPR RI karena yang bersangkutan mempunyai masa atau usia pensiun yang masih relatif panjang.
"Jika berkaca pada pengalaman Jokowi menunjuk pos strategis, menjatuhkan pilihan kepada Agus menjadi terbuka lebar. Walaupun jika merujuk pada visi poros maritim dunia, tentu saja semestinya Ali memiliki peluang yang lebih besar," ujar Anton Aliabbas.