5 Perbuatan Terpuji Pasukan Batalyon Arya Kemuning TNI di Zona Merah OPM Papua
- Korem 172/PWY
VIVA – Keputusan Tentara Nasional Indonesia untuk mengerahkan pasukan tempur Batalyon Infanteri Mekanis 203/ Arya Kemuning untuk melaksanakan tugas ke Papua, ternyata tak sebuah keputusan yang tepat.
Sebab, kehadiran pasukan tempur anak buah Panglima Komando Daerah Militer (Kodam) Jaya/Jayakarta, Mayor Jenderal TNI Untung Budiharto itu di Papua, memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan masyarakat.
Terbukti walau ditugaskan di daerah yang selama ini dikenal sebagai sarang dari kelompok teroris bersenjata OPM Papua, tapi prajurit TNI Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning dapat merangkul masyarakat dengan berbagai perbuatan-perbuatan terpuji.
Nah di edisi Jumat pagi ini 14 Oktober 2022, VIVA Militer akan menampilkan 5 aksi terpuji prajurit Satgas Yonif Mekanis 203/AK terbaru dari Papua:
1. Meningkatkan mutu pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting yang selama ini menjadi masalah besar di Papua. Sangat banyak wilayah di Indonesia timur itu yang belum terjamah pendidikan yang layak, baik itu dari sisi fasilitas bangunan maupun tenaga pendidik.
Nah, kehadiran prajurit TNI Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning di Papau salah satunya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Jadi beberapa waktu lalu, prajurit TNI dari Pos Balingga mendatangi Sekolah Dasar Inpres Brume yang terletak di Distrik Balingga, Kabupaten Lanny Jaya.
Di sekolah itu, para prajurit TNI turun tangan langsung menjadi tenaga pendidik bagi murid-murid, mereka tampil di hadapan para murid untuk memberikan materi pelajaran membaca dan menulis. Enggak cuma itu saja, para murid diajarkan cara baris berbaris.
"Selain melaksanakan tugas pokok, kami juga turut serta dalam dunia pendidikan menjadi pengajar bagi sejumlah siswa-siswi yang duduk di Sekolah Dasar Inpres Brume," kata Komandan Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning, Mayor Inf Achmad Zaki dilansir VIVA Militer dari siaran resmi Korem 172/Praja Wira Yakthi.
2. Menciptakan kenyamanan beribadah
Saat pasukan Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning tiba di Papua, mereka menemukan salah satu banguan gereja yang dalam kondisi menyedihkan karena tak terawat dengan baik dan sudah mulai mengalami kerusakan.
Jadi selama ini gereja yang terletak di Kampung Gumban Hidup, Distrik Malagayneri, Lanny Jaya, masih berupa bangunan sederhana yang dibuat dengan kayu seadanya.
Melihat hal itu, prajurit TNI dari Pos Malagayneri tergerak untuk melakukan perbaikan bangunan gereja dengan tujuan agar nantinya dapat digunakan untuk beribadah oleh masyarakat dengan nyaman.
Setelah berkomunikasi dengan pengurus gereja, akhirnya dengan dipimpin Letnan Dua Inf Siskamak, prajurit langsung mengerjakan renovasi bangunan gereja.
Dinding yang tadi cuma terbuat dari potongan kayu yang disusun, kini dilapisi lagi dengan triplek. Bagian atas gereja yang tadinya cuma diberi atap asbes, sekarang dirapih dengan memasang plafon dari triplek. Prajurit TNI juga membuatkan teras di pintu masuk. Juga dibuatkan jendela yang dilengkapi dengan kaca.
"Kami turut Prihatin melihat keadaan Bangunan Gereja Gumban Hidup, melihat masyarakat yang tidak nyaman pada saat beribadah sehingga kami berinisiatif untuk merenovasi gereja tersebut," kata Letda Inf Siskamak.
3. Meningkatkan perekonomian masyarakat.
Salah satu penyebab tersendat perekonomian di pedalaman Papua adalah buruknya fasilitas pasar yang tersedia. Bayangkan saja, masih banyak pasar di Papua yang cuma berupa tempat duduk yang terbuat dari kayu saja tanpa ada atap pelindung.
Seperti yang ditemukan prajurit TNI Angkatan Darat Satgas Yonif Mekanis 203/AK di Kampung Popome, Lanny Jaya ini. Karena itulah akhirnya Satgas memutuskan untuk membangun fasilitas pasar layak untuk masyarakat.
Dengan bermodal kayu dan seng prajurit TNI mendirikan sebuah bangunan sederhana. Namun, layak digunakan dan tak lagi menjadi halangan bagi masyarakat jika kondisi cuaca sedang dilanda hujan.
"Kegiatan ini dilaksanakan karena melihat masyarakat yang selalu khawatir apabila akan turunnya hujan sehingga membuat masyarakat kembali lebih cepat kerumah meskipun dagangan tidak terjual habis," kata Wakil Komandan Pos Popome, Letda Inf Ismail.
4. Mengatasi keterbatasan fasilitas dan tenaga kesehatan.
Melahirkan tanpa mendapatkan penanganan medis bukan hal aneh bagi masyarakat pedalaman Papua. Penyebabnya juga klasik, karena tak adanya fasilitas dan tenaga kesehatan yang dapat dijangkau masyarkat.
Begitu halnya yang terjadi pada Nusi Wenda, warga Desa Towewak, Distrik, Balingga, Lanny Jaya. Nusi terpaksa melakukan persalinan dengan cara tradisional dan sama sekali tak mendapatkan perawatan medis yang layak pasca persalinan.
Beruntung Nusi, kabar tentang apa yang dialaminya itu sampai ke Komandan Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning, Mayor Inf Achmad Zaki sehingga tim medis TNI segera diluncurkan ke kediamannya untuk memberikan penanganan medis.
Keluarga Nusi sangat senang ketika tim kesehatan TNI tiba di honainya dan melakukan pemeriksaan kondisi ia dan bayi. Bahkan sebagai ungkapan terima kasih, Nusi memberikan kesempatan untuk prajurit TNI yang telah memeriksa untuk memberi nama bagi bayinya.
Atas kehormatan itu, prajurit TNI memberi bayi itu dengan nama Kamuning Tabuni, di mana kata Kamuning itu diambil dari bagian dari nama Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning.
"Terima kasih kepada bapak TNI yang sudah mau membantu memeriksa kesehatan saya dan anak setelah melahirkan dan juga telah memberikan nama kepada anak saya yang berasal dari nama Satuan," kata Nusi Wenda.
5. Mengatasi kekurangan kebutuhan sandang
Mungkin Kita yang hidup di luar Papua, banyak yang enggak tahu bahwa di pedalaman Papua sana, masih banyak masyarakat yang bertahan hidup di tengah suhu cuaca ektrem dengan pakaian seadanya.
Inilah fakta yang ditemukan prajurit TNI Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning ketika masuk ke Distrik Malagayneri, Lanny Jaya.
Lalu apa yang dilakukan Satgas Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning?.
Berkarung-karung pakaian didatangkan, mulai dari baju kaus layak pakai hingga pakaian hangat seperti jaket dan juga sweater ke Distrik Malagayneri.
Enggak tanggung-tanggung jumlah pakaian yang didatangkan jumlah mencapai 2100 lembar. Dan semua dibagikan secara cuma-cuma kepada masyarakat.
"Kami Pos Malagayneri akan selalu berada di tengah-tengah masyarakat untuk membantu kesulitan masyarakat, karena itu sudah menjadi kewajiban kami dan sudah menjadi perintah dari Dansatgas Yonif Mekanis 203/AK untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya," kata Komandan Pos Malagayneri, Letda Inf Sukamto.
Nah itulah lima dari sekian banyak aksi-aksi sosial dan kemanusiaan yang telah dilakukan prajurit Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning selama mereka berada di Papua, setelah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Juni 2022. Selamat bertugas Arya Kemuning, tetaplah menebar kebaikan walau harus mengorbankan jiwa raga.
Baca: Mayor Empri Airudin Jadi Komandan Pusat Latihan Khusus Hantu Laut Marinir TNI