Danpushidrosal Duga Helikopter Polri yang Jatuh ke Perairan Belitung Pecah
- Istimewa/Viva Militer
VIVA – Komandan Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Danpushidrosal) Laksamana Madya (Laksdya) TNI Nurhidayat mengatakan, pihaknya telah mengerahkan KRI Spica-934 dan sejumlah alat canggih milik Pushidrosal untuk membantu operasi SAR atau pencarian Helikopter BO-105 dengan nomor registrasi P-1103 milik Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang jatuh di perairan Belitung Timur beberapa hari lalu.
"Iya, yang pertama begitu ada kejadian kami langsung kirim tim, mungkin kalau waktu itu ada pesawat malam hari kami kirim malam hari. Tapi karena adanya pagi kami kirim pagi-pagi tim survei yang tanggap segera ada 6 orang, satu kapten yang mimpin. Dan itu langsung ke Babel dan koordinasi dengan Lanal sana," kata Danpushidrosal Laksdya TNI Nurhidayat usai menghadiri acara Sarasehan Hasil Temuan Ekspedisi Jala Citra 2-2022 "Banda" di Kantor Pushidrosal, Jakarta Utara, Kamis, 1 Desember 2022.
Dia menambahkan, untuk mempercepat proses pencarian, pihaknya juga telah mengerahkan KRI Spica-934 ke wilayah perairan Belitung Timur.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya telah menurunkan peralatan survey multibeam untuk mendeteksi benda metal di bawah laut.
"Mudah-mudahan dengan adanya peralatan deteksi bawah laut yang kita turunkan helikopter dapat segera ditemukan," ujarnya.
Diduga Kuat Helikopter Polri Pecah di Laut
Lebih jauh lagi Danpushidrosal Laksdya TNI Nurhidayat menduga, helikopter Polri yang jatuh ke wilayah perairan Belitung Timur mengalami pecah akibat jatuh di permukaan laut.
Hal itu terlihat dari beberapa serpihan yang diduga kuat berasal dari pecahan Helikopter jenis BO-105 dengan nomor registrasi P-1103 milik Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ditemukan di sekitar permukaan laut.
"Karena helikopter ini kalau sudah jatuh biasanya pecah dan pecah ini kan pecahannya macam-macam ya, ada kacanya, ada bodi yang kuat, dan lain-lain," katanya.
Kendati demikian, dia menegaskan, bahwa sampai saat ini jajarannya bersama unsur tim SAR gabungan lainnya masih terus berupaya mencari badan pesawat helikopter tersebut.
"Mudah-mudahan tidak bergerak dan mudah-mudahan kita bisa lakukan dengan cepat. Karena memang beberapa korban yang ketemu ternyata bukan di tempat itu. Dan berdasarkan rekayasa, betul arusnya berubah pada jam sekian jam sekian di mana tempatnya. Dan ini kita kolaborasikan dengan para nelayan. Dan kami pengen secepatnya ketemu," kata Danpushidrosal Laksdya TNI Nurhidayat.