Pasukan Bima Sakti TNI Temukan Bendungan Terkubur di Papua, Jenderal Maruli Beraksi
- Yonif 132/Bima Sakti.
VIVA – Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Papua Nugini, Batalyon Infanteri 132/Bima Sakti, TNI Angkatan Darat baru saja mendapatkan laporan tentang kesulitan hidup yang dialami masyarakat di sekitar Skouw, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Jadi, dalam laporan itu disampaikan bahwa saat ini masyarakat Skouw mengalami masalah kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Air bersih menjadi barang langka karena distribusinya terhenti akibat adanya masalah serius di hulu aliran air.
Mendapat informasi itu, Wakil Komandan Satgas Yonif 132/Bima Sakti, Mayor Inf Zulfikar Rakita Dewa langsung bergerak untuk mencari penyebab dari terhentinya distribusi air bersih.
Mayor Inf Zulfikar tak bergerak sendiri, tapi juga dengan tim TNI AD Manunggal Air dari Komando Daerah Militer (Kodam) Cenderawasih yang dipimpin Kolonel Cpl Reki Feriyanto dan prajurit TNI dari Koramil Muara Tami.
Mereka pun meluncur menuju bendungan air yang berada di perbatasan RI-PNG antara wilayah Skouw dan Wutung. Namun sebuah fakta miris mereka temukan.
Ternyata bendungan tua itu kini dalam kondisi sangat memprihatinkan. Tak ada lagi air yang tersedia. Sebab dasar bendungan telah terkubur lumpur, batu dan pasir yang longsor.
Tak cuma itu saja, bendungan yang selama ini difungsikan untuk bak penampungan air bersih telah hancur diterjang pohon-pohon yang bertumbangan karena kejadian alam. Di sana juga ditemukan pipa-pipa telah rusak dan terputus sehingga aliran air menuju pemukiman warga terhenti total.
Temuan Pasukan Bima Sakti dan Kodam Cenderawasih itu pun langsung dilaporkan jajaran atas. Dan ternyata temuan mendapat respons positif dari Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dan Pangdam Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan.
Bahkan kedua jenderal TNI berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu meresponsnya dengan atensi sangat tinggi dengan memberikan solusi untuk segera melakukan perbaikan terhadap bendungan air dalam rangka mensejahterakan masyarakat yang tinggal di perbatasan Skouw-Wutung.
Bersama masyarakat dan didukung alat berat, mulailah prajurit TNI bergerak membersihkan bendungan. Akhirnya dalam waktu tiga hari saja, bendungan berhasil dipulihkan dan air kembali bisa ditampung.
Lalu double pipa HDPE sepanjang 160 meter dipasang untuk mengganti pipa-pipa lama yang telah hancur diterjang pohon. Akhirnya di hari keenam ditandai dengan digelarnya upacara adat bakar babi, air bersih dari bendungan yang telah pulih bisa dialirkan ke pemukiman warga.
"Pemenuhan akan air merupakan kebutuhan primer yang paling mutlak dan mendasar bagi semua makhluk hidup. Dengan terpenuhinya kebutuhan air tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Kami hadir untuk memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi masyarakat Papua. TNI-AD selalu di hati rakyat," kata Letjen TNI Maruli.
Nah, selain masalah krisis air bersih telah teratasi. Ternyata bendungan yang telah pulih itu kini menjadi daya tarik tersendiri. Airnya yang bersih dan bening menjadi destinasi wisata baru bagi masyarakat perbatasan kedua negara, ditambah lagi pemandangan alam di lokasi yang cukup indah.