Diundang Makan Enak oleh Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI, Pentolan Perang OPM Malah Ketakutan
- Yonif Para Raider 305 Tengkorak Kostrad
VIVA – Upaya Satuan Tugas Organik Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak, Kostrad, TNI Angkatan Darat untuk menciptakan kedamaian di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, perlahan-lahan mulai memperlihatkan hasil yang baik.
Terbukti, sejak tiba di Intan Jaya pada September 2022, masyarakat sudah jatuh cinta pada pasukan tempur Brigade Infanteri Para Raider 17/Sakti Budi Bhakti, Divisi Infanteri I Kostrad ini.
Enggak cuma tenaga, masyarakat Intan Jaya bahkan kini rela bertaruh nyawa menjadi tameng hidup agar Pasukan Tengkorak terlindung dari gangguan kelompok separatis teroris (KST) bersenjata yang berafiliasi dengan OPM.
Malahan sejumlah petinggi alias tokoh berpengaruh di OPM telah menjalin komunikasi dengan baik dan mendukung perjuangan Ksatria Tengkorak dari Karawang untuk membangun kehidupan di Intan Jaya yang penuh cinta dan kedamaian.
Menurut Komandan Satgas Yonif Para Raider 305/Tengkorak , Letnan Kolonel Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila, para tokoh KST OPM mendukung ia dan pasukannya setelah mereka mengetahui bahwa saat ini banyak hal yang telah dibangun TNI di Intan Jaya untuk kemajuan kehidupan masyarakat.
Ruang komunikasi yang telah terbuka antara TNI dengan pentolan-pentolan KST OPM itu menjadi sebuah modal besar bagi satgas-satgas TNI dan Brimob Polri di Intan Jaya, terutama bagi Pasukan Tengkorak, untuk bisa merangkul mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi sebagai warga Indonesia yang baik.
Informasi terbaru yang diterima VIVA Militer, Senin 28 November 2022, Raja Aibon Kogila sedang berusaha bisa merangkul para pentolan KST OPM untuk bertemu, duduk bersama dan berjuang membangun kehidupan Intan Jaya yang lebih baik lagi, tanpa adanya gangguan keamanan lagi.
Salah satu tokoh KST OPM yang sedang berusaha diajak berjumpa adalah Apeni Kobogau. Dia adalah komandan perang OPM yang tercatat sebagai Wakil Panglima Kodap VIII Intan Jaya, TPNPB OPM.
Jadi Raja Aibon Kogila mengundang Apeni untuk hadir pada 1 Desember 2022 di Kampung Mamba, untuk makan enak bersama sembari Pasukan Tengkorak meresmikan sebuah taman bermain yang diberi nama Kompleks Ceria Mamba.
Raja Aibon Kogila telah meminta Kapten Inf Puji alias Bos Mamba, pimpinan Satgas Elang untuk menghubungi Apeni agar mau datang untuk makan enak bersama.
"Karena Bos Mamba yang selalu berhubungan dengan beberapa pentolan KST, Raja Aibon meminta Bos Mamba untuk mengundang mereka. Datang sekedar makan enak, sekaligus memeriahkan awal Desember dengan warna warni merah putih," tulis Raja Aibon Kogila.
Sama seperti tokoh KST lain, seperti Joshua Waker, ternyata Apeni juga telah menaruh simpati dengan perjuangan Pasukan Tengkorak dalam membangun kehidupan masyarakat Intan Jaya.
Namun, rupanya Apeni masih ragu untuk turun gunung guna memenuhi undangan. Malah kepada Bos Mamba mengakui bahwa saat ini dia dan kelompoknya sedang dilanda ketakutan untuk berbuat onar di Intan Jaya.
"Saya takut Bapak. Saya takut, takut patroli, saya takut. Dong patroli saya takut," kata Apeni Kobogau dalam sambungan telepon dengan Kapten Inf Puji.
Walau ragu dan takut. Tapi ada kemungkinan Apeni akan turun gunung untuk memenuhi undangan. Sebab Apeni menyatakan kesiapannya untuk datang. Sama seperti halnya dengan Wakil Komandan Operasi KST OPM Sorong-Samarai, Joshua Waker.
Sementara itu, menurut Raja Aibon Kogila, saat ini hanya tersisa kelompok KST pimpinan Undius Kogoya yang masih coba-coba melancarkan gangguan keamanan terhadap masyarakat dan aparat keamanan di Intan Jaya. Konon kelompok ini memang orang luar daerah yang tak mau adanya pembangunan di Intan Jaya. Undius Kogoya sendiri kini jadi musuh bersama dari kelompok KST lainnya.
Bahkan Joshua Waker sang tokoh senior KST OPM telah mengeluarkan pernyataan kepada masyarakat untuk melawan dan memotong kepala Undius Kogoya jika berani menyerang prajurit TNI di Intan Jaya.
Sekadar diketahui, Intan Jaya ini merupakan salah satu basis utama KST OPM. Dan sudah menjadi kebiasaan buruk, setiap kali jelang 1 Desember, KST selalu berulah membuat kekacauan di Papua.