Taruna Akmil Anak Jenderal Bintang 3 TNI AD Disuruh Push Up sama Pejabat TOP Sumatera, Kenapa...
VIVA – Ada sebuah peristiwa penting dialami seorang taruna Akademi Militer (Akmil) saat mengikuti tradisi upacara pembaretan prajurit infanteri siswa Pendidikan Kecabangan Perwira Infanteri (Dikcabpaif) tingkat IV 2022.
Pembaretan terhadap taruna Akmil itu dilaksanakan di sebuah pantai di tepi Samudera Hindia, Cilacap, Jawa Tengah.
Seperti biasanya, orang tua para taruna Akmil hadir dalam tradisi pembaretan itu. Karena ini merupakan sebuah kebanggaan bagi taruna dan keluarganya.
Hal yang sama juga terjadi pada taruna bernama Gilang Prasetya. Cuma ada yang berbeda dialami Gilang.
Jadi ceritanya begini, saat bertemu dengan keluarganya, Gilang langsung memeluk ibu dan anggota keluarga lainnya. Setelah itu, tiba-tiba saja terdengar suara lantang yang mengarah pada Gilang dan memerintahkan taruna itu untuk push up.
"Siap," kata Gilang sembari langsung melakukan push up sebanyak lima kali.
Ternyata suara lantang yang menyuruh Gilang push up itu berasal dari seorang pejabat penting di Sumatera, dia adalah Gubernur Sumut. Edy Rahmayadi.
Lalu kenapa sih jenderal TNI penyandang bintang tiga alias Letnan Jenderal itu mendadak menyuruh Gilang untuk push up?
"Sebelum saya pakaikan baretnya, saya suruh Gilang supaya push up dulu dia, mau saya lihat fisik dan mentalnya anak ini selama dilatih di Akmil Cilacap. Setelah itu, barulah secara resmi saya pakaikan baretnya sebagai Prajurit Infanteri, sebagaimana saya dulu yang juga pernah menjadi seorang Prajurit. Melalui tradisi ini, saya berharap kelak dia menjadi prajurit yang tangguh dan berguna bagi nusa dan bangsa," kata mantan Panglima Kostrad TNI itu dilansir VIVA Militer dari IG pribadinya Kamis 15 Desember 2022.
Gilang Prasetya enggak tahunya adalah putra bungsu dari Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi. Nah, beliau memang secara khusus meminta agar memakaikan sendiri baret kepada Gilang.
"Bertepatan saya hadir kemari, secara khusus saya meminta agar saya yang memakaikan baretnya Gilang Prasetya langsung, dan saya sendiri yang melaksanakan tradisi ini untuk anak bungsu saya ini," kata Edy Rahmayadi.
Perlu diketahui, Edy Rahmayadi merupakan perwira tinggi TNI yang lahir dari Akmil 1985. Karier militernya di TNI Angkatan Darat sangat baik, karena itulah ia pernah dipercaya untuk mengemban jabatan-jabatan penting.
Saat masih berpangkat Mayor, Edy dipercaya menjabat Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia, Kodam I/Bukit Barisan. Saat berpangkat Letnan Kolonel, Edy dipercaya menjadi Komandan Kodim 0316/Batam, lalu menadi Kepala Staf Korem 031/Wirabima.
Naik pangkat Kolonel, Edy dipindah ke Aceh untuk menjabat Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Iskandar Muda. Lalu pindah ke Akmil untuk menjabat Komandan Resimen Taruna.
Setelah ditarik ke Jakarta sebagai Pemen di Mabes TNI AD, pada 2012 Edy dipromosikan untuk menjabat Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Kodam XVII/Cendrawasih sekaligus pecah bintang dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI.
Lalu dua tahun berselang, ia naik pangkat jadi Mayjen TNI karena dipromosikan untuk jadi Panglima Divisi Infanteri I Kostrad. Setahun di Kostrad, Edy dipindah ke Sumatera untuk dipromosikan jadi Pangdam Bukitbarisan.
Dan pada 2016, Edy dipercaya untuk menjadi orang nomor satu di tubuh Kostrad, ia dilantik jadi Pangkostrad untuk menggantikan Letnan Jenderal TNI Mulyono yang naik jadi Kepala Staf TNI AD.