Perang Revolusi Total OPM Gak Ngaruh, Pasukan Tengkorak Kostrad Makin Kencang Gebrak Intan Jaya
- Yonif PR 305/Tengkorak
VIVA – Kelompok Separatis Teroris (KST) TPNPB-OPM rupanya masih belum sadar diri akan kesengsaraan dan penderitaan rakyat Papua yang ditimbulkan oleh gangguan-gangguan keamanan yang gencar mereka lakukan dalam gerakan yang mereka juluki perang revolusi total.
Mereka tak tahu menahu banyak anak-anak yang setiap hari kelaparan gara-gara para Mama-mama tak bisa berbelanja ke pasar untuk menjajakan hasil bumi demi mendapatkan uang untuk membeli kebutuhan pokok.
Rupanya gerakan Perang Revoluasi Total yang dilancarkan Kelompok Separatis Teroris (KST) TPNPB-OPM sama sekali tak mempengaruhi jiwa-jiwa kemanusian prajurit TNI untuk dapat membantu masyarakat Papua lepas dari penderitaan dan kesengsaraan hidup yang berkepanjangan.
Salah satu buktinya terlihat jelas Kabupaten Intan Jaya, salah satu wilayah di Papua Tengah yang selama ini menjadi salah satu basis KST OPM.
Prajurit TNI Angkatan Darat yang dikerahkan ke Intan Jaya dalam Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, sama sekali tak terpengaruh dengan Perang Revolusi Total ala OPM.
Walau selalu diganggu dengan letusan senjata api dari hutan. Pasukan Tengkorak makin kencang saja membangun kembali kehidupan masyarakat Intan Jaya yang sempat mati suri melalui berbagai program unggulan teritorial sesuai perintah Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Dr. Dudung Abdurachman
Seperti halnya yang dilakukan Pasukan Tengkorak pada Selasa pagi, 10 Januari 2023, dengan penuh semangat dan niat tulus, para kesatria dari Karawang, Jawa Barat, kembali menggelar program Borong Hasil Bumi.
Untuk menggelar program ini, Pasukan Tengkorak tak asal jalan saja, mereka ternyata melihat terlebih dahulu situasi dan kondisi masyarakat. Program ini digelar pagi tadi karena memang dari analisa Komandan Satgas Yonif PR 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila, saat ini masyarakat sedang membutuhkan uang untuk membeli kebutuhan pokok.
"Seperti yang kita lihat dalam dua Minggu terakhir ini, hanya sedikit Mama-mama yang datang dari kampungnya ke Kota Sugapa untuk menjual hasil kebunnya. Mereka semua sibuk dalam rangkaian perayaan Natal. Sudah pasti saat ini uang, minyak, beras dan kebutuhan sehari-hari mereka sudah menipis, atau bahkan sudah habis. Jadi, enggak usah banyak tawar dan enggak usah pilih-pilih. Beli saja semua. Saya siapkan 15 juta untuk hari ini. Itu sejam saja saya rasa sudah habis uangnya," kata Raja Aibon Kogila dalam keterangan yang diterima VIVA Militer.
Lokasi program Borong Hasil Bumi juga direncanakan dengan matang, Raja Aibon Kogila memutuskan untuk menyelenggarakan program Borong Hasil Bumi di Pos Komando Distrik Militer Persiapan (Pos Koper). Pertimbangannya, karena posisi Pos Koper persis di pinggir jalan utama.
"Mama-mama yang datang dari Hitadipa, Titigi, Bamonggo, Eknemba, Dugusiga serta dari Mamba dan Sambili, akan melewati depan Pos Koper ketika hendak ke pasar," kata alumni Akademi Militer (Akmil) 2004 ARUPADATU itu.
Benar saja, saat matahari sudah mulai menerangi Intan Jaya, Mama-mama dan anak-anak secara berkelompok berjalan menanjak dari kampungnya menuju Kota Sugapa. Dan Betapa gembiranya mereka ketika dipersilakan masuk melalui gerbang Pos Koper dan diberitahu bahwa barang bawaannya akan dibeli semua. Betapa tidak, tak sedikit dari mereka yang terlihat ngos-ngosan, karena selain harus berjalan menanjak, barang bawaannya juga sangat banyak.
"Amakanie, amakanie. Terima kasih," berulang kali kata-kata tersebut terucap dari mulut Mama-mama setelah seluruh bawaannya habis terjual.
Mayor Anjas, Kapten Anwar, Kapten Poltak, Kapten Suryo, Lettu Basyir dan Lettu Bima tak mau ketinggalan berbelanja, sekaligus sesekali mengajak Mama-mama bersenda gurau.
Dan seperti biasanya, Bapa Pater didampingi beberapa Kesatria Tengkorak dari Pos Koper, tak lupa menjalankan ritual rutinnya, membagikan gula-gula dan cokelat yang memang sudah disiapkan. Tak ada sedikitpun raut wajah takut dari Mama-mama dan juga Anak-anak kepada para Kesatria Tengkorak.
Saking baik dan terasa dampak kehadirannya di tengah-tengah masyarakat, beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat mengatakan bahwa pasukan Kostrad pimpinan Raja Aibon Kogila adalah 'Tentara Utusan Tuhan'.
Satu jam lebih para Kesatria Tengkorak berbaur sambil bersenda gurau dengan masyarakat di halaman Pos Koper. Tak terasa, uang 15 juta ludes tak tersisa. Bahkan, Poltak si Panglima Mamba harus merogoh kocek sendiri di waktu akhir, karena harus membayar beberapa hasil bumi dari kelompok terakhir Mama-mama.
"Enggak apa-apa Komandan. Aman. Masih banyak duit kita. Yang penting mereka bahagia. Kasihan lihat mereka. Enggak tega saya," ucap Poltak Siahaan si Panglima Mamba kepada Raja Aibon Kogila.
"Iya Laek. Alhamdulillah, kelihatan banget mereka senang. Itu Mama yang tadi, bilang kalau dia enggak ada duit. Dia cuma bawa barang punya Mama Gembala untuk dijual. Kan dua kali tadi dia ke sini. Habis yang pertama, ngambil lagi. Kasihan ya. Senang banget tadi dikasih duit," ucap Raja Aibon Kogila.
Seperti biasanya, setelah bawaannya habis terjual dan mendapatkan uang, Mama-mama dan juga anak-anak melanjutkan perjalanannya menuju kota Sugapa. Di sana, mereka memanfaatkan uang yang mereka dapatkan untuk membeli kebutuhan dapur mereka, seperti beras, minyak goreng, kopi, gula dan lain-lain.
Sebelum adanya program Borong Hasil Bumi ini, kondisi perekonomian masyarakat Intan Jaya sangat menyedihkan, karena walau setiap hari datang jauh-jauh dari kampung, tapi sangat jarang sekali hasil bumi yang dijajakan para mama habis terjual.
Program Borong Hasil Bumi merupakan salah satu program unggulan bidang teritorial Satgas Yonif PR 305/ Tengkorak Kostrad selama menjalankan tugas di tanah Papua. Pertama kalinya program ini dilaksanakan pada tanggal 17 September 2022, tiga hari setelah seluruh Kesatria Tengkorak menginjakkan kakinya di Intan Jaya.
Sejak saat itu, minimal dua kali dalam sebulan Pasukan Tengkorak menggebrak perekonomian masyarakat Intan Jaya dengan program ini. Alhasil, masyarakat Intan Jaya yang tinggal di ujung-ujung kampung, mengetahui bahwa pasukan Kostrad dari Karawang yang hadir di Intan Jaya saat ini, benar-benar datang untuk mensejahterakan masyarakat.
Awalnya, tidak sedikit masyarakat yang enggan untuk diajak berkomunikasi oleh para Kesatria Tengkorak. Namun, dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan, membuat masyarakat bukan hanya mau diajak ngobrol.
Bahkan perlahan tapi pasti, gebrakan Pasukan Tengkorak telah menumbuhkan rasa cinta masyarakat pada mereka. Bahkan, masyarakat Intan Jaya kini rela angkat senjata menjaga keselamatan prajurit TNI dari gangguan KST OPM.
Bahkan yang terbaru, masyarakat Sani berani angkat senjata melawan gerombolan KST pimpinan Apeni Kobogou, saat berusaha merusak fasilitas bermain dan penerangan yang sengaja dibuat Pasukan Tengkorak untuk masyarakat.
Semoga para Kesatria Tengkorak yang bertugas di Intan Jaya, terus dapat melanjutkan program Borong Hasil Bumi ini. Para Kesatria Tengkorak hanyalah utusan, bagian kecil dari prajurit TNI Angkatan Darat yang hadir di Intan Jaya, untuk melayani dan melindungi masyarakat, serta semaksimal mungkin berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat Intan Jaya.
Baca:Markas Besar Militer Indonesia Bakal Dijaga Pasukan Khusus Gerak Cepat TNI dari Riau