KRI Spica-934 Kawal Ketat Kapal Survey Angkatan Laut Perancis di Perairan Sabang
- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Jakarta – Kapal Survey Angkatan Laut Perancis Beautemps Beaupre melakukan aktivitas survey bawah laut di sekitar perairan Sabang, Aceh. Keberadaan kapal survey Angkatan Laut Perancis itu dikawal ketat dengan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Spica-934.
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Nurhidayat mengatakan, kapal survey Angkatan Laut Perancis Beautemps Beaupre itu telah tiba di Dermaga Umum Kontainer Terminal 3 Sabang pada tanggal 25 Juni 2023 lalu.
Danpushidrosal menjelaskan, kedatangan kapal survey Perancis ke Dermaga Sabang itu dalam rangka kerja sama penelitian yang akan dilakukan oleh Angkatan Laut Perancis di sekitar wilayah perairan Indonesia, khususnya di batas Zona Ekslusif Ekonomi (ZEE) Indonesia sampai Andaman.
Jenderal bintang tiga TNI AL itu menegaskan, selama kapal Angkatan Laut Perancis itu melakukan aktivitas survey bawah laut di wilayah perairan Indonesia, KRI Spica-934 akan ikut terlibat mengawal dan melakukan survey bersama kapal Angkatan Laut Perancis, Beautemps Beaupre.
"Survei bersama saat ini sedang digelar. Adapun TNI AL menugaskan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Spica-934 untuk survei bersama tersebut," kata Danpushidrosal Laksdya TNI Nurhidayat usai membuka Pekan Olahraga Wilayah Barat (Porwilbar) di Mabesal, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin, 10 Juli 2023.
Lebih jauh lagi, Laksdya TNI Nurhidayat mengungkapkan, bahwa survei bersama yang dilakukan Angkatan Laut Perancis dan TNI AL itu akan digelar selama 60 hari.
Kapal survei Perancis akan mengambil data di sekitar perairan Indonesia, tetapi masih di luar zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia. Dan selama kegiatan survey berlangsung, TNI AL mengutus dua orang perwira yang akan on board di kapal Angkatan Laut Perancis tersebut.
“Ada anggota kita, dua orang yang akan ambil data. Walaupun data itu di luar, tapi data yang asli harus diserahkan ke Indonesia, karena dekat Indonesia,” ujarnya.
Dia menambahkan, data hasil survei tersebut itu nanti akan dibagikan dalam forum dunia atau yang dikenal dengan Internasional Hydrographic Organitation (IHO) untuk kepentingan pemetaan alur internasional.
“Begitu data itu kami assesment, data jadinya, data matang kami serahkan kepada Perancis, kami serahkan pada seluruh dunia,” kata Nurhidayat.
“Tidak menutup kemungkinan di dalam laut itu ada bentukan patah-patahan baru, gunung-gunung baru atau mungkin obstacle lain yang memungkinkan kita harus perhatikan. Kita harus sampaikan kepada dunia bahwa ada potensi-potensi bahaya di laut,” tambah Danpushidrosal.