Pemberontak OPM Ajarkan Anak-anak Papua Pegang Senjata untuk Perangi TNI
- Istimewa/Viva Militer
VIVA – Cara biadab Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM dalam mengadu domba masyarakat dengan TNI-Polri di Papua kembali terungkap.
Sejumlah masyarakat Papua yang namanya tidak mau disebutkan mengungkapkan, gerombolan separatis bersenjata OPM telah mempengaruhi dan menakuti-nakuti masyarakat khususnya mama-mama Papua untuk melakukan perlawanan terhadap aparat TNI-Polri yang tengah bertugas mengawal pembangunan di Papua. Bahkan, mereka mengajarkan anak-anak dibawah umur untuk memegang senjata untuk memerangi aparat keamanan yang bertugas di Papua.
Hal itu dibenarkan oleh Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan resminya yang diterima VIVA Militer, Rabu, 26 April 2023.
Menurut Kolonel Kav Herman, mereka tidak hanya memprovokasi kaum perempuan saja, anak-anak dibawah umur baik anak SMP, maupun SMA pun menjadi target kelompok OPM untuk menyerang prajurit TNI yang sedang bertugas di Papua, salah satunya saat aparat TNI Polri melaksanakan pencarian pilot Susi Air di wilayah Nduga maupun di wilayah lainnya di Papua.
"Memang gerombolan KST ini sangat biadab. Usai menjadikan tameng kaum perempuan dan anak-anak saat menyerang aparat TNI beberapa waktu yang lalu di Mugi-Mam Nduga mengakibatkan Prajurit TNI menjadi korban. Kini gerombolan KST justru mengajak remaja pelajar SMP/SMA untuk menyerang aparat TNI Polri," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan resminya yang diterima VIVA Militer, Selasa, 25 April 2023.
Lebih jauh Kapendam menambahkan, upaya kelompok separatis teroris bersenjata OPM menjadikan kaum perempuan dan anak-anak Papua sebagai tameng dalam menghadapi TNI-Polri adalah perbuatan biadab dan pengecut.
"Ini sangat disesalkan, jadi tidak salah apabila warga di Nduga maupun di Intan Jaya maupun didaerah lainnya mulai melakukan perlawanan kepada gerombolan KST karena keluarga ataupun anak anak mereka menjadi tumbal dari KST," ujar Kapendam.
Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono saat berkunjung di Timika juga mengungkapkan, upaya OPM menjadikan tameng masyarakat Papua, khususnya anak-anak dibawah umur itu mengakibatkan prajurit TNI yang bertugas untuk membebaskan sandera Pilot Susi Air Capten Philips Mark Methrtens terpojok pada Sabtu, 15 April lalu yang mengakibatkan lima prajurit TNI AD dari Satgas Yonif Raider 321/GT meninggal dunia.
Menyikapi masifnya upaya provokasi dan adu domba yang dilakukan oleh separatis teroris OPM tersebut, Kapendam XVII Cenderawasih pun mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat Papua agar tidak terpengaruh dan berani menolak ajakan gerombolan KST OPM Papua.
"Kita semua hati-hati dengan ajakan kepada para remaja pelajar oleh KST. Jika ada maka bisa dilaporkan dan tentunya jangan terpengaruh," kata Kolonel Kav Herman.