Ini Sosok Perwira Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Penemu Sumur Harta Sarang OPM, Ternyata Anak Petani

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad
Sumber :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

VIVA – Selamat pagi pembaca setia VIVA Militer se-Nusantara. Masih ingat enggak dengan berita berjudul Kisah Nyata Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Temukan Sumur Harta Tak Terduga di Sarang OPM Papua yang Kami tayangkan pada edisi 1 September 2023?.

Itu lho kisah tentang bagaimana Pasukan Tengkorak menemukan sumber air saat melakukan penggalian sumur di Intan Jaya. Padahal selama ini wilayah itu dikenal sebagai daerah krisis air, tak ada satupun warga yang punya sumur di sana. Karena diyakini tak ada air di sana.

VIVA Militer: Prajurit Pasukan Tengkorak Kostrad di dalam lubang sumur.

Photo :
  • Yonif Para Raider 305 Tengkorak

Nah bagi yang belum tahu silahkan dibaca dahulu ya beritanya, sebab kali ini Kami akan mengungkap sosok dari perwira Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat yang menjadi aktor penting dari penemuan sumur harta itu.

Perwira itu adalah Letnan Satu Abdul Basyir, saat Pasukan Tengkorak menjalankan operasi Satuan Tugas Mobile di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, beliau ini dipercaya oleh Komandan Yonif PR 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila untuk menjabat Komandan Pos Komando Distrik Militer Persiapan (Pos Koper) dan diberi julukan Bos Koper.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

Semalam, VIVA Militer mendapatkan kesempatan untuk berbincang langsung dengan Lettu Inf Abdul Basyir, dalam perbincangan itu ia menceritakan kisah hidupnya dari masih remaja hingga akhirnya jadi perwira Pasukan Tengkorak.

Ternyata Lettu Inf Abdul Basyir ini bukan perwira kaleng-kaleng lho, beliau ini sudah mengabdikan diri sebagai prajurit TNI sejak 23 tahun lalu dan banyak sudah medan operasi dilaluinya dengan keberhasilan, baik di dalam negeri maupun di dunia.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

"Saya mulai daftar sejak tahun 1996, tapi akhirnya baru bisa lulus 2001 melalui Secaba PK di Kodam III Siliwangi," kata Lettu Inf Abdul Basyir.

Sebenarnya setelah lulus Secaba PK, ia tak langsung bergabung dengan Kostrad. Karena ia hampir saja masuk ke Korps Baret Merah, Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Tapi karena belum nasibnya, ia gugur diseleksi kedua.

"Akhirnya kena werving masuk Kostrad, setelah selama 7 bulan menjalani tradisi Cakra di Sangga Buana. Nah dari situ dapat penempatan di Brigif 3 Kariango, itu pada akhir 2001," ujarnya.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

Ketika baru 7 bulan berdinas di Brigade Infanteri Para Raider 3/Tri Budi Sakti, yaitu di Batalyon Infanteri Para Raider 432/Waspada Setia Jaya, Ia diberangkatkan ke Aceh untuk melaksanakan operasi militer. Dua tahun ia berada di negeri Serambi Mekkah dan baru kembali ke Maros, Sulawesi Selatan pada 2004.

Sebagai prajurit pasukan pemukul reaksi cepat lintas udara, penugasan operasi militer bukan hal yang aneh. Terbukti baru empat bulan di markas, ia harus kembali angkat senjata melaksanakan penugasan.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

"Kita berangkat ke Papua di menjaga perbatasan Papua Nugini, daerah rawan Jayapura dan baru pulang awal 2006," kata Lettu Inf Abdul Basyir.

Selama di Kariango, Lettu Inf Abdul Basyir menyempatkan waktu untuk menimba ilmu, ia pun berkuliah di Universitas Veteran Republik Indonesia, dan Alhamdulillah, ia berhasil menamatkan pendidikan dan meraih gelar Sarjana di Bidang Ilmu Sosial Politik.

Keberhasilan dalam menjalankan tugas di Bumi Cenderawasih rupanya mengantar Lettu Inf Abdul Basyir pada operasi militer berskala internasional. Pada tahun 2007 bersama Yonif PR 432/WSJ ia diberangkatkan ke Lebanon bergabung bersama pasukan perdamaian PBB di Lebanon dalam misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) Satgas Kompi Mekanik KONGA XXIII-B/UNIFIL.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

Setahun di Lebanon, 2008 ia lalu kembali ke Maros. Namun,dua tahun kemudian tepatnya 2010, Lettu Inf Abdul Basyir harus kembali masuk belantara Papua dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG untuk wilayah Merauke.

Ternyata tak cukup dua kali ia harus bertugas di Papua, karena pada 2013 sampai 2014 Yonif PR 432/WSJ mendapatkan penghargaan untuk bergerak lagi ke Papua, sebagai Satgas Pamtas Papua di Jayapura.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

"Pada 2015 saya mengajukan diri untuk pindah karena kita dapat musibah. Waktu itu tahun 2016 ditawari pindah ke Markas Kostrad," ujarnya.

Tak lama berdinas di Ibukota Jakarta, tiba-tiba saja ia ditawari untuk mengikuti Sekolah Calon Perwira (Secapa). Awalnya ia berniat ikut Secapa. Hanya saja setelah mendapat dukungan dari Letnan Jenderal TNI Besar Harto Karyawan, ia pun mengikuti Secapa 2017.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

Usai menyandang pangkat Letnan Dua, surat perintah tugas terbit, dengan penempatan di Brigif 17 Sakti Budi Bhakti dengan tujuan Yonif Para Raider 305/Tengkorak.

Rupanya setelah pindah ke Karawang, ia harus kembali masuk Papua, sebab pada 2019, Pasukan Tengkorak dikerahkan untuk melaksanakan operasi Satgas Pamtas Mobile di Kabupaten Lany Jaya.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

"Sebenarnya ibu saya sempat melarang karena beliau bilang 'jangan berangkat tugas terus masa enggak capek' tapi karena tugas akhirnya diizinkan. Dan sebulan pulang, ibu meninggal. Beruntung masih bisa melihat ibu melalui videocall saat sakratul maut sampai dimakamkan," ujarnya.

Dan pada 2022, bersama dengan Raja Aibon Kogila, ia kembali ke Papua dan ditugaskan di Kabupaten Intan Jaya, hingga akhirnya baru beberapa bulan di sana, ia menemukan sumber air dari sumur yang digali di belakang Pos Koper.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

Anak petani yang diolok-olok saat masuk tentara.

Intelijen Jerman: Rusia Sedang Persiapkan Perang dengan NATO

Lettu Inf Abdul Basyir merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Ia putra dari pasangan Haji Gapeng dan almarhum Hajah Rohati. Ayahnya hanyalah seorang petani.

Sejak dilahirkan pada 22 November 1978 ia tumbuh dan besar di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Usai menamatkan pendidikan di SMK Wijaya Kusuma, ia bercita-cita untuk menjadi seorang tentara.

Ancam Amerika dan Kroninya, Misteri Senjata Super Rusia Akhirnya Terbongkar

"Bapak memang cuma petani, motivasi itu, saya enggak mau keluarga saya diremehkan, jadi saya mau mengangkat derajat martabat keluarga," katanya.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir
Gak Ada Ampun, Sersan TNI Ini Diseret ke Meja Hijau Lalu Dijebloskan ke Tahanan

Akhirnya ia pun mencoba mendaftar jadi tentara. Sayangnya orang-orang sekitarnya seperti tetangga dan saudara-saudaranya mengolok-olok. "Mana mungkin anak petani jadi tentara, jadi orang besar. Apalagi jarang orang Betawi asli jadi tentara," ujarnya.

Perjuangannya hidupnya untuk bisa menggapai cita tak mudah, karena ternyata ia harus beberapa kali mendaftar sampai akhirnya lulus menjadi seorang Bintara.

VIVA Militer: Letnan Satu Inf Abdul Basyir, Dankipan Pasukan Tengkorak Kostrad

Photo :
  • Dok Pribadi Letnan Satu Inf Abdul Basyir

"Daftar gagal nih, saya kerja di PT, ngojek sampai jadi tukang becak untuk cari uang buat daftar lagi, namanya juga butuh biaya untuk administrasi dan lainnya," kata pria yang kini menjabat Komandan Kompi Senapan Yonif Para Raider 305 Tengkorak itu.

Sementara itu, menurut Lettu Inf Basyir di balik keberhasilan menemukan sumber air di Pos Koper ada sosok yang menjadikannya tertantang untuk berpikir dan bergerak mensejahterakan prajurit.

“Kita termotivasi dari Komandan (Raja Aibon Kogila-red). Bagaimana seorang perwira itu berpikir dan berpikir untuk kesejahteraan, jadi kita tertantang, komandan kasih tantangan,” katanya.

Baca: Kisah Nyata Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Temukan Sumur Harta Tak Terduga di Sarang OPM Papua

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya