Dijual Prabowo, Kapal Perang TNI Ini Pernah Angkut 900 Umat Nabi Sesat
- VIVA Militer
VIVA – Menteri Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto sudah menyampaikan niatnya untuk menjual dua kapal perang milik militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut.
Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) itu mengungkapkan keinginan itu dalam rapat kerjar bersama Komisi I DPR RI, Kamis 27 Januari 2022.
Dua kapal milik TNI Angkatan Laut yang akan dijual Prabowo ialah KRI Teluk Penyu-513 dan KRI Mandar-514. Harga jualnya pun enggak mahal banget, KRI Teluk Penyu dibanderol Rp4,91 miliar sedangkan KRI Teluk Mandar Rp695 juta.
Menurut Prabowo, kedua kapal perang buatan Korea Selatan itu dijual karena sudah tak layak beroperasi lagi, sehingga bisa membahayakan militer.
Di kesempatan ini VIVA Militer akan mengupas sedikit rekam jejak kedua kapal perang tua buatan tahun 1981 yang diproduksi oleh Korea-Tacoma SY, Masan.
Kedua KRI ini merupakan kapal pendarat berjenis Landing Ship Tank (LST) kelas Tacoma. Panjang sama sekitar 100 meter dan memiliki bobot yang sama sekitar 3,770 ton.
Namun jika ditengok dari sejarah operasi militernya, KRI Teluk Penyu-513 memiliki pengalaman operasi militer non-perang yang cukup membanggakan.
Kapal ini enam tahun lalu pernah mencetak sejarah sebagai satu-satunya kapal terakhir yang mengangkut pengikut aliran sesat yang mau bikin agama baru bernama Gerakan Fajar Nusantara (GFN) alias Gafatar.
Ketika itu TNI berusaha secepatnya mengevakuasi ribuan pengikut aliran sesat yang dipimpin orang yang mengaku sebagai nabi terakhir setelah Nabi Muhammad SAW, yaitu Ahmad Moshaddeq.
Evakuasi dilakukan dari Pontianak, Kalimantan Barat. Saat itu situasi cukup panas, sebab terjadi pengusiran terhadap pengikut GFN oleh masyarakat, karena aliran ini telah meresahkan. Umat nabi aliran sesat terbanyak berasal dari Kabupaten Mempawah.
TNI Angkatan Laut awalnya sudah mengerahkan tiga kapal perang sekaligus, yaitu KRI Teluk Gilimanuk, KRI Teluk Banten dan KRI Teluk Bone. Hanya saja ketiga kapal belum bisa mengakut semua pengikut Gafatar.
Akhirnya KRI Teluk Penyu diberangkatkan menuju Pelabuhan Dwikora Pontianak. Ada lebih dari 900 orang eks Gafatar yang ketika itu diangkut sekaligus oleh KRI Penyu. Kapal perang itu bertolak dari Pontianak pada 30 Januari 2016 menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca: Waspada Penyusupan Paham Radikal, Letjen TNI Chandra Kumpulkan Pasukan