Keren, Senjata Serbu Komodo D5 Buatan Anak Bekasi Mejeng di Indo Defence 2022

VIVA Militer: Senjata Serbu buatan PT Komodo Armament
Sumber :
  • Istimewa/Viva Militer

VIVA – Perkembangan industri Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpanhankam) dalam negeri ternyata mengalami perkembangan yang cukup pesat. 

Jokowi Hadiri Kampanye Akbar Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Grobogan dan Blora

Salah satunya ditandai dengan kehadiran senjata serbu Komodo D5 yang biasa digunakan oleh pasukan militer buatan buatan PT Komodo Armament pabrikan Bekasi, Jawa Barat siap bersaing di pasaran dalam maupun luar negeri.

Iya, senjata serbu Komodo D5 adalah sebuah senjata racikan anak bangsa yang saat ini menjadi salah satu produksi industri pertahanan (Inhan) dalam negeri yang tak kalah hebat dengan senjata hasil produksi pabrikan lainnya.

Pengemudi Koboi Ngaku TNI Umbar Tembakan di Depok Berujung Ditangkap

Istimewanya lagi adalah senjata serbu D5 yang memilki munisi kaliber 5.56 mm itu dibuat secara khusus dengan dua bahan baku utama dari dalam negeri, yaitu alumunium dan polymer.

Tidak hanya itu, PT Komodo Armament juga berhasil membuat munisi kaliber 5.56 mm berbahan baku polymer, serta magazine kaliber 5.56 mm yang dapat digunakan senjata jenis serbu 
di M-16, M-4, AR-15, FNC, dan MCX.

Sarapan Bareng Paslon Luthfi-Yasin dan Raffi Ahmad, Jokowi Ngaku Tak Diundang Kampanye di Solo

"Pada Indo Defense tahun ini kami berkesempatan untuk menampilkan senjata serbu kami yang dinamakan D5. Itu ada dua versi. Ada yang dibuat alumunium dan Polymer. Kedua, kami launching magazine kaliber 5.56 x 45. Ini bisa dipakai untuk di M-16, M-4, AR-15, FNC, dan MCX," kata Direktur Utama PT Komodo Armament Indonesia Dananjaya A Trihardjo saat ditemui VIVA Militer di Indo Defence 2022 Expo & Forum, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 2 November 2022 kemarin.

Dananjaya menambahkan, senjata serbu Komodo D5 dan munisi kaliber 5.56 mm berbahan baku polymer Made In Bekasi itu sudah berhasil lulus uji Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbangad) sejak tiga tahun silam. 

"Ini yang sudah kami Litbangkan tiga tahun lalu. Sudah mendapatkan sertifikasi Litbang AD maupun kelaikan Kementerian Pertahanan," ujarnya.

"Kalau dengan apa yang sudah dilitbangkan itu, saya tidak ragu kalau senjata ini juga berkualitas senjata impor. Karena apa yang dilakukan dalam waktu yang sudah kita tembakan (10.000 tembakan ketika uji sertifikasi) di Litbang AD itu, itu kalau senjata yang tidak punya kualitas tinggi, itu bisa dibilang tidak akan lulus Litbang AD," tambahnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, pihaknya membangun pabrik senjata dengan berbasis 14 konteiner yang dapat dimobilisasi ke mana saja. Dengan kecanggihan pabrik senjata yang dimiliki, PT Komodo Armament di Bekasi, Jawa Barat  memiliki kemampuan produksi hingga 5.000 pucuk senjata pertahun serta 2 juta munisi jenis kaliber 5.56 mm pertahun.

"Untuk persenjataan dengan 14 kontainer itu kami bisa membuat 5.000 pucuk senjata serbu per tahun, dua juta amunisi polymer ini, dengan propelan dan pendukungnya, dan magazine, maupun popor, atau part lainnya," katanya.

VIVA Militer: Seorang prajurit TNI AD melihat senjata serbu Komodo D5

Photo :
  • Istimewa/Viva Militer

Butuh Sokongan Serius Pemerintah

Dirut PT Komodo Armament Dananjaya mengatakan, membangun dan menghidupkan industri pertahanan (Inhan) bagi pihak swasta bukan tanpa tantangan. 

Pemerintah Indonesia melalui Presiden RI Joko Widodo seringkali mengatakan bahwa Indonesia harus memiliki industri pertahanan yang kuat demi menciptakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terlebih lagi, pemerintah menekankan penggunaan bahan baku dalam negeri dalam membuat alutsista guna meningkatkan pendapatan negara. 

"Untuk senjata serbu Komodo D5 alumunium, ini kami memiliki TKDN sekitar 82,5 persen. Jadi semua part yang ada di senjata ini kami produksi di pabrik kami, di Bekasi. Jadi part-partnya sampai plastik-plastiknya kami produksi semua di pabrik," katanya.

Menurut Dananjaya, keinginan kuat pemerintah dalam membangun kedaulatan industri pertahanan dalam negeri harus didukung oleh seluruh stakeholder terkait. 

Dia meyakini, industri pertahanan swasta dalam negeri mampu bersaing dengan industri pertahanan di dunia internasional pada masa mendatang.

Dengan demikian, dia berharap pemerintah benar-benar memiliki komitmen besar untuk membesarkan industri pertahanan dalam negeri dengan cara menggunakan hasil produksi alutsista dari Inhan swasta nasional.

"Harapan saya dan juga teman-teman Inhan lain itu, kami itu dibina, diayomi, kalau memang perlu dikoreksi ya dikoreksi. Tapi sayang kalau industri-industri pertahanan yang di bawah Pinhantannas (Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional) ini tidak diajak untuk melakukan kontribusi kepada pembuatan alutista dalam negeri," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya