Penerbangan Mengerikan Heli TNI Menembus Jalur Horor Pedalaman Papua Demi Logistik Pasukan Elang
- Yonif Raider 631/Antang
VIVA – Hari itu Komandan Satuan Tugas Batalyon Infanteri Raider 631/Antang, Letnan Kolonel Inf Dwi Harry Wibowo bersama sejumlah pasukannya bertolak menju Bandar Udara Mozes Kilangan Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Berdasarkan siaran resmi Satgas Yonif Raider 631/Antang dilansir VIVA Militer, Selasa 16 Mei 2023, jebolan Akademi Militer 2003 itu ke Bandara Mozes Kilangin untuk bergegas menuju ke Distrik Jila.
Jila ini merupakan distrik terpencil yang berada di pedalaman belantara Papua. Letaknya dari Timika sangat jauh, yakni sekitar 70 kilometer. Dan yang perlu dicatat, tak ada jalur darat yang dapat ditembus menuju ke Jila. Satu-satunya cara untuk sampai ke Jila ialah melalui udara.
Kali ini Letkol Inf Dwi Harry Wibowo hendak menuju Jila untuk melaksanakan Dorongan Logistik (Dorlog) ke Pos TNI Angkatan Darat di Jila.
Pengiriman logistik untuk prajurit TNI yang bertugas di Pos Jila akan dilakukan melalui udara dengan menggunakan helikopter milik TNI Angkatan Udara.
Namun, pengiriman dengan helikopter TNI juga bukan perkara mudah, Sebab, rute penerbangan menuju Jila merupakan salah satu jalur terhoror di Papua.
Bagaimana tidak, untuk terbang menuju Jila, helikopter harus berhadapan dengan kondisi medan yang ekstrem. Jadi heli benar-benar harus terbang di atas hutan belantara lebat dan pegunungan tinggi.
Itu belum seberapa, helikopter juga berhadapan dengan cuaca menuju Jila yang terkenal tak bersahabat. Bayangkan saja, cuaca di pegunungan menuju Jila setiap saat bisa berubah, kabut tebal menjadi penghalang paling mengancam penerbangan.
Sudah ada beberapa peristiwa kecelakaan udara di jalur penerbangan Jila ini. Sangat mengerikan bukan?.
"Dorlog menuju pos-pos yang ada di pos udara dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam, sehingga kesiapan pesawat sangatlah diutamakan," kata Letkol Inf Dwi Harry Wibowo.
Belum lagi, logistik yang dibawa juga dibatasi. Jadi untuk satu kali penerbangan ke Jila, heli TNI hanya mampu mengangkut logistik maksimal 500 kilogram. Sedangkan logistik yang akan didrop Jila sangat banyak, maklumlah logistik yang didrop untuk memenuhi kebutuhan hidup Pasukan Elang Borneo selama satu bulan.
Karena itulah, tak sembarang pilot helikopter mampu melakukan misi berbahaya itu. Hanya pilot-pilot ahli yang sudah hapal betul kondisi jalur penerbangan ke Jila.
"Jalur yang ditempuh pun tak mudah, helikopter harus melewati banyaknya pegunungan dan juga harus menghadapi cuaca yang tidak menentu, oleh karena itu butuh keahlian dan kejelian dari sang pilot," kata Letkol Inf Dwi Harry Wibowo.
Walau begitu, logistik harus tetap didrop ke Jila. Dan aktivitas ini akan berlangsung rutin dalam setiap bulannya selama Pasukan Elang Borneo bertugas di sana.
Penerbangan kali ini berhasil dengan baik. Helikopter mendarat dengan mulus di Jila dan Letkol Inf Dwi mendrop langsung logistik ke pasukannya yang telah menanti di pos.
Baca: Teror OPM Berlalu, Pos Pasukan Tengkorak Kostrad TNI di Titigi Diserbu Puluhan Anak