KSAL Muhammad Ali: Kapal Pemburu Ranjau Buatan Jerman Pesanan TNI AL Akan Datang Bulan Mei 2023
- Dispenal
VIVA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut dalam waktu dekat ini akan kedatangan alutsista baru, yaitu kapal pemburu ranjau jenis Mine Counter-Measure Vessel (MCMV) buatan perusahaan industri pertahanan ternama, Abekinf Rasmussen, Bremen, Jerman.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan, kapal pemburu ranjau yang telah dipesan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) untuk memperkuat jajaran alutsista TNI AL itu rencananya akan diberangkatkan dari Jerman pada bulan Mei 2023 mendatang.
"Kalau kapal pemburu ranjau mungkin bulan Mei akan diluncurkan dari Jerman," kata KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali usai menghadiri acara Bakti Sosial Alumni Akabri tahun 1989 di Desa Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu, 18 Maret 2023.
Dia menambahkan, kapal pemburu ranjau yang sudah dipesan sejak beberapa tahun lalu oleh Kemhan RI itu akan tiba di Indonesia secara bertahap.Â
"Ada dua (yang dipesan), tapi satu dulu mungkin ya yang akan datang. Nanti satu menyusul, tapi selisihnya hanya beberapa bulan," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, pada bulan Oktober 2022 lalu, Laksamana TNI Yudo Margono ketika masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) telah memberikan nama atau Ship Naming kepada dua unit Kapal MCMV-60 yang dibuat di Jerman tersebut.Â
Kedua kapal pemburu ranjau itu diberi nama Pulau Fani dan Pulau Fanildo. Kedatangan Yudo bersama rombongan ketika itu sekaligus Ship Launching 1 kapal yaitu Pulau Fani di Galangan Abeking & Rasmussen, Lemwerder, Jerman.
Untuk diketahui, kedua kapal jenis MCMV buatan A&R Jerman ini memiliki teknologi peperangan ranjau modern yang lebih canggih dibandingkan kapal buru ranjau yang telah dioperasionalkan TNI Angkatan Laut sekarang.Â
Kedua kapal perang ini memiliki beberapa keistimewaaan. Diantaranya berbahan baja non-magnetik yang sementara ini hanya ada di galangan luar Indonesia, memiliki degausing system untuk mengurangi kemagnetan kapal, dan dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Selain itu, kapal penyapu ranjau ini memiliki dimensi yang lebih besar dengan panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter, serta dilengkapi peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air.
Tidak hanya itu, kapal perang ini juga dapat difungsikan sebagai kapal survey bawah laut sehingga dilengkapi juga dengan ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk identifikasi dan netralisasi ranjau, AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, serta akan dilengkapi dengan USV (Unmanned Surface Vessel) yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.Â
Laksamana TNI Yudo Margono sebelumnya juga menegaskan, bahwa pengadaan kedua kapal tersebut sangat penting untuk TNI AL. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki laut yang sangat luas, dimana 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari lautan yang masih banyak terdapat ranjau laut peninggalan perang dunia ke-2, di samping itu juga karena dinamisnya perkembangan tekhnologi persenjataan ranjau saat ini.
"TNI AL perlu kapal MCMV untuk menjaga perairan Indonesia aman, bebas dari gangguan dan ancaman senjata bawah air terutama ranjau, serta untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau," kata Laksamana TNI Yudo Margono.Â