Kapal Perang TNI Temukan Gunung-gunung Misterius Setinggi Ribuan Meter di Dasar Laut Flores
- Pushidrosal
VIVA – Fenomena alam dasar laut itu ditemukan prajurit TNI yang tergabung dalam tim Ekspedisi Jala Citra 3, Pusat Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) TNI Angkatan Laut.
Berdasarkan siaran resmi Penerangan Pushidrosal dilansir VIVA Militer Rabu 17 Mei 2023, fenomena alam luar biasa itu ditemukan tim saat melakukan pencitraan dasar laut dengan menggunakan Kapal Perang Militer KRI Spica-934 di sekitar Perairan Laut Flores, Nusa Tenggara Timur.
Menurut Pushidrosal ada lebih dari 30 fitur fenomena alam dasar laut yang ditemukan tim. Fitur yang ditemukan dalam berbagai jenis salah satunya adalah gunung-gunung dasar laut.
"KRI Spica-934 telah mengidentifikasi lebih dari 30 fitur bawah laut baik gunung bawah laut maupun fitur bawah laut kategori lainnya," tulis Pushidrosal.
Gunung-gunung misterius yang ditemukan di dasar laut itu memiliki ketinggian yang beragam. Tapi sebagian besar memiliki ketinggian ribuan meter. Dari 1000-an meter bahkan ada yang lebih dari 2500 meter.
Hingga saat ini Pushidrosal belum memberikan nama bagi gunung-gunung dan fitur misterius yang ditemukan di dasar laut Flores itu. Sebab untuk memberi nama sebuah temuan bukan perkara mudah.
Sebelum memberikan nama, Pushidrosal akan melakukan penelitian lanjutan terkait temuan itu. Baru nanti diberi nama sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Akan diberikan nama sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional. Penamaan fitur bawah laut akan mempertimbangkan berbagai hal termasuk kearifan lokal Masyarakat di sekitar Laut Flores. Hasil identifikasi dan usulan penamaan akan diajukan kepada lembaga SCUFN (Sub Commitee on Undersea Feature Names)," tulis Pushidrosal.
Berbagai fitur fenomena alam yang ditemukan di dasar laut Flores itu sangat penting bagi masyarakat secara umum dan penelitian pada khususnya.
Sebab menurut Pushidrodal, pengetahuan akan distribusi gunung bawah laut, karang dan sandwave di dasar laut dapat digunakan untuk menunjukkan keberagaman tipe habitat dan hotspot biodiversitas, demikian juga stabilitas dan resiko bagi infrastruktur seperti pembangkit listrik tenaga kincir angin yang banyak dibangun di negara maju.
"Geomorfologi dasar laut juga dapat membantu merekontruksi muka air laut dan arus laut dalam rangka membantu peneliti memahami iklim masa lalu untuk menghadapi perubahan iklim masa depan," tulis Pushidrosal.
Perlu diketahui, dalam Ekspedisi Jala Citra 3 ini, tim mengangkat tema "Ungkap Fitur Laut Samudera serta Karakteristis Kolom Air di Perairan Laut Flores Guna Keselamatan Pelayaran, Mendukung Pertahanan dan Pembangunan Kelautan Berkelanjutan".
Baca: Setahun Huni Belantara Papua, Tiba di Jakarta Pasukan Kuda Putih TNI Langsung Dikasih Cuti