Begini Nasib Letkol Ade Komandan Raider TNI, 9 Bulan Usai Ditembaki OPM di Depan Jenderal Andika
- Kodim 0711 Pemalang
VIVA – Masih ingatkah pembaca setia dengan seorang perwira menengah TNI Angkatan Darat bernama Letnan Kolonel Inf Ade Afri Verdaniex yang mendapatkan teror mengerikan dari kelompok separatis teroris OPM Papua di hadapan Jenderal TNI Andika Perkasa, beberapa bulan lalu?.
Di kesempatan ini Rabu 28 Desember 2022, VIVA Militer akan mengabarkan soal nasib baik dari perjalanan karier militer Letkol Inf Ade Afri Verdaniex saat ini.
Tahukah pembaca setia, alumni Akademi Militer (Akmil) 2002 saat ini sudah tidak lagi menjabat Komandan Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrastha lagi.
Tapi telah dipromosikan untuk menjadi seorang Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) di salah satu daerah yang masih masuk wilayah teritorial Kodam Diponegoro di Jawa Tengah.
Jadi, Letkol Inf Ade Afri telah menjabat sebagai Komandan Kodim 0711/Pemalang, Jawa Tengah. Ia dipercaya untuk menggantikan Letkol Inf Roihan Hidayatullah.
Bahkan hari ini Letkol Inf Ade sudah berada di markas Kodim Pemalang di Jalan Brigjen Katamso, untuk menjalankan amanah sebagai komandan baru.
Perlu diketahui, Letkol Inf Ade pada Maret 2022, Letkol Inf Ade menjadi sorotan publik karena mendapat teror berupa tembakan dari OPM Papua. Dan yang bikin hebohnya, OPM melepas tembakan tepat ketika Letkol Inf Ade sedang berada di hadapan Panglima TNI, Jenderal TNI Andika Perkasa untuk melaporkan soal peristiwa gugurnya prajurit TNI Yonif Rider 407/Suhbrastha di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua.
Seketika itu juga Letkol Inf Ade minta izin Jenderal TNI Andika untuk memastikan situasi sekaligus mengenakan helm pelindung terkait tembakan yang terdengar sampai ke Markas Besar TNI melalui video conference.
Letkol Inf Ade Afri ditugaskan ke Papua sebagai Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Penyangga Mobile RI-Papua Nugini, Yonif Raider 408/Suhbrastha.
Selama setahun bertugas di Papua, Yonif Raider 408/Suhbrastha harus kehilangan 3 prajuritnya karena gugur dalam baku tembak dengan OPM. Sedangkan satu prajurit meninggal dunia karena sakit.