Wakasad: Program TMMD 2023 Bisa Diarahkan ke Daerah Terdampak Gempa Bumi Cianjur
- Dispenad
VIVA – TNI Angkatan Darat saat ini tengah mempersiapkan program tahunan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) tahun 2023 mendatang. Rencananya tahun 2023, jajaran TNI Angkatan Darat akan menggelar program tersebut di 50 lokasi yang masuk dalam kategori desa tertinggal, desa terisolir, dan desa terluar.
Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Agus Subiyanto mengatakan, daerah terdampak gempa bumi di wilayah Cianjur bisa dijadikan salah satu titik lokasi pelaksanaan TMMD tahun 2023.
Sebab, lanjut Wakasad, salah satu fokus dalam program TMMD adalah membangun infrastruktur sarana dan prasarana di desa-desa terpencil, desa terisolir, dan desa terluar. Dia meyakini, pasca-gempa bumi yang terjadi di Cianjur pada hari Senin, 21 November 2022 lalu banyak infrastruktur desa yang mengalami kerusakan.
"(Bisa) kita arahkan 2023 mungkin ke daerah Cianjur dan daerah lainnya yang terkena bencana alam," kata Wakasad Letjen TNI Agus Subiyanto usai membuka Rapat Paripurna-43 TMMD di Markas Besar TNI Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta Pusat, Kamis, 24 November 2022.
Mantan Panglima Kodam III/Siliwangi itu menjelaskan, program TMMD pada dasarnya menyasar dua aspek, yakni aspek fisik dan non-fisik. Aspek fisik pada TMMD menyasar pembangunan infrastruktur. Sedangkan, aspek non-fisik seperti memberikan penyuluhan kepada masyarakat baik tentang kesehatan, memperhatikan kelestarian lingkungan, serta memperkuat budaya gotong royong.
Terkait dengan gempa di Cianjur, Agus menyebut bahwa yang paling dibutuhkan dalam program TMMD lebih kepada aspek fisik atau infrastruktur.
"Infrastruktur, pembangunan RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) kita ada, rutilahu (rumah tidak layak huni) kita bangun juga, dan sebagainya," ujarnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada hari Senin lalu telah menghancurkan ribuan rumah penduduk. Sejumlah infrastruktur, seperti jalan, sekolahan, serta tempat pelayanan kesehatan banyak yang mengalami kerusakan.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sejauh ini ada 271 korban meninggal dunia akibat gempa Cianjur. 2.043 warga lainnya yang mengalami luka-luka. Selain itu, terdapat 40 orang yang dinyatakan masih hilang akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan longsor yang disebabkan karena gempa berkekuatan 5.6 Skala Richter tersebut.