Jenderal Pengungkap Tunjangan Prajurit ke Panglima TNI, Ternyata Pasukan Khusus Mematikan Marinir
- Lantamal X Jayapura
VIVA – Ada hal menarik terungkap saat Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono membuka sesi tanya jawab bersama prajurit TNI lapangan Paving Blok Komando Daerah Militer XVII Cenderawasih.
Jadi dalam acara itu, salah seorang perwira tinggi TNI Angkatan Laut mendadak buka suara menyampaikan soal tunjangan prajurit TNI yang bertugas di Provinsi Papua.
Menurut beliau, jumlah tunjangan yang didapatkan prajurit TNI sudah tidak relevan lagi dengan kondisi perekonomian saat ini. Karena sudah 21 tahun lamanya tidak pernah ada kenaikan tunjangan. Yaitu sejak pertama kali Megawati menetapkan Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2002.
Mungkin pembaca setia VIVA Militer dengan sosok pati TNI Angkatan Laut yang berani memperjuangankan nasib prajurit TNI di tanah Papua.
Perwira Tinggi TNI itu adalah Brigadir Jenderal TNI Marinir Feryanto P Marpaung. Ia saat ini menjabat sebagai Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) X Jayapura.
Brigjen TNIÂ Feryanto P Marpaung merupakan alumni Akademi Angkatan Laut (1993), ia memulai karier militer bersama Korps Marinir. Bahkan yang tak disangka-sangka, ternyata Brigjen TNI Feryanto P Marpaung dibesarkan di satuan pasukan khusus paling mematikan milik Marinir, yaitu Intai Amfibi (Taifib).
Gak cuma itu, pada 14 Agustus 2009 setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah Staf dan Komando United States Marine Corp (USMC), ia mencetak sejarah dengan menjadi orang ke-15 yang dipercaya untuk memegang tongkat komando Komandan Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) 2, Pasmar 2 Marinir.
Saat itu ia dipromosikan untuk menggantikan Letkol Mar Nur Aziz yang naik jabatan menjadi Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Wadan Lantamal) XIII Tarakan.
Gak lama di Taifib, ia pindah ke Pasmar 1, ketika menjabat sebagai Paban Lid Sintel Pasmar 1. Lanjut lagi pada 2015, ia dipercaya untuk menggantikan Letkol Marinir Supriyono sebagai Asisten Intelijen Komandan Pasmar 1.
Dua tahun berselang, ia di tarik ke Jakarta untuk menjadi dosen di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal). Lalu pindah ke Kodilatal sebagai Paban IV/Renlat Ditdiklat Kodiklatal.
Dari situlah ia kemudian dipromisikan naik jabatan sebagai Komandan Lantamal X Jayapura menggantikan Laksamana TNI Yeheskiel Katiandagho, dan sekaligus moment bersejarah ia pecah bintang dari Kolonel menjadi Brigadir Jenderal TNI Marinir.