Kisah Militan Letnan Jenderal TNI Maruli Masuk Jurang Terjal di Hutan Kampung Gembong OPM Papua
- Yonif PR 305/Tengkorak
VIVA – Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak beberapa hari lalu terbang ke Papua untuk menemui prajurit-prajurit TNI yang sedang bertugas di garis depan zona hitam rawan gangguan keamanan kelompok separatis teroris bersenjata TPNPB-OPM.
Satuan tugas yang pertama kali sengaja dijumpai Letjen TNI Maruli ialah Satgas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad di Kabupaten Intan Jaya di pegunungan Papua Tengah.
Tak cuma menemui Pasukan Tengkorak, banyak hal yang dilakukan alumni Akademi Militer 1992 itu di Intan Jaya. Mulai dari melihat hasil perjuangan prajuritnya dalam mengatasi penderitaan masyarakat akan ketiadaan air bersih melalui program TNI AD Manunggal Air.
Lalu ikut memanen lele yang dibudidayakan di Pos Komando Distrik Persiapan (Pos Koper) Intan Jaya. Hingga bercengkrama dengan masyarakat untuk mendengar keluh kesah yang selama ini dialami masyarakat, terutama setelah wilayah ini sempat mati suri karena teror gangguan keamanan dari OPM.
Namun ada kisah yang menarik perhatian VIVA Militer di balik aktivitas Pangkostrad menemui Pasukan Tengkorak di Kabupaten Intan Jaya.
Jadi setelah menginjakkan kaki di Intan Jaya dari Jakarta melalui Bandara Udara Bilogai. Letjen TNI Maruli dan rombongan didampingi Komandan Satgas Organik Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah, tanpa direncanakan sebelumnya ternyata Pangkostrad memutuskan untuk melihat langsung lokasi sumber air yang dijadikan Pasukan Tengkorak sebagai pusat utama air untuk disalurkan dengan pipa ke pemukiman masyarakat.
Lokasi sumber air ini bukan tempat yang mudah untuk ditempuh, apalagi sumber itu terletak di hutan lebat di dekat Kampung Mamba Bawah yang selama ini dikenal sebagai kampung dari salah satu gembong OPM.
Sumber airnya terletak di dalam aliran sungai yang berada di bawah jurang dengan tebing yang terjal. Tebing jurangnya saja bukan main tingginya.
"Sekitar 30 meter sampai 40 meter," kata Letkol Ardi alias Raja Aibon Kogila dalam komunikasi dengan VIVA Militer, 8 Maret 2023.
Tapi, apa yang terjadi. Ternyata tebing jurang di pedalaman hutan Papua itu tak menyurutkan nyali Letjen TNI Maruli untuk bisa melihat langsung sumber air dan pompa hydram yang dibuat dan dipasang Pasukan Tengkorak.
Tanpa memakai alat bantu apapun, bahkan cuma pakai sepatu casual, Letjen TNI Maruli langsung berjalan cepat menuruni tebing tanah yang licin.
Prajurit TNI yang berada di sekitar tebing berusaha menyodorkan tangan bagi Letjen TNI Maruli untuk pegangan agar tak terpeleset. Namun, dengan senyuma ramah, Letjen TNI Maruli menolak tawaran bantuan itu.
"Sudah-sudah, enggak apa-apa. Kalau jatoh-jatoh dikit enggak apa-apa, biar seru," kata Letjen TNI Maruli sambil terus berjalan menuruni tebing.
Walau sempat terpeleset, dengan semangat dan militansi yang tinggi, Letjen TNI Maruli berdiri lagi dan terus melanjutkan perjalanannya hingga sampai ke bak penampungan air yang menjadi sumber utama pengairan ke pemukiman warga Mamba dipandu Raja Aibon Kogila.
Di sumber air itu, Letjen TNI Maruli berdiskusi dengan Raja Aibon Kogila dan Komandan Korem 173/ Praja Vira Braja, Brigjen TNI Sri Widodo.
Ia takjub melihat hasil kerja Pasukan Tengkorak yang menarik air dalam jurang dan dialirkan ke pemukiman warga yang berada di ketinggian.
Lalu, jenderal berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu mengambil air bersih nan bening itu dengan tangannya dari bak tampung air dan dicicipi untuk membasuh muka.
Selama Letjen TNI Maruli berada di dalam jurang itu, sudah pasti prajurit TNI yang ada di sana deg-degan. Sebab, setiap saat bisa saja teroris OPM datang mengganggu. Meskipun selama kedatangan Pangkostrad, Intan Jaya sudah disterilkan oleh aparat keamanan TNI Polri.
Perlu diketahui, bukan sebuah pekerjaan mudah bagi Pasukan Tengkorak untuk bisa mengatasi penderitaan masyarakat Intan Jaya akan ketersediaan air bersih.
Puluhan tahun bahkan mungkin ratusan tahun masyarakat di Kampung Mamba Bawah dan Sambili harus berjuang turun naik ke jurang untuk mengambil air bersih.
Baca: Prajurit TNI Sergap Penyusup Bersenjata di Objek Vital Lanud Iswahjudi