TNI AU Kerahkan Helikopter Super Puma untuk Evakuasi Rombongan Kapolda Jambi dari Hutan Bukit Tamiai
- Dispenau
VIVA – TNI Angkatan Udara hari ini mengerahkan satu unit Helikopter NAS-332 Super Puma untuk membantu proses pencarian dan pertolongan (SAR) Helikopter Polda Jambi yang dilaporkan mendarat darurat di Bukit Tamiai, Jambi, kemarin.
Helikopter NAS-332 Super Puma milik Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja Bogor itu dikabarkan telah take off Senin pagi, 20 Februari 2023, sekitar pukul 08.45 WIB dari Lanud Roesmin Nurjadin (Rsn), Pekanbaru.
Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh VIVA Militer dari Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), Helikopter Super Puma TNI AU itu diawaki oleh Mayor Pnb M. Ravi Rakasiwi (IP), Kapten Pnb Surya Mega (Penerbang I), dan Letda Wisnu Dwi (Penerbang II).Â
Tidak hanya itu, dalam Heli H-3211 tersebut, TNI Angkatan Udara juga telah menerjunkan satu tim Search and Rescue (SAR) Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang berasal dari Batalyon Komando 462 Pasgat dengan jumlah 7 personel dibawah pimpinan Danyon 462 Pasgat Letkol Pas Junaidi.
Untuk diketahui, Helikopter Super Puma yang dikerahkan TNI Angkatan Udara itu dilengkapi dengan peralatan hoist yang memungkinkan pertolongan korban dengan teknik hovering (tanpa mendarat).
Untuk diketahui pula,helikopter terbang dari Lanud Roeamin Nurjadin Pekanbaru menuju Jambi dan selanjutnya ke titik koordinat lokasi pendaratan darurat di Bukit Tamia Jambi. Tim SAR Kopasgat TNI AU ini, akan membantu melaksanakan evakuasi delapan penumpang dan tiga kru helikopter.
Seperti dilaporkan helikopter Polda Jambi jenis Bell 412 SP dengan nomor Registrasi P-3001tersebut, berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi dengan tujuan Bandara Depati Parbo membawa Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono beserta sejumlah pejabat Polda Jambi serta tiga orang kru helikopter. Helikopter Polda Jambi itu dikabarkan mendarat darurat di daerah pegunungan sekitar Hutan Bukit Tamiai.
Sejauh ini diinformasikan Kapolda Jambi Irjen Pol. Rusdi Hartono beserta rombongan mengalami luka-luka dan masih bertahan di tengah hutan Bukit Tamiai.