Mayjen Agusto: Kelompok Radikal Adu Domba TNI dan Polisi!

VIVA Militer: Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Sulaiman Agusto
Sumber :
  • Instagram/@kodamtanjungpura

VIVA – Di depan ribuan prajurit TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam Batalyon Artileri Medan 16/Komposit (Yonarmed 16/Komposit), Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura, Mayor Jenderal TNI Sulaiman Agusto menegaskan bahaya yang ditimbulkan oleh kelompok radikal.

Dilansir VIVA Militer dari laman resmi Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura (Kodam XII/Tanjungpura), Agusto memberikan arahan saat melakukan kunjungan kerja ke Markas Komando Yonarmed 16/Komposit di Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Kalbar), Jumat 28 Januari 2022.

Secara langsung jenderal bintang dua Korps Artileri Medan (Armed) TNI Angkatan Darat ini meninjau kesiapan para prajurit Yonarmed 16/Komposit, yang akan dikerahkan sebagai Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Malaysia (Satgas Pamtas RI-Malaysia) tahun ini.

Pangdam XII/Tanjungpura mengingatkan agar para prajurit yang akan berangkat ke perbatasan RI-Malaysia harus menempa diri, meningkatkan kemampuan dan profesionalisme. Khususnya, adalam mengawaki alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Meski memiliki risiko yang besar dan bahkan bisa merenggut nyawa prajurit, Agusto memastikan bahwa menjadi anggota satgas adalah sebuah kehormatan.

VIVA Militer: Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Sulaiman Agusto

Photo :
  • Instagram/@yonarmed16.komposit

"Satgas merupakan suatu kehormatan bagi seorang prajurit. Dalam hal itu kita sebagai prajurit harus tetap waspada saat menjalankan tugas. Karena dalam satgas, kita menghadapi musuh yang sebenarnya, yang tidak lain dapat merenggut nyawa kita," ujar Agusto.

Agusto juga menghimbau kepada para prajurit Yonarmed 16/Komposit untuk senantiasa peka terhadap situasi yang berkembang. Terutama, bahaya yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok radikal.

Lebih dari 100 Ribu Personel Gabungan Dikerahkan Saat Operasi Lilin 2024

Ditegaskan Pangdam XII/Tanjungpura, salah satu cara kelompok radikal merusak persatuan bangsa adalah dengan melakukan provokasi yang bisa mengadu domba TNI dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). 

"Prajurit harus peka terhadap kemungkinan-kemungkinan kelompok radikal yang niat memecah belah NKRI, dengan mengadu domba TNI dan Polri," ujar Pangdam XII/Tanjungpura.

Polri Dinilai Telah Tangani Kasus Agus Buntung Secara Inklusif dan Partisipatif 

"Laksanakan tupoksi kalian masing-masing, jauhi pelanggaran tetap jaga kekompakan dan tetap solid. Jadi lah Prajurit yang dicintai Rakyat dan sebisa mungkin bantu kesulitan Rakyat karena itu tugas Prajurit selain perang," katanya.

Sebagai informasi, Yonarmed 16/Komposit merupakan Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur) yang dibentuk pada 24 November 1997 dan berada di bawah kendali Kodam XII/Tanjungpura.

Anggota Polri Masih Perlu Senjata Api meski Ada Kasus-kasus Penyalahgunaan, Menurut DPR
Roman Nazarenko, DPO kasus narkotika di Bali tiba di Bandara Soetta usai kabur ke Thailand.

Usai Ditangkap di Thailand, Buron Bandar Narkotika Asal Ukraina Tiba di Bandara Soetta

Pria tersebut merupakan pelaku utama dalam kasus narkotika yang berhasil dibongkar di Bali.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024