Pasukan Elite 330 Kostrad TNI Bawa Terbang Ribuan Ekor Monster Perairan Afrika ke Sarang OPM
- Yonif PR 330 Tri Dharma Kostrad
VIVA – Sebulan sudah tak terlihat adanya tanda-tanda kehidupan bawah air di wadah-wadah penampungan air yang ada di Pos Satuan Tugas Batayon Para Raider 330/Tri Dharma, Kostrad, TNI Angkatan Darat di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Sejauh mata memandang, yang ada di wadah tampung air yang menyerupai kolam itu hanyalah tumbuhan gulma liar menutupi permukaan air. Miris rasanya melihat kondisi itu, sebab keberadaan gulma itu dapat menurunkan kadar oksigen air.
Melihat kondisi itu, prajurit TNI Satgas Yonif Para Raider 330/Tri Dharma tak mau tinggal dia. Strategi pun dirancang agar wadah tampung air bisa dimanfaatkan dan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna bagi masyarakat.
Sersan Kepala Slamet, yang dipercaya untuk menjabat menteri perikanan di Pos Mamba langsung menggerakkan timnya. Gulma-gulma eceng gondok diangkat dari kolam.
Tapi eceng itu tidak dibuang begitu saja. Hama yang menjadi musuh para petani itu dibawa ke dapur untuk diolah menjadi sayuran teman makan nasi.
Akhirnya sebagian besar permukaan air kolam bersih dari gulma. Lalu apalagi yang dilakukan para Kesatria Tri Dharma?.
Begini ceritanya, jadi sebelum kolam dibersihkan, pasukan elite dari Brigade Infanteri Para Raider 17/Sakti Budi Bhakti itu ada yang bergerak ke Timika untuk mencari bibit Clarias Gariepinus.
"Di Timika ada warga namanya Pak Tono yang kebetulan membudidayanya, jadi kita borong, harga bibit perekor Rp800," kata Komandan Satgas Yonif Para Raider 330/Tri Dharma, Mayor Inf Dedy Pungky kepada VIVA Militer, Jumat 28 Juli 2023.
Setelah hewan air dari kerajaan Animalia itu didapat, prajurit menerbangkannya ke Intan Jaya dengan menggunakan pesawat perintis melalui Bandara Bilogai.
Kemudian spesies hewan air tawar berkumis dan berdaging lunak itu dibawa ke Pos Mamba dengan dikemas kantong plastik besar. Lalu bibit hewan yang nenek moyangnya berasal dari Afrika itu ditebar di dua kolam.
"Masing-masing kolam ditebar 1000 bibit, jadi total ada 2000 ekor," ujar perwira lulusan Akademi Militer 2005 itu.
Clarias Gariepinus atau dikenal dengan lele dumbo dipilih untuk menjadi penghuni kolam di Pos Mamba karena memiliki daya tahan yang kuat di berbagai kondisi air dan cuaca. Selain itu, sesuai julukannya sang monster perairan, ukuran tubuhnya juga lebih besar dari lele turunan Asia Tenggara.
"Pertumbuhan lele dumbo lebih cepat dari lele lokal, waktu panen lebih cepat, sekitar 2 sampai 3 bulan saja. Hasil panen nanti selain dikonsumsi sendiri, akan kita bagikan ke warga sekitar pos," kata Mayor Inf Dedy.
Keberadaan monster Afrika di perairan Mamba kini menjadi hiburan baru bagi anak-anak yang singgah saat jam pulang sekolah. Mereka seolah menjadi saksi keganasan monster Afrika melahap makanan yang ditabur di permukaan air.
Untuk diketahui, wilayah Intan Jaya merupakan salah satu sarang gerombolan separatis teroris OPM. Membudidaya lele dumbo yang dilakukan Satgas Yonif PR 330/TD ini merupakan salah satu kegiatan teritorial untuk membantu masyarakat agar lepas dari kesulitan hidup, setelah beberapa tahun lamanya perekonomian terganggu akibat teror OPM.