Menjelma Jadi Sinterklas, Pasukan Tengkorak Kostrad TNI Bawa 10 Babi Gendut Bikin Warga Papua Senyum
- Yonif PR 305/Tengkorak
VIVA – Ternyata setelah berhasil membangun gereja terbengkalai di Intan Jaya. Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat, tak mengendorkan program-program teritorial.
Terbukti, setelah Gereja Bazemba berdiri dan diserahkan ke masyarakat. Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak menggulirkan program baru khusus Natal, yaitu program 'Sinterklas Berbagi Kado Natal'.
Menurut Komandan Satgas Yonif PR 305/Tengkorak, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila, Sinterklas Berbagi Kado Natal bukan program biasa, karena selain keluarga besar Pasukan Tengkorak, banyak pihak yang turut memiliki andil besar dalam terlaksananya program ini.
Seperti Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman; Panglima Kostrad, Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak; Komandan Satgas Elang, Brigjen TNI I Gusti Agung Winata; para perwira alumni Pendidikan Reguler Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat XLVII SEJATI; dan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Satgas Mandala.
Jadi dalam melaksanakan program ini sekaligus menjalankan amanah yang telah dipercayakan, Raja Aibon Kogila membelanjakan kado titipan dari KASAD dan Pangkostrad untuk membeli beberapa ekor babi. Babinya juga enggak main-main, tapi dibeli yang sehat, gemuk dengan ukuran jumbo. Lalu, ada lima karung beras dan 50 dus mie instan dari Dansatgas Elang.
Raja Aibon Kogila menjelaskan, babi itu sengaja dibeli untuk tradisi bakar batu, jadi setiap kali Natal, masyarakat Intan Jaya selalu menggelar tradisi ini. Sebab bakar batu merupakan tradisi yang telah mendarah daging dan turun temurun dijalankan oleh masyarakat Papua.
"Total ada 10 ekor babi besar-besar, 10 karung beras dan 70 kardus mie instan yang kami siapkan dalam program Sinterklas berbagi serta beberapa paket gula, kopi, rokok dan permen. Empat ekor babi dari KASAD, kami serahkan ke jemaat Gereja Bazemba, GKII Antiokia, Mamba dan Wandoga. Dua ekor babi, kado dari Panglima Kostrad, kami berikan kepada jemaat Gereja Sambili dan Tanah Putih. Titipan dari Alumni Dikreg Seskoad Angkatan XLVII SEJATI, kami serahkan kepada jemaat Gereja Holomama. Sedangkan tiga ekor babi dari keluarga besar Tengkorak, kami hadiahkan untuk jemaat Gereja Galunggama serta para Ksatria Tengkorak yang merayakan Natal di Intan Jaya," kata Raja Aibon dalam siaran resmi yang diterima VIVA Militer, Selasa 27 Desember 2022.
Nah, sesuai dengan nama programnya, Sinterklas Berbagi Kado Natal, Raja Aibon Kogila tidak menyerahkan kado seperti menyerahkan bantuan biasanya. Tapi secara khusus menyiapkan personel Pasukan Tengkorak untuk menjelma sebagai sinterklas yang akan datang ke gereja-gereja mirip dengan aksi sinterklas di film-film yang pernah tayang di layar kaca.
Jemaat Gereja Bazemba mendapat kesempatan pertama didatangi sinterklas. Untuk gereja yang baru dibangun ini, Kapten Inf Poltak Siahaan alias Gembala Poltak yang menjelma jadi sinterklas.
Di bawah guyuran air hujan, Gembala Poltak mendatangi masyarakat yang telah ramai menyiapkan acara bakar batu di halaman gereja. Lettu Inf Abdul Basyir, Lettu Chk Julet dan para Ksatria Tengkorak yang sedang menyelesaikan tahap akhir pembangunan gereja, sekaligus menghias gereja menjadi saksi, ketika Gembala Yakob Sondegau dan para tokoh masyarakat menjadi perwakilan dalam menerima kado dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Lalu keesokan harinya, giliran Pasukan Tengkorak di Posramil Holomama, yang beraksi jadi sinterklas. Enggak tanggung-tanggung ada 3 sinterklas sekaligus yang beraksi.
Dengan didampingi Wakil Dansatgas Yonif PR 305/Tengkorak, Mayor Inf Anjas, para perwira Staf, tiga Sinterklaas dipimpin Kapten Inf Anwar, si Bos Holomama menyerahkan kado yang sama. Babi dari Alumni Dikreg 57 SEJATI diserahkan untuk jemaat Gereja Holomama.
Sementara kado dari keluarga besar Tengkorak diberikan untuk jemaat Gereja Galunggama. Beras dan beberapa kardus mie instan, sebagai kado dari Kasatgas Elang, juga diterima Gembala Paulus Meiseni dari Holomama dan Bertus Sani dari Galunggama, disaksikan sejumlah warga yang ikut datang ke Posramil.
Tak sampai di situ. Setelah selesai menyerahkan kado di Pos Holomama, Anjas dan Poltak, didampingi Suryo dan beberapa Ksatria Tengkorak, berangkat menuju Kampung Sambili, Kampungnya Hengki Sani, salah satu pentolan OPM.
Di Gereja Sambili, rombongan Anjas si Perdana Menteri sudah ditunggu kehadirannya sama Yusuf Sani, salah satu tokoh masyarakat di Kampung Sambili, bersama sejumlah warga dan jemaat Gereja Sambili. Betapa senangnya masyarakat menerima kado Natal dari Pangkostrad, karena belum pernah dirasakan di tahun-tahun sebelumnya. Apalagi, kado berupa babi, hewan yang cukup mahal harganya di Intan Jaya, menjadi keharusan bagi masyarakat untuk dimasak dalam tradisi bakar batu.
Perlu diketahui, Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak melaksanakan program ini tidak serempak dalam satu hari yang sama. Sebab, dalam perayaan Natal di Intan Jaya, Jemaat Protestan melaksanakan tradisi bakar batu sebelum 25 Desember. Sementara, bagi Jemaat Katolik, acara bakar batu diselenggarakan setelah tanggal 25.
"Itulah kenapa, 10 ekor babi dan bahan makanan yang telah disiapkan oleh Raja Aibon, titipan dari para pimpinan TNI AD, diantar oleh para sinterklas di hari yang berbeda-beda, baik sebelum maupun sesudah tanggal 25 Desember," ujar Raja Aibon Kogila.
Lanjut, pada 23 Desember, dengan truk yang sudah dihias, diiringi alunan lagu-lagu Natal, giliran Raja Aibon Kogila dan sinterklas yang bergerak. Target kali ini ialah GKII Antiokia. Di gereja ini Raja Aibon untuk menyerahkan kado Natal dari KASAD dan para Ksatria Kostrad. Pendeta Timotius Miagonis, menyambut Raja Aibon di gapura GKII dengan sangat senang. Kado dari KASAD dan Kasatgas Elang diterima dengan penuh suka cita oleh Jemaat Gereja.
“Hormat. Terima kasih. Luar biasa, terima kasih Komandan. Tuhan memberkati. Semoga Bapak bersama anggota selalu diberkati terus. Amakanie,” ucap Pendeta Timotius Miagonis, yang juga merupakan Ketua Kelasis se-Kabupaten Intan Jaya.
Kemudian, pada 27 Desember 2022, di pagi hari, sinterklas Tengkorak menyiapkan diri untuk membawa kado Natal untuk jemaat Gereja Katolik di Wandoga, Mamba dan Tanah Putih. Bersama dengan para prajurit Kopassus, Ksatria Kostrad dari Karawang ini membuat masyarakat tak kuasa menitikkan air mata.
Apalagi, sehari sebelumnya, Lettu Czi Lase, prajurit Komando seangkatan Raja Aibon Kogila, telah menyampaikan kepada para tokoh agama dan masyarakat di tiga Gereja tersebut tentang rencana kedatangan pasukan Kostrad dan Kopassus untuk berbagi berkat Natal. Berkat sebagai kado istimewa dari KASAD, Pangkostrad, Kasatgas Elang, keluarga besar Tengkorak Kostrad serta prajurit Kopassus yang tergabung dalam Satgas Mandala.
Bersama Bapak Bernadus Kobogau, putra suku Moni yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Intan Jaya, sekaligus Plt Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Setda Provinsi Papua Tengah, Raja Aibon Kogila dan rombongan berangkat dari Posramil Mamba menuju Kampung Wandoga. Letda Lase bersama pasukan Kostrad dan Kopassus sudah di halaman Gereja Wandoga, bersama masyarakat menyambut Raja Aibon Kogila, Bernadus Kobogau dan rombongan. Gembala Yakob Sondegau dari Bazemba turut serta, menyaksikan kebahagiaan jemaat Gereja Wandoga menerima kado Natal dari KASAD dan para prajurit TNI Angkatan Darat.
"Saya, mewakili pimpinan kami di TNI, Bapak Jenderal Dudung, kemudian di Kostrad, Bapak Jenderal Maruli, mengucapkan selamat Natal dan tahun baru. Kami datang ke sini, selama tiga bulan, kami banyak bercerita dengan teman-teman semua. Apa yang ada di depan, yang bisa kami berikan kepada Bapak-bapak, Mama-mama semuanya, ini bukan dari kami, tapi dari Tuhan. Semua ini dari Tuhan. Kita semua manusia hanya jalan saja, Tuhan semua yang kasih. Tuhan memberikan kami hati, berjalan sampai ke Intan Jaya ini untuk ketemu bapak-bapak semua, mama-mama semua, anak-anak semua, itu sudah Tuhan yang punya rencana. Hidup kita, mati kita itu dari Tuhan semua, rejeki dari Tuhan. Sekali lagi, terima kasih telah menerima kami di sini. Tidak mungkin kami bisa hadir di sini kalau bapak-bapal semua tidak terima kami di sini. Semua karena kita semua bersaudara. Kemudian, saya punya kakak satu (Bernadus Kobogau), beliau orang Moni juga. Titip sampaikan nanti ke pejabat yang ada di atas, kita bangun Intan Jaya ini lebih bagus, agar masyarakat bisa disini lebih tenang. Terima kasih sudah menjadikan kami sebagai saudara. Syalom, Amakanie," kata Raja Aibon Kogila di hadapan masyarakat Wandoga.
Terharu masyarakat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Raja Aibon Kogila. Tak terkecuali Bernadus Kobogau, karena selain merupakan warga asli suku Moni, juga merupakan pejabat penting di pemerintahan Kabupaten Intan Jaya. Mulai dari tokoh Gereja, Bernadus Kobogau sebagai perwakilan pemerintah, hingga salah seorang Mama yang mewakili suara hati masyarakat, turut berbicara di hadapan Raja Aibon Kogila.
"Saya kemarin mendapat laporan dari beliau-beliau, setelah mereka tiba (Satgas Yonif PR 305) banyak yang mereka membantu di gereja, kemudian pelayanan. Kemarin saya tanggal 22, saya ketemu distribusi babi dari sini ke Galunggama, kemudian ke Holomama, juga Mamba. Sebenarnya saya merasa malu karena saya, dengan kapasitas saya sebagai perwakilan pemerintah, sesungguhnya itu yang harus dilakukan adalah pemerintah. Tetapi semua fungsi ini diambil oleh teman-teman TNI dan Polri, lebih khusus lagi dari 305. Jadi kami minta maaf sebanyak-banyaknya di hadapan masyarakat. Saya juga sudah memberikan permohonan maaf sama dua Gereja di bawah kemarin, Holomama dan Galunggama. Sesungguhnya di akhir-akhir ini, apalagi di bulan Desember, sebenarnya kita punya pemerintah sebagai fungsi pelayan itu harus dilakukan. Memberikan sesuatu yang terbaik bagi rakyat, tetapi hal itu gagal semua, hal itu disebabkan oleh banyak faktor. Jadi, sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada TNI di sini, karena fungsi ganda yang dilakukan TNI," ucap Bernadus Kobogau.
"Selama kami di sini, sampai dengan saat ini, memang walaupun ada pejabat Intan Jaya, tapi tidak pernah tetap di tempat dan tidak pernah perhatikan. Tetapi, dari sejak dulu di sini sampai sekarang, kami dibantu oleh bapak-bapak TNI. Sampai sekarang. Sehingga, kami mengucapkan banyak terima kasih atas nama tokoh wanita," ucap salah satu tokoh wanita setempat dalam bahasa Moni yang kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Rombongan Raja Aibon kemudian berangkat dari Wandoga ke Gereja Tanah Putih, tempat beribadah warga Amaesiga. Raja Aibon memutuskan untuk menyerahkan kado Natal untuk Jemaat Gereja Mamba di halaman Gereja Tanah Putih, bersamaan dengan jemaat Gereja Tanah Putih.
Hal ini dilakukan karena pada saat rombongan masih berada di Wandoga, beberapa kali letusan tembakan terdengar oleh para Kesatria Tengkorak yang sedang berpatroli di sekitar Kampung Mamba dan Sambili. Meskipun jaraknya cukup jauh, sekitar 800 meter dari Posramil Mamba, namun tidak menutup kemungkinan para gerombolan KST datang mendekat, menggangu masyarakat yang akan menerima kado Natal dari para pimpinan TNI Angkatan Darat.
"Terima kasih Bapak TNI. Terima kasih Bapak KASAD, Bapak Pangkostrad. Komandan Raja Aibon Kogila luar biasa. Hormat, Amakanie. Kami tidak bisa membalas suatu apapun. Tuhan yang membalas kebaikan Bapak-Bapak," ucap kedua Gembala dari Gereja Mamba dan Tanah Putih, yang bersama para jemaatnya menerima kado Natal.
Besar harapan masyarakat Intan Jaya untuk senantiasa berkumpul dengan para prajurit TNI AD, seperti pasukan yang hadir di tengah-tengah mereka saat ini. Meskipun tidak semua sanggup mengutarakan karena keterbatasan bahasa, namun dari pandangan mereka seolah ingin mengucapkan hal yang sama.
Selamat Natal buat saudara kami. Bahagia selalu masyarakat Intan Jaya. Para Kesatria Tengkorak Kostrad hanyalah utusan, yang mewakili ratusan ribu prajurit TNI AD pimpinan Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang hadir di tengah-tengah masyarakat, demi mengatasi segala kesulitan masyarakat.
Baca: Akhirnya Pasukan Legendaris Harimau Penghancur Siliwangi TNI Bergerak Tinggalkan Papua