Tangisan Pecah saat Pasukan Penghancur Kobra TNI Penembus Distrik Horor Papua Tiba di Tanah Borneo
- Kodam Mulawarman
VIVA – Setelah belasan hari mengarungi lautan dengan jarak tempuh lebih dari 2.300 kilometer, akhirnya pasukan pemukul reaksi cepat lintas medan Batalyon Infanteri Raider 600/Modang tiba di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pasukan yang dipimpin Letnan Kolonel Inf Hanif Karuniawan Hanif Arridho tiba di tanah Borneo dari Papua Selatan dengan menumpangi kapal perang TNI Angkatan Laut, KRI Teluk Youtefa 522.
Berdasarkan siaran resmi Penerangan Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Mulawarman dilansir VIVA Militer, Senin 17 Juli 2023, kedatangan pasukan raider kobra itu disambut langsung oleh Pangdam, Mayor Jenderal TNI Tri Budi Utomo.
Sebanyak 450 prajurit TNI Yonif Raider 600/Modang tiba dengan selamat dan sehat tanpa ada kekurangan satupun.
Peristiwa haru pecah ketika pasukan tiba di markas mereka di kawasan Manggara. Para prajurit bersujud mencium tanah Borneo sebagai rasa syukur atas keselamatan dan keberhasilan yang telah dianugerahkan Allah SWT selama penugasan di Bumi Cenderawasih dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile RI-Papua Nugini.
Tangisan menghiasi perjumpaan para prajurit dengan istri, anak dan keluarganya. Mereka saling berpeluk erat setelah lebih setahun tak berjumpa.
Untuk diketahui, batalyon tempur TNI Angkatan Darat ini menjalankan tugas di Papua cukup lama. Tercatat mereka menghuni belantara Papua selama 14 bulan.
Selama penugasan banyak keberhasilan diraih. Salah satunya keberhasilan menembus masuk ke Distrik Suru-suru. Sebuah distrik terpencil di Papua.
Distrik yang berada di antara tiga wilayah kabupaten, yaitu Yahukimo, Nduga dan Asmat. Bukan wilayah sembarangan, distrik ini merupakan salah satu daerah horor karena telah kosong tak berpenghuni.
Distrik Suru-suru menjadi wilayah paling horor setelah terjadi penyerangan besar-besaran yang dilakukan OPM Papua terhadap prajurit TNI yang bertugas di Markas Koramil Suru-suru pada 20 November 2021.
Terjadi bentrok senjata selama lebih dari enam jam antara prajurit TNI dan OPM Papua yang diduga gabungan dari dua kelompok yaitu kelompok Tendius Gwijangge dan kelompok Egianus Kogoya.
Akibatnya seorang prajurit TNI bernama Sersan Satu Ari Baskoro gugur tertembak, dan Komandan Koramil Suru-suru, Kapten Inf Arviandi terluka.
Setelah bentrok tembak, OPM Papua bergerak masuk pemukiman warga, di sana mereka berbuat onar. Warga pun berlarian menyelamatkan diri, mereka memilih mengosongkan kampung dan mengungsi di hutan-hutan. Sejak penyerangan itu, wilayah Suru-suru menjelma jadi distrik mati tak berpenghuni.
Untuk sampai ke distrik ini bukan perkara mudah. Komandan Satgas Yonif Raider 600/Modang saja harus masuk ke wilayah ini melalui udara dengan helikopter karena tidak ada jalur darat yang tersedia.
Baca: Inilah Komitmen Bang Alex Sang Komandan Pasukan Pandawa Kostrad TNI untuk Pembangunan Nduga