Kisah Nyata Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Temukan Sumur Harta Tak Terduga di Sarang OPM Papua
- Yonif Para Raider 305 Tengkorak
VIVA – Tak terasa, saat itu dua bulan sudah Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat menjadi penghuni belantara Papua setelah diberangkatkan dari Karawang untuk melaksanakan operasi dalam Satuan Tugas Pamtas Mobile di Kabupaten Intan Jaya.
Di saat harus terus melayani masyarakat agar kehidupan kembali pulih setelah bertahun mati suri akibat teror dan gangguan keamanan dari Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM. Para prajurit Pasukan Tengkorak juga harus bertahan hidup dalam kondisi alam Intan Jaya yang kurang bersahabat.
Air merupakan harta yang paling berharga di Intan Jaya. Selama ribuan tahun, masyarakat hidup dalam krisis air yang berkepanjangan dan tak kunjung teratasi.
Hal yang sama dialami Pasukan Tengkorak. Tak semua pos TNI memiliki stok air yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Untuk Pos Koper (Komando Distrik Militer Persiapan) air disuplai dari pos lain, seperti Holomama," kata Letnan Satu Inf Abdul Basyir saat berbincang dengan VIVA Militer di Markas Yonif PR 305/Tengkorak belum lama ini.
Suplai air pun sangat terbatas, karena itulah Komandan Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah aliaa Raja Aibon Kogila mengingatkan prajurit Pasukan Tengkorak di Pos Koper harus se-efektif mungkin memanfaatkan persediaan air yang tersedia. Yang diutamakan adalah untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti memasak dan minum.
Melihat kondisi itu, Lettu Inf Basyir pun tergerak untuk bisa memiliki sumber pendapatan air baru selain suplai dari pos lain.
Suatu hari, Lettu Inf Abdul Basyir berdoa, memohon petunjuk kepada Allah SWT untuk diberikan jalan untuk mengatasi masalah kekurangan air di Pos Koper.
"Akhirnya pagi harinya saya ajak anggota saya ke belakang pos. Dan saya meminta agar dilakukan penggalian di titik sesuai petunjuk yang saya dapatkan," kata putra asli Bekasi, Jawa Barat itu
Awalnya prajurit pesimis bakal bisa menemukan sumber air di titik itu. Karena itulah mereka sempat ragu. Apalagi diketahui, sejak zaman dahulu belum ada satupun warga Intan Jaya yang memiliki sumur.
Selama ini, sejak ratusan dan mungkin ribuan tahun lalu atau sejak ada manusia yang menghuni Intan Jaya, masyarakat hanya mengandalkan air hujan dan air dari sungai yang jaraknya berkilo-kilometer dari kampung untuk mendapatkan air.
"Mulailah penggalian sumur dilakukan. Penggalian juga enggak mudah, karena kondisi tanah di sana berbatu," kata perwira yang kini dipercaya untuk menghijaukan Markas Tengkorak.
Walau tanpa kepastian, Lettu Inf Basyir dan timnya menggali sedikit demi sedikit. Hari demi hari berlalu sampai akhirnya di hari ketiga secercah harapan tiba.
"Jadi waktu sudah sampai sekitar dua meter mulai terlihat tanah itu basah. Saya putuskan untuk menggali satu meter lagi, barangkali saja di tempat itu ada sumber air," ujar Lettu Inf Basyir.
Ternyata apa yang diduga benar adanya. Saat penggalian mencapai kedalaman tiga meter, air muncul dari dasar sumur dengan volume yang lumayan besar.
"Dengan kedalaman 3 meter, ketinggian air dari dasar bisa sampai satu meter lebih. Nah kalau hujan air sumur naik dan bisa diambil pakai ember dari atas," ujarnya.
Lelah dan letih pun terbayar sudah dengan keberhasilan. Lalu sebuah mesin pompa air bertenaga listrik dipasang. Sejak saat itu, Pos Koper tak lagi kekurangan stok air.
Malahan akhirnya diputuskan agar air dari sumur temuan itu bisa dibagikan juga ke masyarakat guna mendukung program TNI AD Manunggal Air.
"Di depan Pos Koper kita taruh toren penampungan air. Disalurkan dari sumur khusus untuk masyarakat yang membutuhkan air," kata Lettu Inf Basyir.
Dalam pengoperasian pompa air itu sebenarnya ada rintangan besar, yaitu masalah ketersediaan sumber listrik.
"Kita akali, supaya air tetap tersedia dan enggak boros bahan bakar karena listrik kan dari genset. Maka pompa air kita nyalakan pada malam hari saat genset menyala," katanya.
Temuan sumber air di sumur buatan Pasukan Tengkorak yang kini dinamai Sumur Darma Putra ini enggak cuma bermanfaat bagi mereka selama bertugas di sana dan untuk masyarakat. Tapi juga sangat membantu satuan lain yang sedang bertugas di Intan Jaya menggantikan YPR 305 Tengkorak dan satuan-satuan TNI selanjutnya...