Strategi Perang Udara Jenderal Prabowo: Jet Tempur TNI AU Harus Dikelilingi Drone Kamikaze
- Istimewa/Viva Militer
VIVA – Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto mengatakan, kekuatan pertahanan udara di masa mendatang memiliki tantangan yang sangat luar biasa.
Menurut Prabowo, konflik antara Ukraina dan Rusia adalah sebuah peristiwa yang harus diambil pembelajaran bagi kekuatan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ukraina, kata Prabowo, berhasil memberikan pembelajaran kepada seluruh dunia bahwa kekuatan pesawat nirawak (Drone) atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang memiliki kemampuan membawa rudal-rudal mematikan dapat melakukan serangan ke titik-titik pertahanan Rusia.
Oleh karena itu, Prabowo berharap, TNI Angkatan Udara harus mampu menghadapi sistem perang udara yang terus mengalami perubahan seiring dengan cepatnya perkembangan dunia teknologi saat ini.
Prabowo pun mengandaikan, pertahanan Indonesia di masa mendatang tidak hanya memiliki kekuatan tempur yang sifatnya konvensional, seperti halnya pesawat tempur F-16 yang memperkuat kedirgantaraan Indonesia saat ini.
Dia berharap di masa mendatang, selain TNI Angkatan Udara dapat mengoperasionalkan pesawat tempur yang memiliki kemampuan modern, seperti Jet Tempur Dassault Rafale buatan Perancis, Jet tempur Boramae (KFX/IFX) yang saat ini sedang dikembangkan di Korea Selatan, para prajurit TNI Angkatan Udara juga harus mampu membangun kekuatan pertahanan udara Indonesia dengan basis kekuatan pesawat nirawak yang memiliki kemampuan untuk menyerang lawan.
"Kita harus mengerahkan sekarang taktik teknologi dan kemampuan kumpulan drone dalam jumlah besar, drone Kamikaze dan sistem sistem otonomus, sistem-sistem robotik di udara dan di laut dan di darat," kata Menhan RI Prabowo Subianto saat membuka Seminar Nasional 'Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan' yang digelar di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa, 8 November 2022.
Bahkan, Prabowo mengandaikan di masa mendatang, kekuatan tempur pesawat nirawak atau UAV yang dimiliki TNI Angkatan Udara dapat menjadi benteng pertahanan utama bagi kedirgantaraan Indonesia.
"Nanti ibaratnya ada satu pesawat tempur katakanlah F15 kita, katakanlah Rafale kita, tapi di sekelilingnya Rafale kita atau di sekeliling F15 kita mungkin ada 15 drone. Jadi satu pilot dikawal oleh 15 drone yang semua drone punya rudal anti-pesawat," ujarnya.
"Jadi satu Skadron akan menjadi 10 Skadron, atau 15 Skadron dengan harga yang tidak sebesar 15 Skadron. Jadi ini nanti juga akan meningkatkan kemampuan kita dengan cepat," katanya menambahkan.