Moment Bersejarah, Jenderal TNI Andika Pimpin Operasi Pendaratan Amfibi Bersama KSAL Yudo
- YouTube Jenderal TNI Andika Perkasa
VIVA – Sebelum mentari terbit, belasan kapal perang TNI Angkatan Laut sudah membentuk formasi tempur di sekitar perairan Dabo Singkep, Kepulauan Riau.
Saat itu, 4 Agustus 2022. Kekuatan musuh telah menguasi kawasan Pantai Todak, Kepulauan Riau. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono yang mengetahui kondisi itu, langsung mengintruksikan KRI Bung Tomo dengan menembakkan rudal ke arah Pantai Todak sebagai serangan ke pertahanan lawan.
Tidak hanya itu, sejumlah pesawat tempur F-16 milik TNI Angkatan Udara pun ikut dikerahkan untuk memberikan bantuan serangan udara ke kawasan titik merah yang diskenariokan telah dikuasai oleh musuh.
Tak lama berselang, KSAL Laksamana TNI Yudo Margono yang saat itu on board di KRI Bung Tomo langsung memimpin serangan pendaratan Amfibi. Dia langsung naik kendaraan tempur LVT 7 Marinir dan keluar dari salah satu geladak kapal perang andalan TNI Angkatan Laut yang diikuti oleh sejumlah kendaraan Amfibi LVT 7 Marinir lainnya.
Aksi pendaratan Amfibi ke Pulau Todak, Dabo Singkep itu bukanlah perang sesungguhnya. Itu merupakan salah satu sesi latihan puncak Latmagab Super Garuda Shield 2022 yang digelar oleh ratusan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut dan US Marine.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyaksikan secara langsung latihan pendaratan Amfibi yang dilakukan oleh prajurit Marinir TNI Angkatan Laut yang dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono tersebut.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang hadir ke lokasi secara langsung mengapresiasi kemampuan dan keterampilan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut dalam melakukan operasi pendaratan di Pantai Todak, Dabo Singkep, Kepulauan Riau tersebut. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengakui bahwa kemampuan prajurit Marinir TNI Angkatan Laut tidak kalah dengan prajurit-prajurit militer negara lain.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga sempat mengikuti rangkaian latihan penyerbuan ke pantai yang sebelumnya diskenariokan telah dikuasai oleh pasukan musuh.
Jenderal Andika Perkasa turun langsung dengan menggunakan baju tempur khusus didampingi KSAL Laksamana TNI Yudo Margono dengan menaiki kendaraan tempur Amfibi LVT 7 Marinir.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa tampak menyatu dengan ratusan prajurit Intai Amfibi (Taifib) Marinir dan prajurit Marinir Amerika Serikat (US Recon).
Ditengah rintik hujan yang mengguyur kawasan Pantai Dabo Singkep, Jenderal Andika Perkasa tampak gagah membawa senjata lars panjang lengkap dengan pakaian tempur memimpin pasukan masuk meringsek ke sarang lawan.
Puncak operasi latihan perebutan pesisir pantai yang sebelumnya dikuasai oleh lawan pun berhasil ditaklukkan Jenderal Andika Perkasa. Pasukan Marinir TNI Angkatan Laut bersama US Marine yang terlibat dalam latihan Super Garuda Shield 2022 itu terlihat kompak dan solid mengikuti materi latihan operasi pendaratan Amfibi terbesar yang diselenggarakan melibatkan pasukan bersenjata negara-negara sahabat itu.
Usai mengikuti latihan pendaratan, di hari yang sama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mendapatkan Brevet Korps Marinir dan diangkat sebagai warga kehormatan Marinir. Penyematan Brevet Marinir TNI Angkatan Laut disematkan secara langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono selaku pembina kekuatan Marinir TNI Angkatan Laut di atas Ranpur LVT 7 Marinir.
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam kesempatan itu mengatakan, tujuan dari digelarnya Latma Super Garuda Shield 2022 adalah pertemanan. Dia berharap dari latihan tersebut, prajurit TNI yang terlibat dalam latihan dengan prajurit-prajurit Angkatan Bersenjata dari negara-negara sahabat dapat menjalin pertemanan dan saling bertukar pengalaman, baik dalam skenario tempur, maupuan penggunaan alutsista yang ikut terlibat dalam Latma Super Garuda Shield 2022.
"Tujuan kongkrit kita adalah pertemanan, tidak ada yang lain. Jadi kalau kita melihat dari Alutsista saja kan beda-beda, baik yang dimiliki oleh Singapura, Australia, Jepang, Amerika, Indonesia kan beda-beda. Dan kita bisa mengetahui, misalnya alutsista A memiliki kelebihan dan kekurangan. Tapi itu sebetulnya bukan sasaran, karena yang lebih penting adalah bagaimana kita dengan Alutsista yang berbeda, dengan level yang berbeda, kita bisa kerjasama. Kalau dilihat tadi misalnya pada saat diakhir latihan US Meu Recon dan Marinir TNI AL, sangat terasa betapa mereka ini menjadi dekat. Mudah-mudahan dari interaksi dalam latihan ini, anggota kita, baik mereka bisa menjalin persahabatan. Itu tujuan utamanya," kata Jenderal Andika Perkasa dalam Youtube Super Garuda Shield Seri Dabo Singkep, Senin, 1 November 2022.