Begini Ngerinya Pendidikan Kopassus TNI, Enggak Kuat Bisa Jadi Gila

VIVA MIliter: Pendidikan Komando Angkatan 106 Kopassus TNI.
Sumber :
  • Penerangan Kopassus

VIVA – Militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) baru saja berhasil melahirkan prajurit-prajurit berkualifikasi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Jenderal Yahya Saree: Rudal Houthi Hantam Kapal Induk Nuklir Amerika

Ada sebanyak 149 prajurit TNI yang telah berhasil mendapatkan Brevet Komando dan otomatis berhak memakai baret merah darah Kopassus.

Berdasarkan keterangan resmi Penerangan Kopassus dilansir VIVA Militer, Selasa 23 Agustus 2022, untuk bisa sampai menjadi bagian dalam upacara penutupan Pendidikan Komando Angkatan 106 tahun 2022 yang dilaksanakan di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, 149 prajurit harus mengikuti pendidikan komando selama 7 bulan.

Jenderal Kukula dari Polandia Siap Perang Lawan Rusia

Pendidikan yang dijalani para prajurit TNI untuk mendapatkan Brevet Komando merupakan pendidikan pasukan spesialis paling berat dan terganas yang ada di TNI. Saking beratnya pendidikan ini, setiap prajurit TNI yang menjadi siswa harus siap minimal mengalami gangguan jiwa alias gila atau yang paling parah tentunya kehilangan nyawa.

VIVA MIliter: Pendidikan Komando Angkatan 106 Kopassus TNI.

Photo :
  • Penerangan Kopassus
Kisah Nyata Nurhayati 20 Tahun Hidup di Lingkungan TNI dari Sengsara sampai Bahagia

Selama tujuh bulan itu, semua siswa pendidikan komando harus mengikuti tiga tahapan pendidikan mulai dari Tahap Basis, Tahap Gunung Hutan dan Tahap Rawa Laut. Dan pendidikan dilaksanakan tanpa memperhitungkan waktu. Sebab jam pelajaran ideal itu 24 jam dari pagi, siang, sore, malam sampai pagi lagi, yang dirangkai dalam sebuah skenario latihan operasi khusus.

Dalam Tahap Basis, prajurit TNI Siswa pendidikan dibekali ilmu dasar prajurit komando. Baik itu secara perorangan maupun berkelompok. Tujuannya untuk membentuk karakter prajurit komando sejati.

Uji Keterampilan Komando atau UKK merupakan akhir dari Tahap Basis. Tahap ini harus diselesaikan siswa dalam waktu 12 hari saja. Dan ini tak mudah, hanya mereka yang memiliki tekad tinggi serta karakter prajurit individu yang mampu menuntaskannya. Karena siswa diuji dapat mengambil keputusan cepat dan tepat di saat kondisi sedang lelah dan stres.

VIVA MIliter: Pendidikan Komando Angkatan 106 Kopassus TNI.

Photo :
  • Penerangan Kopassus

Selesai Tahap Basis, masuk ke Tahap Hutan Gunung. Tahapan ini merupakan perwujudan nyawa dari semua materi teknik dan taktik yang telah diberikan di Tahap Basis. Dalam pelaksanaannya, siswa harus mampu mempertahankan diri diri dari berbagai macam rintangan. Seperti berbagai macam kondisi medan dan kondisi cuaca yang ekstrem.

Pada tahap ini, materi yang diberikan banyak mengandung risiko tinggi. Salah sedikit maka nyawa taruhannya. Bahkan, akhir dari tahapan ini para siswa harus menempuh perjalanan sejauh 455 kilometer dari Bandung menuju Cilacap. Materi ini dilakukan dalam 10 etape siang dan malam.

Nah, setelah tiba di Cilacap, maka para siswa harus menyelesaikan tahap terakhir yaitu Tahap Rawa Laut. Ini merupakan tahapan terakhir dari rangkaian Pendidikan Komando sebelum siswa bisa mendapatkan Brevet Komando dan mengenakan baret merah Kopassus.

VIVA MIliter: Pendidikan Komando Angkatan 106 Kopassus TNI.

Photo :

Hanya saja, tingkat risiko yang dihadapi para siswa di Tahap Rawa Laut sangat mengerikan. Karena sisw dituntut untuk mempertahankan dan melindungi diri sendiri dengan taruhan paling ringan adalah menjadi gila. Dan bisa juga kehilangan nyawa, jika dalam diri tak terbentuk karakter prajurit komando.

Di tahap ini, siswa berhadapan dengan ganasnya alam Samudera Hindia. Mereka harus menghadapi tantangan gelombang dan arus laut, pasang surut air laut, lumpur hidup yang ada di daerah rawa dan menyeberangi sungai berukuran lebar. Tahapan ini dilaksanakan dengan teknik dan taktik khusus yang telah didapatkan siswa di tahapan-tahapan sebelumnya.

VIVA MIliter: Pendidikan Komando Angkatan 106 Kopassus TNI.

Photo :

Menurut Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan, sebenarnya jumlah siswa lebih dari yang berhasil menyandang Brevet Komando. Sayangnya, mereka gagal dalam menghadapi tantangan yang wajib dilalui siswa Pendidikan Komando.

"Dari sepanjang perjalanan pendidikan komando yang telah dilaksanakan, ada beberapa peserta didik yang harus tidak mampu melanjutkan pendidikan sehingga harus dikeluarkan. Karena tidak mampu mengikuti standar yang telah ditentukan. Berbanggalaah kalian mantan siswa yang telah berhasil melalui seluruh tahapan dengan baik dan memuaskan. Semoga kualifikasi brevet komando yang kalian sandang dan janji prajurit komando yang kalian ikrarkan dapat mendorong dan memotivasi kalian untuk siap mengabdi," kata Komandan Jenderal Kopassus, Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan.

Baca: Sosok Pasukan Hantu Laut Marinir TNI Penjaga Keselamatan Presiden RI

 

VIVA Militer: Prajurit Marinir TNI AL dan ADF gelar operasi Amfibi di Banongan

Ratusan Prajurit Marinir dan Militer Australia Gelar Operasi Amfibi di Pantai Banongan

Latgabma Keris Woomera 2024 antara TNI dan Angkatan Bersenjata Australia (ADF) dimulai

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024