Panglima TNI Kumpulkan Para Pakar Bahas Strategi Ancaman Terbaru dari Potensi Serangan Musuh
- Puspen TNI
Jakarta – Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, Indonesia sebagai sebuah bangsa yang terdiri dari 17 ribu lebih pulau, dan terletak di persimpangan dua benua dan samudera, serta memiliki sumber kekayaan alam yang sangat melimpah telah menyebabkan Indonesia memiliki nilai strategis yang penting dalam konteks geopolitik dan geostrategis dunia.
Dalam perspektif pertahanan dan keamanan, lanjut Yudo, Indonesia memiliki potensi ancaman dari kekuatan militer asing yang ingin mencoba mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ancaman itu bisa datang kapan saja dan di mana saja, mengingat sebaran atau jumlah pulau-pulau di Indonesia sangat banyak dan luas.
Dengan demikian, kata Yudo, pihaknya akan mengusulkan Strategi Pertahanan Nusantara (SPN) kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) sebagai jawaban untuk menghadapi berbagai potensi ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan Indonesia di masa mendatang.
"Perkembangan lingkungan strategis saat ini telah menunjukkan juga bahwa potensi untuk terjadinya invasi militer suatu negara terhadap negara lain masih bersifat faktual," kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat membuka Seminar Nasional "Strategi Pertahanan Nusantara" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 20 September 2023.
"Perang Rusia-Ukraina merupakan bukti empiris yang harus menjadi tanda peringatan, atau alarm bagi kita untuk membangkitkan kembali pentingnya pertahanan sebuah negara dari ancaman invasi," tambahnya.
Lebih jauh lagi, Laksamana TNI Yudo Margono menegaskan, TNI sebagai kekuatan utama dan benteng terakhir untuk menjaga kedaulatan negara dari berbagai ancaman yang dapat datang sewaktu-waktu, harus selalu dalam keadaan siap siaga menghadapi ancaman di masa mendatang.
"Ancaman perang tetap ada, oleh sebab itu TNI perlu untuk merumuskan strategi menghadapi ancaman potensial dan faktual dan menjadi landasan untuk perencanaan pembangunan kekuatan dalam rangka mengantisipasi ancaman di masa depan," ujarnya.
Yudo lebih jauh mengatakan, untuk menghadapi berbagai ancaman di masa mendatang, tidak saja membutuhkan profesionalisme prajurit dan sumber daya kekuatan pertahanan yang besar dan tangguh.Â
Tetapi, lanjut Yudo, juga dibutuhkan cara bertindak atau strategi pertahanan yang efektif dan efisien dalam menghadapi ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) itu menilai, kondisi geografis kepulauan Indonesia merupakan kekhasan yang membutuhkan pendekatan yang holistik dan cara berpikir sistem untuk dapat menyusun suatu strategi pertahanan yang bersifat semesta dualistik.Â
"Semesta yang berarti melibatkan seluruh sumber daya nasional yang disusun dalam komponen pertahanan utama, cadangan, dan juga komponen pendukung. Sedangkan dualistik bermakna outward looking yaitu memandang ke arah ancaman yang datang dari luar dan mengatasinya di luar wilayah negara sedini mungkin. Dan inward looking yaitu memandang ancaman yang telah ada di dalam dan mengatasi ancaman di dalam wilayah negara," ujarnya.
Yudo mengungkapkan, ancaman terhadap negara Indonesia di masa mendatang dapat berkembang tidak hanya bersifat militer semata, tapi juga non-militer, bahkan hibrida. Hal itu terjadi karena saat ini perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa dunia kepada globalisasi dan modernisasi yang tidak saja mengaburkan ancaman, bahkan mengubah cara-cara untuk menghadapinya.
Menyikapi hal tersebut, lanjut Yudo, TNI tidak berpangku tangan dan harus bergerak memanfaatkan seluruh sumber daya yang saat ini dimiliki oleh kekuatan tiga matra.
"TNI juga terus memperluas wawasan dalam rangka menyusun sebuah strategi pertahanan militer. Itulah yang melatarbelakangi seminar ini, yaitu untuk menggali wawasan tentang pertahanan negara yang diselenggarakan dengan memanfaatkan konstelasi geografis dan memberdayakan seluruh kekuatan pertahanan negara," kata Panglima TNI di hadapan para Kotama dan para pakar pertahanan Indonesia.
"Saya berharap hasil dari seminar ini dapat menjadi masukan yang sangat bernilai bagi kita dalam menyusun dan mengembangkan sebuah strategi militer yang kita sebut sebagai Strategi Pertahanan Nusantara," tambahnya.
Yudo lebih jauh menjelaskan, Strategi Pertahanan Nusantara (SPN) adalah sebuah strategi pertahanan militer yang memanfaatkan geografi Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga mampu menjadi pertahanan negara yang melindungi seluruh wilayah NKRI dengan kekuatan yang menyeimbangkan dan menguatkan kekuatan pertahanan dalam menghadapi ancaman.
Seminar Nasional yang digelar sebagai rangkaian HUT ke-78 TNI itu dihadiri seluruh Perwira TNI di wilayah barat, tengah, timur dan secara online serta Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, TNI AU, Kementerian, Lembaga dan Non Kementrian dan Universitas/Perguruan Tinggi jumlah keseluruhan 300 orang.