Begini Cara Srikandi Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Menangkal Gizi Kronis Pemicu Stunting
- Yonif Para Raider 305 Tengkorak
VIVA – Hari itu suasana di Posyandu Bungur, Ranting 4, Persit KCK, Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat sedikit berbeda dari biasanya.
Sejak matahari terbit di ufuk timur Posyandu Bungur sudah ramai didatangi para srikandi istri-istri para prajurit TNI. Kali ini mereka datang enggak cuma untuk memeriksakan kondisi kehamilan. Tapi juga mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana agar putra-putri yang dilahirkan nanti dapat tumbuh dan berkembang dengan normal dan sehat.
Jadi para ibu hamil diberikan pengarahan pengetahuan tentang cara pencegahan dari gangguan tumbuh kembang anak yang menyebabkan tinggi badan anak lebih kecil atau pendek dari anak seusianya.
Gangguan tumbuh kembang ini sedang marak dengan sebutan stunting. Dan yang cukup mengkhawatirkan, angka anak penderita stunting di Indonesia sangat tinggi.
Gangguan tumbuh kembang anak ini dipicu akibat kekurangan gizi kronis yang dialami si anak.
Karena itulah, para ibu hamil sudah harus mengantisipasi gangguan tumbuh kembang anak sejak dari awal masa kehamilan.
Sebagai langkah pencegahan, Posyandu Bungur Ranting 4 menggelar pemeriksaan kesehatan ibu hamil. Mulai dari pemeriksaan berat badan sampai tekanan darah. Enggak cuma itu para ibu hamil juga mendapat makanan tambahan untuk meningkatkan gizi mereka.
Selain pencegahan stunting, Yonif Para Raider 305/Tengkorak juga berupaya menciptakan keluarga sehat dan harmonis di lingkungan Markas Pasukan Tengkorak.Â
Salah satu caranya adalah olahraga bersama yang digelar sore hari dengan dipimpin langsung oleh Ketua Persit KCK Ranting 4 Yonif PR 305/Tengkorak, Ibu Wulan Ardy.
Keluarga prajurit, mulai dari para istri dan anak-anak mengikuti olahraga bersama itu dengan penuh suka cita.
Menurut Komandan Yonif Para Rader 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer, Minggu 27 Agustus 2023, keharmonisan antar keluarga prajurit sangat penting tercipta. Sebab apa yang terjadi pada keluarga dapat mempengaruhi kinerja prajurit.
"Harmonisasi garis belakang (keluarga-red) harus Kita bangun lebih dahulu untuk memaksimalkan kinerja prajurit di garis depan," kata alumni Akademi Militer 2004 itu.