Akses RI-Malaysia Lumpuh, Jenderal TNI Darah Kopassus Buka Blokade
- Penerangan Korem 092 Maharajalila
VIVA – Setelah hampir satu bulan lumpuh, akhirnya jalan perbatasan Republik Indonesia dengan Malaysia di wilayah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara bisa kembali dilalui secara normal.
Ruas jalan yang menghubungkan Krayan, Indonesia dengan Ba'kelalan, Malaysia ini kembali normal setelah Tentara Nasional Indonesia (TNI) turun tangan membuka blokade yang dibuat warga Adat Dayak Lundayeh.
Berdasarkan siaran resmi Komando Resor Militer 092/Maharajalila, Komando Daerah Militer VI/Mulawarman dilansir VIVA Militer, Rabu 3 Agustus 2022, prajurit TNI dengan dipimpin Danrem, Brigadir Jenderal TNI Rifki berhasil membuka blokade setelah terjalin komunikasi baik dan kata mufakat saat dilakukan medisasi dengan tokoh adat dan masyarakat setempat.
Pembukaan blokade bukan perkara mudah, Brigjen TNI Rifki mengerahkan alat berat yang kawal prajurit TNI untuk mengeruk dan memindahkan material timbunan tanah yang dipakai untuk memblokade jalan.
"Kami adalah TNI Angkatan Darat garda terdepan pengawal dan penjaga perbatasan hal ini merupakan tanggung jawab kami sebagai satuan yang bertugas di perbatasan. Demi Kedaulatan NKRI blokade jalan ini mohon kita buka bersama dengan lapang dada dan kepala dingin," kata jenderal berdarah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI itu.
Jalan itu sudah diblokade sejak 5 Juli 2022, masyarakat adat nekat menutup akses jalan karena kecewa kepada pemerintah atas melonjaknya harga kebutuhan pokok.
Akibat pemblokadean jalan itu, aktivitas perekonomian masyarakat Krayan terganggu. Barang kebutuhan pokok yang biasanya didapatkan dari Malaysia, tak lagi bisa didapatkan. Padahal selama ini untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, masyarakat Krayan sangat bergantung pada Malaysia.
"Jalan-jalan ini merupakan sarana umum yang dibuat pemerintah untuk menghubungkan RI dengan Malaysia, seyogyanya kita seluruh masyatakat untuk sama-sama menjaga dan merawat jalan lintas perbatasan. Karena dengan penutupan jalan ini sangat mengganggu aktivitas ekonomi dan kunjungan masyarakat ke dua negara yang sangat berdekatan, sehingga kebutuhan ekonomi Krayan dapat terganggu," kata Brigjen TNI Rifki.