Kiev Gagal Dikuasai dalam Sebulan, Putin Bentak Panglima Perang Rusia
- kremlin.ru
VIVA – Hampir satu bulan invasi ke Ukraina dilancarkan, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) masih belum bisa merebut ibukota Kiev. Kegagalan menguasai kota terbesar Ukraina, disebut lantaran bocornya data intelijen Rusia.
Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Independent, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperkirakan bahwa Rusia diperkirakan sudah kehilangan 7.000 hingga 15.000 pasukannya selama perang. Akan tetapi, misi merebut dan menguasai Kiev justru belum bisa diselesaikan.
Rumor pun dimunculkan oleh intelijen Ukraina. Presiden Rusia, Vladimir Putin, disebut mulai menunjukkan kemarahannya kepada sejumlah pejabat tinggi militer dan dinas intelijen Rusia. Hal ini dikarenakan kabar bocornya data intelijen Rusia yang sampai ke telinga Putin.
Putin disebut meyakini bahwa ada pengkhianatan dalam lingkarannya. Belum lagi isu kudeta yang menyeruak, bakal dilakukan oleh elite politik Rusia.Â
Orang nomor satu Negeri Beruang Merah juga semakin waspada dengan Menteri Pertahanan, Jenderal Sergei Shoigu, yang secara keseluruhan bertanggung jawab atas invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah pertemuan, Putin bahkan disebut menunjukkan kemarahannya kepada tiga pejabat tinggi militer Rusia. Panglima Angkatan Bersenjata Federasi Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, jadi sasaran kemarahan Putin.
Tak hanya Gerasimov, Direktur Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), Jenderal Alexander Bortnikov, yang notabene adalah rekan Putin semasa masih aktif di KGB, juga tak luput dari mulu pedasnya.Â
Khusus untuk Bortnikov, perwira tinggi militer Rusia ini diyakini akan menjadi suksesor Putin jika terjadi kudeta di Rusia. Rumor ini disebar oleh pihak intelijen Ukraina, dan bahkan menyebut bahwa Putin akan dibunuh dengan menggunakan racun.
"Kelompok berpengaruh, anggota elite Rusia telah menyusun rencana yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden (Putin)," ujar Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina yang tak disebutkan namanya, dikutip VIVA Militer dari Mirror.
Satu pejabat lain yang juga jadi target kemarahan Putin adalah Laksamana Igor Kostyukov, Direktur Intelijen Militer Rusia.