Jadi Panglima TNI, Yudo Janji Akan Optimalkan Peran Operasi Kogabwilhan
- Istimewa/Viva Militer
VIVA – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, salah satu visi misi yang disampaikan dalam proses uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di hadapan anggota Komisi I DPR RI adalah memberdayakan satuan utama Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) sebagai sebuah kekuatan tiga matra TNI yang memiliki kemampuan disegani di mancanegara.
Menurut Yudo, salah satu cara untuk memberdayakan atau mengoptimalkan satuan komando utama di bawah Mabes TNI itu adalah dengan cara menggelar latihan bersama yang melibatkan prajurit dan alutsista dari tiga matra TNI, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang berada dibawah kendali Kogabwilhan.
"Nanti Kogabwilhan I, II, III akan saya berdayakan yang nantinya akan baik operasional maupun latihan-latihan nantinya akan menjadi latihan gabungan," kata KSAL Laksamana TNI Yudo Margono usai menerima rombongan Komisi I DPR RI di Rumah Dinas KSAL Jalan Diponegoro 38/40, Menteng, Jakarta Pusat, Jum'at, 2 Desember 2022.
Mantan Panglima Kogabwilhan I itu menilai, soliditas prajurit TNI di tiga matra yang berada dibawah komando operasi Kogabwilhan harus lebih sering diuji bersama-sama demi menciptakan soliditas dan intropabilitas prajurit TNI tiga matra yang siap untuk menghadapi berbagai ancaman yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.
"Nanti latihan gabungan di wilayah barat, tengah, maupun wilayah timur yang dipimpin oleh Panglima Kogabwilhan sebagai Pangkogab di wilayahnya masing-masing," ujarnya.
"Hal ini penting untuk menguji kesiapsiagaan dan juga bagaimana interoperabilitas antara kekuatan laut, darat, dan udara yang dipimpin nantinya oleh Pangkogabwilhan," tambahnya.
Untuk diketahui, Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) merupakan komando utama operasi Mabes TNI yang penggunaannya dibawah komando Panglima TNI secara langsung.
Fungsi dan peran Kogabwilhan adalah mengintegrasikan berbagai pangkalan TNI seperti yang ada di seluruh indonesia.
Saat ini Kogabwilhan terbagi menjadi tiga, masing-masing dipimpin oleh seorang Perwira Tinggi (Pati) yang berpangkat Bintang Tiga TNI.
Kogabwilhan I bermarkas di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Adapun wilayah operasi Kogabwilhan I terdiri dari beberapa wilayah. Untuk wilayah Darat meliputi Sumatra, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Sementara wilayah Laut meliputi wilayah perairan di sekitar Sumatra, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan ALKI-1 beserta perairan sekitarnya.
Sedangkan wilayah Udara yang menjadi tanggung jawab Kogabwilhan I meliputi wilayah di atas Sumatra, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan ALKI-1 beserta perairan sekitarnya.
Sementara itu, Kogabwilhan II berkedudukan di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kogabwilhan II bertanggung jawab pada wilayah operasi Indonesia tengah. Adapun wilayah operasinya untuk wilayah
Darat meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Sedangkan untuk wilayah Laut yang menjadi tanggung jawab Kogabwilhan II, meliputi wilayah perairan di sekitar Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan ALKI-2 serta ALKI-3a beserta perairan sekitarnya.
Untuk wilayah operasi Udara Kogabwilhan II meliputi wilayah udara atau atas langit Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara dan ALKI-2 serta ALKI-3a beserta perairan sekitarnya.
Sedangkan Kogabwilhan III berkedudukan di Timika, Papua Tengah. Wilayah operasi Kogabwilhan III untuk daratan meliputi Kepulauan Maluku dan Pulau Papua.
Sedangkan wilayah operasi Laut Kogabwilhan III meliputi wilayah Perairan di sekitar Kepulauan Maluku, Pulau Papua dan ALKI-3b beserta perairan sekitarnya.
Sementara untuk wilayah operasi udara Kogabwilhan III meliputi wilayah udara Kepulauan Maluku, Pulau Papua dan ALKI-3b, serta perairan sekitarnya.