Kopral Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Berhasil Ciptakan Tempe Langka di Cuaca Dingin Pegunungan Papua

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.
Sumber :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

VIVA – Seorang prajurit TNI dari Satuan Tugas Organik, Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat, baru saja berhasil memproduksi tempe di tengah cuaca ekstrem Pegunungan Papua.

Momen Terakhir Tinggalkan Korem Pamungkas, Brigjen TNI Zainul Bahar Sujud di Gerbang Markas

Produksi tempe berhasil dilaksanakan oleh Kopral Radianto alias Radit 22. Ia merupakan tim DPR dari Yonif Para Raider 305/Tengkorak.

Menurut siaran resmi yang diterima VIVA Militer dari Komandan Satgas Organik Yonif PR 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah, dalam produksi perdana, Kopral Radit berhasil mengolah 70 kilogram kacang kedelai hingga menjadi tempe siap konsumsi.

Mabes TNI Akan Berangkatkan 240 Prajurit Jalankan Misi Perdamaian ke Afrika Tengah

Proses produksi tempe yang dilaksanakan Kopral Raditz dan Pasukan Tengkorak berawal dari uji coba produksi yang dilakukan Kopral Radit beberapa waktu lalu.

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak
Perkuat Sinergitas, Gubernur Lemhanas RI Temui KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali

Jadi ceritanya pada pertengahan Januari 2023, Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila sedang rapat dengan para perwira staf dan komandan pos di Pos Koper. Nah tiba-tiba saja tim DPR alias Dapur menyuguhkan cemilan berupa gorengan tempe. Dan ternyata tempe itu dapat bikin sendiri dari hasil uji coba.

Yang harus kita ketahui, tempe adalah barang langka di Intan Jaya. Jikapun ada di pasar harganya selangit, karena harus dibeli dulu ke Timika atau Nabire, naik pesawat dengan ongkos yang besar.

Usai menyantap tempe, muncul lah ide baru dari Raja Aibon. Ia kemudian memerintahkan untuk memproduksi tempe dengan jumlah lebih banyak lagi dan dijadikan salah satu program teritorial satuan selama bertugas di sana.

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

"Kalo gitu, gini saja. Ini sekalian kita jadikan program satuan. Semua bahannya nanti didukung oleh Pasilog (Kepala Seksi Logistik). Sekalian di samping itu buatin rumah produksi. Ini kan juga bagian dari Program Ketahanan Pangan. Sanggup berapa kilo bikinnya, tinggal ajukan sama Pasilog. Sampaikan ke Kalan, biar dari sekarang cari tempat beli bahannya. Kan cuma kedelai sama ragi. Jangan lupa plastiknya," kata Ardy si Raja Aibon.

Usai rapat, Raja Aibon langsung membahas soal kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk program baru itu dengan Kopral Radit. Mereka juga membahas teknik pembuatan tempe. Yang perlu dicatat, Intan Jaya merupakan daerah yang tak ramah bai tempe, sebab cuaca di sana ekstrem dan suhunya sangat dingin sehingga bisa menghambat proses tumbuhnya jamur pada kedelai saat proses fermentasi berlangsung.

Selain faktor cuaca, ternyata Kopral Radit bukan seorang yang ahli membuat tempe, waktu uji coba tempe yang lalu saja, ia dapat ilmunya dengan nonton di konten Youtube.

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Tapi walau begitu, bukan Pasukan Tengkorak namanya kalau enggak militan dan bersemangat tinggi. Kopral Radit nyatanya menyanggupi perintah Raja Aibon untuk memproduksi tempe berikut membuat rumah produksi tempe. Malah ia siap memproduksi hingga 100 kilogram kedelai dalam sekali produksi.

"50 sampai 100 kilogram sanggup Komandan. Kalau saya lihat di YouTube, perlu tiga hari dari awal sampai jadi tempe. Tapi karena di sini dingin, baru siap konsumsi setelah empat hari," kata Kopral Radit.

Singkat cerita, mulailah Kopral Radit dan tim menjalankan program baru itu. Dengan berbekal material seadanya, sebuah rumah produksi tempe yang dinamai Rumah Produksi Tempe Kopral Tengkorak Radit 22.

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Dibantu Prada Silvan dan kesatria tengkorak lainnya, mulailah Kopral Radit mengolah kacang kedelai untuk difermentasi agar menjadi tempe siap konsumsi di rumah produksi sederhana yang mereka buat.

Sesuai perintah Raja Aibon, Letda Inf Kevin alias Gajahmada, Pasiops Satgas yang juga merangkap sebagai Perwira Penerangan Satgas, mendokumentasikan proses produksi tempat. Selama empat hari berturut-turut, Gajahmada bolak balik dari Pos Mamba ke Pos Koper demi menyaksikan bagaimana Radit bersama adik-adiknya mengolah kedelai hingga menjadi tempe yang nikmat.

Beberapa hari kemudian, Lettu Inf Abdul Basyir alias Bos Koper melapor ke Raja Aibon bahwa tim Kopral Radit telah berhasil membuat tempe. Berbekal 70 kilogram kedelai, terproduksi 272 bungkus tempe. Yang terdiri dari 60 tempe besar ukuran plastik 1 kilogram dan 212 paket tempe kecil ukuran plastik setengah kilogram.

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Raja Aibon pun memerintahkan untuk membagikan tempe hasil produksi Kopral Radit ke semua Pos YPR 305/Tengkorak di Intan Jaya.

"Bagi adil ya. Biar semua merasakan. Setiap Minggu minimal sekali pembagian Tempe ke Pos-Pos. Anggap aja sebagai pengobat rindu. Terserah Pos mau diapain, bikin sayur kek, gorengan kek, terserah mereka," perintah Raja Aibon Kogila.

Mayor Cpl Yohanes Vito si Mbah Hydram, perwira yang sengaja diutus Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak ke Intan Jaya dibuat geleng-geleng kepala dengan keberhasilan Pasukan Tengkorak memproduksi tempe itu.

VIVA Militer: Rumah Produksi Tempat Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

"Luar biasa. Tengkorak benar-benar kreatif. Bangga, semangat saya ketemu pasukan seperti ini. Tidak mau menyerah sama keadaan. Raja Aibon Kogila memang gila," ucap Mayor Vito.

Keberhasilan pembuatan tempe itu bukan cuma untuk memenuhi kebutuhan Pasukan Tengkorak saja. Sebab rencananya, ke depan Raja Aibon Kogila ingin Pasukan Tengkorak memproduksi tempe dalam jumlah yang lebih banyak agar nantinya dibagikan masyarakat Intan Jaya.

Dan yang terpenting, Raja Aibon berharap masyarakat nantinya bisa memproduksi sendiri tempe, agar bisa mendorong perekonomian masyarakat Intan Jaya, usai lumpuh akibat gangguan keamanan Kelompok Separatis Teroris (KST) OPM.

"Ingat, Bapak KASAD selalu menyampaikan bahwa di manapun berada, setiap Prajurit TNI AD harus berdampak dan membantu kesulitan masyarakat. Keberadaan kita di Intan Jaya ini jangan kita sia-siakan. Jangan jadi manusia lemah yang hanya bisa membaca sejarah. Namun, teruslah berkarya untuk membuat sejarah. Tentunya catatan sejarah yang baik, bukan sebaliknya. Insya Allah, jika kita tulus berbuat, Allah Subhanahu waa Ta'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, akan meridhoi setiap langkah dan tindakan kita. Aamiin", pesan Raja Aibon Kogila kepada seluruh Kesatria Tengkorak Kostrad," kata Raja Aibon Kogila.

Baca: Lambaian Tangan Pasukan Langit 501 Lepas Kepergian Kolonel Bagus dari Markas Trisula Kostrad TNI

VIVA Militer: 7 Prajurit Wanita akan menjadi Duta Perdamaian Dunia di Afrika

Jalankan Misi Perdamaian Dunia, 7 Prajurit Wanita TNI Siap Operasikan Alat Berat hingga Angkat Cangkul di Afrika Tengah

Mereka adalah Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXVII-K Minusca Tahun 2024

img_title
VIVA.co.id
15 November 2024