Hadiri Forum Kemendagri, Waasintel Kasad Ingatkan Bahaya Proxy War yang Potensi Pecah Belah Bangsa
- Dispenad
VIVA – Wakil Asisten Intelijen Kepala Staf Angkatan Darat Bidang Manajemen Intelijen (Waas Intel Kasad Bid. Jemen Intel) Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva menyampaikan, aparat pemerintahan harus mampu membangun sinergitas bersama TNI dan Polri untuk menghentikan segala bentuk kegiatan intelijen lawan yang masuk ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu disampaikan Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva saat menjadi narasumber dalam Dialog Interaktif Kemendagri yang mengusung tema “Peningkatan Naluri Intelijen Dalam Rangka Mewujudkan Kewaspadaan Dini dan Deteksi Dini” yang diikuti oleh para Camat dari daerah perbatasan, Pos Lintas Batas Negara/PLBN, Kesbangpol, Kasatpol, Pegawai Pusat Kemendagri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan/BNPP di Ballroom Sutan Raja Hotel and Convention Centre Soreang, Kab.Bandung, Jawa Barat, Senin, 27 Februari 2023.
Waasintel Kasad menegaskan, saat ini beragam kegiatan intelijen lawan yang masuk ke Indonesia melalui berbagai cara diantaranya paling mudah ialah melalui media sosial maupun dengan Proxy War atau dikenal dengan suatu perang ketika lawan menggunakan kekuatan pihak ketiga sebagai pengganti menciptakan perkelahian satu sama lain secara langsung.
Bahkan, lanjut Waasintel Kasad, dalam teori proxy war, intelijen lawan bisa saja melakukan “by design” untuk merekrut dan membentuk agen-agen intelijen dalam negeri agar dapat menghancurkan suatu negara dari dalam yang telah dijadikan target operasi intelijen melalui politik luar negerinya dan Military Campaign/kampanye militer.
"Oleh karena itu, integrasi harus dipedomani sebagai kata kunci dalam keberhasilan (mengantisipasi) kegiatan ini," kata Waasintel Kasad Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva dalam keterangan resmi yang diterima VIVA Militer.
"Seluruh komponen bangsa harus saling bahu membahu dan bersatu padu dalam mewujudkannya. Hakikatnya akan diarahkan untuk mewujudkan naluri intelijen yang tangguh sehingga mampu mencegah, menghambat dan menghalau segala bentuk Intelligence Activity lawan di era globalisasi informasi dan teknologi saat ini yang berbasis digitalisasi dapat berdampak terhadap kehancuran suatu negara," tambahnya.
Jenderal bintang satu TNI Angkatan Darat itu juga mengisahkan, saat ini hampir seluruh negara mengantisipasi dampak dari lingkungan strategis global, sebut saja operasi militer khusus antara Rusia-Ukraina, berpengaruh terhadap krisis ekonomi global, krisis energi, dan lain sebagainya.
Brigjen TNI Anton pun menggambarkan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina saat ini telah berdampak pada lingkungan strategis global terkait kegiatan intelijen lawan yang terjadi dalam skala global, regional, nasional hingga lokal dan bagaimana upaya mencegahnya.
"Tinggal kita saling mengingatkan, tukar pikiran, silaturrahmi, dialog dan seminar sehingga dapat mencegah segala bentuk kegiatan intelijen lawan secara dini saat ini dan yang akan datang," katanya.
"Sedangkan dalam menangkal pengaruh luar negeri, dapat dicegah dengan mempertebal nilai-nilai Pancasila dan pedoman UUD 1945, membangun militansi saling bahu membahu membela negara melalui counter inteligence secara komprehensif," tambah Waasintel Kasad.