Gagal Palak Bupati Malah Tantang TNI Perang, Diburu Pasukan Tengkorak Kostrad Pentolan OPM Ketakutan
- Yonif PR 305/Tengkorak
VIVA – Di tengah kedamaian mulai berhasil diciptakan prajurit TNI di Kabupaten Intan Jaya, kelompok separatis teroris (KST) TPNPB-OPM Papua lagi-lagi bikin ulah. Mereka menantang prajurit TNI untuk angkat senjata dan berperang.
Tak tanggung-tanggung yang ditantang perang adalah Komandan Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad TNI Angkatan Darat, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila.
Menurut Letkol Inf Ardi dalam keterangannya kepada VIVA Militer, Rabu 14 Desember 2022, tantangan perang dilontarkan salah satu petinggi KST OPM yaitu Apeni Kobogau, dia juga salah satu pentolan OPM yaitu wakil Undius Kogoya, Panglima Kodap VIII Intan Jaya TPNPB-OPM.
Tantangan perang itu berawal dari kekesalan KST OPM yang gagal memenuhi hasratnya meminta untuk menemui Bupati Intan Jaya yang sedang singgah di kantornya di Distrik Sugapa. Seperti biasa, mereka mau ketemu bupati cuma memalak minta uang.
Kegagalan KST OPM menemui bupati itu mereka nilai karena ulah dari Raja Aibon Kogila dan Pasukan Tengkorak Kostrad, yang sama sekali tak memberi mereka celah untuk bisa keluar hutan dan masuk kota untuk berbuat onar.
Jadi ceritanya begini, sebelum bupati datang pada Senin 12 Desember 2022, memang Raja Aibon menggerakkan pasukan untuk siaga di pinggiran hutan untuk menutup akses KST OPM turun gunung.
"Hal ini dilakukan, mengingat para gerombolan separatis pimpinan Undius Kogoya selalu membuat kekacauan jika mengetahui kehadiran Bupati yang tidak tahu di mana mengendalikan pemerintahannya selama ini. Tujuannya, agar mereka diperhatikan, serta diberikan sejumlah uang seperti yang biasa dilakukan sebelumnya," kata Raja Aibon Kogila.
Karena pada Minggu malam, 11 Desember 2022, Apeni memang mengancam akan melumpuhkan Bandar Udara Bilorai, tujuannya agar bupati tidak bisa pergi meninggalkan Intan Jaya. Sebutir peluru ditembakkan dari Kampung Joparo ke arah Kota Sugapa malam itu. Ancaman Apeni dilontarkannya ketika berkomunikasi dengan Kapten Inf Puji alias si Bos Mamba.
Dengan adanya ancaman itu, nyali Pasukan Tengkorak Kostrad sama sekalai tak ciut apalagi ketakutan. Berbekal kendaraan yang ada, di tengah guyuran hujan dan gelapnya malam, Raja Aibon didampingi Mayor Inf Anjas si Perdana Menteri dan Kapten Inf Poltak si Panglima Mamba bergeser dari Mamba ke Pos J2, pos terdekat dengan Bandara Bilorai.
Tim Angker pimpinan Sertu Erick turut serta bersama Raja Aibon. Sebelumnya, Raja Aibon memerintahkan Kapten Inf Suryo si Panglima Perang, agar Team Kencana pimpinan Lettu Inf Bima, juga bergeser ke Pos J2 yang berada di Desa Bilogai. Sementara Siliwangi dan Cahaya di sektor lain.
"Saya berangkat mendahului bersama Perdana Menteri dan Panglima Mamba. Angker ikut sama saya. Perintahkan Cahaya kuasai bukit Fortuna, Siliwangi ke bawah Pasir Ipis. Kencana bergeser sambil patroli melalui kota. Kamu dan Jeffry ikut bersama Kencana," perintah Raja Aibon Kogila kepada Kapten Suryo si Panglima Perang.
Senin dini hari, hujan yang turun sejak sore, terus menghiasi gelapnya malam di Intan Jaya. Tak peduli dinginnya malam dan badan basah kuyup, para Ksatria Tengkorak bergerak ke titik-titik strategis. Semua dilakukan demi menjaga agar Intan Jaya tetap aman.
"Kenyamanan hidup yang telah dirasakan masyarakat sejak kehadiran pasukan Kostrad dari Karawang, tidak boleh terganggu dengan adanya kebrutalan KST, khususnya para anak buah Undius Kogoya," kata Raja Aibon.
Senin siang, saat bupati dan rombongannya telah meninggalkan bandara Bilorai, Bos Mamba kembali dihubungi Apeni Kobogau. Tapi Apeni mendadak marah-marah ke Bos Mamba. Bahkan kepada Bos Mamba, Apeni menyebut Pasukan TNI-Polri yang dengan sebutan Kuskus. Apeni sangat kesal karena tak bisa masuk ke Kota Sugapa karena telah dijaga ketat Pasukan Tengkorak.
"Halo. Saya lagi di kantor Bupati, biasa cari kuskus saja. Bapak bupati sudah turun itu, kita di luar, kita mau makan apa? Kita mau makan kamu. Bagaimana tidak ada perang. Tetap perang. Sabinus itu, dia tidak tau perang. Saya juga cari Raja Aibon toh. Ke sini dia cari kita, nanti kita cari dia," ucap Apeni Kobogou sambil emosi kepada Bos Mamba melalui sambungan telepon.
"Dia Bupati punya daerah, masuk di Kabupaten Intan Jaya, itu biasa kasih biaya kami. Kalau tidak, kami mau makan apa? Mau makan kamu. Bapak, kita kemarin ada emosi jadi kita bunyikan tembakan. Itu karena kita tidak ketemu Bupati. Jadi, tidak apa-apa. Kita semua di bandara sudah ambil posisi, jadi kita mau kejar kemana sekarang dia mau keluar," kata Apeni Kobogou.
Mendengar cerita dari Bos Mamba, Raja Aibon bersama para Perwira Tengkorak tertawa. Apalagi diketahui bahwa saat menghubungi Bos Mamba, Apeni bersembunyi ketakutan di Kampung Joparo. Ternyata Apeni benar-benar bermulut besar dan penakut.
Baca: Cakra... Telah Lahir Prajurit Khusus Pembunuh Senyap Taipur IX Kostrad TNI