Diawasi Mata-mata dari Langit, Panglima Mamba Tengkorak Kostrad TNI Datangi Gereja Injil Sugapa

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Gereja Injil Sugapa.
Sumber :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

VIVA – Saat itu matahari baru setinggi tombak. Komandan Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat, Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila didampingi Kapten Inf Poltak Siahaan alias Panglima Mamba dan Letda Inf Kevin bergerak dari Pos Mamba menuju Pos Komando Distrik Militer Persiapan (Koper) Intan Jaya.

Gara-gara Babi Jalan Kaki ke Papua, Jenderal TNI Maruli Kocok Isi Perut Pemirsa

Sepanjang perjalanan, Raja Aibon dan Panglima Mamba berdiskusi tentang percepatan pembangunan Gereja Bazemba dan kegiatan dalam rangka perayaan Natal. Sampai di Pos Koper, Raja Aibon Kogila dan Panglima Mamba melihat perkembangan program Ketahanan Pangan didampingi oleh Lettu Inf Abdul Basyir alias Bos Koper.

"Alhamdulillah, semua udah mulai kelihatan hasilnya. Lele, dari 10.000 ekor, hanya 10 yang mati. Jagung dan kacang panjang udah bagus. Ayam besok kita naikkan dari Timika. Tinggal babi saja yang perlu perhatian lebih," ucap Raja Aibon Kogila saat evaluasi di singgasana Raja Aibon Kogila bersama Panglima Mamba dan Bos Koper.

Gila, Pasukan Rusia Bakar Muka Tentara Korut untuk Hilangkan Bukti

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Gereja Injil Sugapa.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Tak berselang lama, datang Wakil Dansatgas Yonif PR 305/Tengkorak, Mayor Inf Anjas si Perdana Menteri didampingi Kapten Inf Suryo, sang Panglima Perang. Suryo menyampaikan bahwa ada undangan ibadah bersama sore ini, dalam rangka Natal di Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), Jemaat Antiokia di Distrik Sugapa.

KSAL: Fungsi Pengawasan Miliki Peran Penting dalam Menjamin Program Kerja TNI AL

Tanpa menunggu lama, Raja Aibon kemudian memerintahkan kepada Poltak si Panglima Mamba, yang juga merupakan Gembala di Rumah Doa Kalvari, Asrama Militer Satuan Yonif Para Raider 305/Tengkorak untuk menyiapkan prajurit yang akan beribadah bersama.

Sedangkan Suryo si Panglima Perang ditugaskan menyiapkan pasukan untuk menjadi tim pengaman, baik di sektor luar jauh, maupun di sekitar gereja yang akan didatangi Pasukan Tengkorak.

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Gereja Injil Sugapa.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Sore hari, sebagian langit masih tertutup awan, karena sejak siang hari Intan Jaya diguyur hujan yang cukup lebat. Panglima Mamba memimpin langsung Pasukan Tengkorak menuju GKII.

Sebelum berrangkat, tak lupa, beberapa lembar rupiah dari para prajurit TNI, dibawa sebagai berkat, sumbangan untuk gereja bekal kehidupan nanti di akhirat.

Di sisi lain,  drone matrice diterbangkan ke langit untuk menjadi mata-mata mengawal pergerakan pasukan dari udara.

Sementara itu, Serda Hartanto dan pasukannya dari Pos J2 sudah siap di posisinya masing-masing. Sembari menjemput beberapa prajurit di Pos J2, Panglima Mamba bersama para Ksatria menyempatkan untuk melatihkan beberapa lagu rohani, dinyanyikan di Honai Rajawali, agar tidak ragu saat tampil di hadapan jemaat Gereja.

Sesampai di gereja, sudah nampak ratusan jemaat yang hadir. Gembala Penehas Wandagau sebagai Ketua Panitia acara, mengatur agar jemaat tertib dan hikmat selama beribadah. Di bawah komando Panglima Mamba, para Ksatria Kostrad dari Karawang kemudian membaur bersama warga di dalam gereja.

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Gereja Injil Sugapa.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Tidak ada perbedaan antara warga asli dengan para pendatang yang memang sudah lama menetap di Intan Jaya, juga rekan-rekan prajurit. Semua jadi satu, menunduk di hadapan Tuhan. Apalagi, salah satu Pendeta di GKII merupakan putra Batak, Bapak Musari Sinaga.

Tiba saatnya para jemaat menampilkan lagu-lagu pujian. Dimulai kelompok anak-anak sekolah Minggu, perwakilan masyarakat dan ditutup oleh penampilan para prajurit Kostrad.

Poltak si Panglima Mamba memimpin langsung anak-anak Raja Aibon Kogila berdoa di bawah mimbar gereja, di hadapan para jemaat. Tak ada rasa canggung dari para Ksatria Tengkorak. Apalagi, selama di Karawang, seluruh prajurit sangat rajin beribadah.

"Syalom. Bapak, Ibu, saudara semua, dengan nama Tuhan Yesus Kristus, selamat hari Minggu. Kami dari Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak, mewakili Raja Aibon Kogila, menyampaikan selamat hari Natal bagi kita semua. Terima kasih telah mengundang kami di Perayaan Natal di GKII ini. Kami dari Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak pada kesempatan ini ingin berbagi berkat. Sedikit banyaknya, mudah-mudahan menjadi berkat bagi kita semua, menjadi berkat bagi perayaan Gereja dan menjadi berkat untuk seluruhnya jemaat Gereja ini," ucap Kapten Poltak si Panglima Mamba sambil menyerahkan sedikit Berkat kepada Gembala Penehas Wandagau.

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Gereja Injil Sugapa.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Lalu, dipimpin Pendeta Musari Sinaga dan Pendeta Henok Tipagau, para jemaat beribadah dengan hikmat. Semua terdiam, mendengar khutbah dari dua Pendeta yang berdiri gagah di atas mimbar.

"Yang menjadi pertanyaan bagi kita, sudahkah Tuhan Yesus, sudahkan kristus yang adalah Raja Damai itu, sudah mendiami hati kita di dalam hidup kita sehari hari," begitu sepenggal kalimat Pendeta Musari Sinaga saat berkhutbah, yang diulangi lagi oleh Pendeta Henok Tipagau dalam Bahasa Moni.

Lagu Malam Kudus menjadi penutup ibadah bersama perayaan Natal para Ksatria Tengkorak di GKII. Semua Jemaat berdiri, mengucapkan pujian-pujian kepada Tuhan. Tak ada kegiatan lain dari para jemaat. Hanya kalimat-kalimat pujian diiringi musik yang terdengar.

'Malam kudus sunyi senyap, Kabar baik menggegap, Bala surga menyanyikannya, Kaum gembala menyaksikannya, Lahir Raja shalom, lahir Raja shalom'

VIVA Militer: Pasukan Yonif Para Raider 305/Tengkorak di Gereja Injil Sugapa.

Photo :
  • Yonif PR 305/Tengkorak

Selesai semua rangkaian ibadah, para jemaat kemudian saling menyalami. Itulah tanda persaudaraan, dan juga wujud kebahagiaan. Semuanya, tak terkecuali para Ksatria Kostrad. Sebelum meninggalkan Gereja, bersama para Pendeta dan Gembala serta para tokoh masyarakat, Ksatria Tengkorak kemudian berfoto bersama.

Di Pos, Raja Aibon Kogila sebenarnya tidak begitu tenang, karena acara selesai menjelang hari gelap. Bukan tanpa alasan. Para gerombolan KST OPM setiap saat mengintai. Mungkin mereka tidak berani mengganggu ketika ibadah sedang berlangsung.

Tapi, selepas acara, di saat semua berpisah, membubarkan diri kembali ke tempat masing-masing, tidak menutup kemungkinan para gerombolan yang memang terkenal biadab, membuat kekacauan. Kelegaan hati pun datang, setelah Panglima Mamba menjumpainya Raja Aibon Kogila, melaporkan bahwa semua Ksatria Tengkorak sudah kembali ke Pos masing-masing dalam keadaan aman, lengkap dan sehat.

Baca: Innalillahi, TNI Berduka Letnan Kolonel Wahyu Hidayat Meninggal Dunia di Sumatera

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya