8 Program Jitu Pasukan Tengkorak Kostrad TNI 7 Bulan di Papua Hingga Bikin OPM Ciut Turun Gunung
- Yonif PR 305/Tengkorak
VIVA – Hari berlalu, tak terasa tujuh bulan sudah prajurit TNI Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad meninggalkan markas untuk melaksanakan tugas suci membantu masyarakat di pedalaman Papua Tengah.
Intan Jaya, ini lah daerah tempat di mana Kostrad menerjunkan Pasukan Tengkorak dengan dipimpin Komandan Satgas, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila.
Tujuh bulan bertugas di Intan Jaya, banyak hal yang telah dilakukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak, terutama untuk memulihkan kembali keamanan dan mendorong bergulirnya roda perekonomian yang sempat lumpuh akibat teror gangguang keamanan dari Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM Papua.
Bukan sebuah dongeng atau kisah fiktif belaka, situasi di Kabupaten Intan Jaya saat ini sungguh jauh berbeda dari tujuh bulan lalu. Masyarakat kini sudah bisa kembali beraktivitas normal. Berkebun, ke ladang, ke hutan dan aktivitas lainnya.
Yang terpenting ialah, selama tujuh bulan Pasukan Tengkorak berhasil meredam gangguan keamanan. Dengan taktik dan strategi yang mengutamakan kedekatan sosial melalui berbagai program teritorial, Pasukan Tengkorak berhasil membuat kelompok bersenjata OPM ciut untuk turun gunung mengusik ketentraman hidup masyarakat.
"Banyak yang terheran-heran dan bertanya-tanya, bagaimana hal ini bisa terjadi. Masalahnya, selama ini diketahui bahwa Intan Jaya merupakan salah satu basis gerombolan KST. Hadirnya pasukan dari Batalyon Para Raider 305 Kostrad pimpinan putra kelahiran Kampung Mujahidin, Taliwang, Sumbawa Barat ini, membuat Intan Jaya semakin terkenal dan viral karena keharmonisan hubungan aparat TNI dengan masyarakatnya," tulis Yonif Para Raider 305/Tengkorak dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer.
Menurut Letkol Inf Ardi, ada kunci utama yang digunakan Pasukan Tengkorak untuk bisa membangun Intan Jaya dari keterpurukan. Yaitu kerja nyata, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
Selama berada di Intan Jaya, banyak program teritorial kemasyarakatan yang rutin digalakkan. Dan menurut alumni Akademi Militer 2004 Arupadatu itu, dampaknya cukup baik bagi kebaradaan TNI di Intan Jaya dan dirasakan sangat signifikan bagi masyarakat.
Program teritorial yang selama ini dijalankan seperti program berbagi. Program ini digelar tiga hari dalam sepekan. Yaitu Selasa dan Jumat serta Sabtu di Pos Titigi. Program ini sebenarnya sangat sederhana, jadi para Kesatria Tengkorak pada hari-hari itu hanya menyiapkan makanan sederhana seadanya untuk diberikan kepada masyarakat. Tapi ternyata, programa ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Alasannya?
"Di Intan Jaya, beras merupakan barang mewah karena harganya cukup mahal. Ini terjadi karena distribusinya hanya bisa dilakukan via pesawat terbang. Alhasil, program berbagi yang dilakukan dua kali dalam seminggu ini, meskipun dengan menu seadanya, namun bagi masyarakat, dirasakan sangat membantu. Apalagi, mereka bisa memilih, apakah akan makan di Pos bersama yang lainnya, atau dibungkus untuk dibawa pulang ke honai," tulis Letkol Inf Ardiansyah.
Selanjutnya adalah program peduli kesehatan. Program ini digelar di Pos Bilogai. Awalnya dilangsungkan hanya hari Selasa dan Jumat. Tapi ternyata karena tak adanya fasilitas kesehatan tersedia di Intan Jaya. Jadinya setiap hari masyarakat datang ke Pos Bilogai untuk mendapatkan bantuan medis dan kesehatan dari tim kesehatan Pasukan Tengkorak. Yang uniknya, Pos Bilogai yang tadinya cuma jalur perlintasan yang sepi, kini ramai didatangi masyarakat.
Pasukan Tengkorak juga memiliki program-program teritorial berbeda di setiap posnya. Pos J2 misalnya, pos yang dipimpin Letnan Satu Wira Wijaya alias Hercules ini menjalankan program Patroli Spesial. Jadi para prajurit mendatangi honai-honai sembari membawa paket sembako untuk dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.
Program yang sama juga dilaksanakan Pos Koper di bawah komando Kapten Inf Suryo alias Laksamana dan Pos Mamba di bawah pimpinan Lettu Inf Bima. Malahan pasukan Pos Mamba enggak cuma membagikan sembako tapi juga kebutuhan sekolah seperti baju seragam sumbangan Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjutak kepada anak-anak sekolah di SD Inpres Yokatpa.
Program Air Bersih dan Solar Cell
Intan Jaya merupakan daerah yang amat asri dan sejuk. Tapi sayang sejak pertama daerah ini dihuni manusia, air bersih menjadi masalah utama. Tak ada fasilitas air bersih di pemukiman masyarakat. Selama ini masyarakat mendapatkan air bersih dengan cara mengambilnya di sungai atau sumber air yang letaknya berada sangat jauh dari pemukiman.
Tapi kini, masalah ini mulai teratasi sebab air bersih sudah tersedia di permukiman. Semua itu hasil perjuangan Pasukan Tengkorak melalui program pipanisasi dan pompa hydram. Jadi prajurit TNI Angkatan Darat ini berhasil mengalirkan air ke permukiman dengan cara membangun jaringan pipa dari sumber air. Enggak tanggung-tanggung, panjang pipa yang dipasang mencapai berkilo-kilo meter.
Yang tak kalah hebatnya, air yang berhasil dialirkan ke permukiman bukan didapatkan dari sumber air dari daerah yang lebih tinggi. Malah sebaliknya, dari sumber-sumber air yang berada dataran rendah. Air berhasil dialirkan ke dataran yang lebih tinggi dengan menggunakan teknologi pompa hydram.
Nah yang memimpin tim air bersih ini adalah Kapten Inf Suryo dan Letnan Satu Inf Jeffry alias Nambi . Dalam dua pekan Pasukan Tengkorak dibantu masyarakat berhasil memasang 10 titik distribusi air bersih di sejumlah kampung.
"Terima kasih banyak. Kami tidak membalas apapun, tetapi Tuhan sendiri memberkati Bapak. Terima kasih Komandan Holomama sudah bangun air bersih di sini, di Kampung dan Gereja Holomama. Terima kasih banyak," ucap Pendeta Paulus Maesini, Pendeta Gereja Holomama.
Selain air bersih, Pasukan Tengkorak juga membangun fasilitas penerangan umum. Lebih dari 100 Solar Cell alias lampu bertenaga surya yang dihadiahkan Letjen TNI Maruli telah terpasang. Solar Cell ini sangat membantu aktivitas masyarakat yang selama ini hidup dalam kegelapan tanpa penerangan.
Program Pendidikan
Bangunan sekolah merupakan fasilitas pendidikan yang sangat langka di Intan Jaya. Karena itulah Pasukan Tengkorak akhirnya menyulap beberapa area di Pos TNI untuk dijadikan fasilitas pendidikan.
Di Pos-pos, khususnya Mamba, J2 dan Holomama, para Ksatria membuka kelas mengajar anak-anak. Hampir setiap hari kegiatan ini dilaksanakan, tergantung kedatangan dan kehadiran anak-anak. Layaknya guru di sekolah-sekolah, Praka Dion dari Pos Holomama dan Serda Nasir dari Pos J2 serta Bapa Pater di Pos Mamba begitu telaten mengajari sekaligus bercengkerama dengan anak-anak. Setelah proses belajar mengajar, anak-anak kemudian disuguhkan makan.
"Di sini, para Ksatria Tengkorak Kostrad juga memanfaatkan kesempatan untuk membagikan seragam sekolah dukungan Panglima Kostrad, dengan harapan, anak-anak semakin rajin belajar dan bersekolah. Taman bermain di ketiga Pos ini pun akhirnya tak pernah sepi, karena anak-anak selalu hadir. Di sisi lain, tenaga kesehatan juga selalu sedia setiap saat, guna memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," tulis Letkol Inf Ardi.
Selain pendidikan, Pasukan Tengkorak juga menggiatkan program sosial keagamaan. Jadi setiap Minggu, Kapten Inf Poltak Siahaan, Sang Gembala memimpin para Ksatria Protestan dan Katholik melaksanakan ibadah di Gereja Bazemba. Selain itu, Pasukan Tengkorak juga telah menyiapkan bantuan kursi untuk beribadah yang dipesan langsung dari Timika.
"Hormat. Terima kasih banyak Bapak. Raja Aibon sungguh baik sekali. Kami tahu dan terima kepada Bapak KASAD dan Panglima Kostrad di Jakarta. Tapi, ini semua karena Raja Aibon, karena 305. Kalau bukan Raja Aibon ada di sini, ini bagaimana Komandan di Jakarta bisa bantu. Hormat," ucap Gembala Yakobus Sondegau.
Program paling andalan Satgas Yonif PR 305/Tengkorak selama di Intan Jaya adalah Borong Hasil Bumi. Program ini dilaksanakan di Pos Koper. Yang terbaru digelar pada Jumat akhir Maret 2023 untuk menutup bulan Kostrad.
Seperti biasanya, tanpa tawar menawar, para Kesatria Tengkorak memborong semua bawaan Mama-mama. Mayor Inf Anjas sang Perdana Menteri memimpin pelaksanaan Borong Hasil Bumi. Tak terasa, 20 juta rupiah ludes dalam sekejap. Hasil borongan kemudian dibagi untuk pos-pos, agar dapat dinikmati seluruh Kesatria Tengkorak.
Program ini sengaja dilangsungkan di Pos Koper oleh Raja Aibon, tujuannya enggak cuma buat borong sayuran dari mama tapi juga memamerkan kebun-kebun garapan Pasukan Tengkorak yang ada di sekitar Pos Koper.
Jadi sebelumnya lahan di sekitar Pos Koper hanya semak belukar dan lahan tidur. Tapi oleh Praka Dunyari, Praka Sayiti dan Praka Sandi lahan itu digarap jadi lahan produktif. Ditanami sayuran seperti kol, sawi, tomat dan daun bawang dengan pola tanam menggunakan polybag.
Raja Aibon ingin mengedukasi masyarakat, bagaimana memanfaatkan media yang ada untuk dijadikan pupuk alami, sehingga tanaman bisa subur dan hasilnya lebih baik. Melihat cara berkebun para Kwsatria Tengkorak Kostrad yang tidak biasa mereka lakukan, membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Mereka yang sebagian besar Mama-mama hanya bisa berdecak kagum. Mungkin dalam hati mereka berkata, 'ini Tentara luar biasa, baik, suka membantu, juga pandai berkebun'.
"Tujuan dari Program Borong Hasil Bumi ini adalah, agar uang hasil jualan dari masyarakat dapat mereka bawa ke pasar untuk belanja keperluan sehari-hari. Untuk ke depannya, kami akan selalu melaksanakan hal yang serupa, untuk membantu masyarakat Intan Jaya agar lebih sejahtera, lebih makmur dan juga hidup layak," ucap Lettu Inf Bima di sela-sela kegiatan Borong Hasil Bumi.
Karena hal di atas itulah akhirnya masyarakat Intan Jaya begitu cinta pada prajurit TNI. Di beberapa kesempatan mereka angkat senjata untuk melawan KST OPM yang berniat mengganggu Pasukan Tengkorak.
Bahagialah selalu masyarakat Intan Jaya. Bahagialah masyarakat Papua. Para Ksatria Tengkorak Kostrad akan selalu hadir untuk membantu segala kesulitan masyarakat, apapun dan kapanpun itu.