Terbongkar, Ada 6 Kapal Perang Asing yang Bakal Masuk Laut Indonesia

VIVA Militer: Kapal Tentera Laut Diraja Malaysia, KD Lekiu (FFG30)
Sumber :
  • Malaysian Defence

VIVA – Ternyata bukan cuma kapal perang Vietnam saja yang akan segera masuk ke wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Masih ada enam kapal perang militer asing yang segera datang ke laut Indonesia.

Top Trending: Sosok Kolonel TNI yang Foto Bareng Ivan Sugianto, Minta Maaf Sambil Nangis

VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, kapal perang Angkatan Laut Rakyat Vietnam, Ly Thai To (HQ-012) sudah tiba di Belawan International Container Terminal (BICT), Medan, Sumatera Utara, Minggu 28 November 2021.

Kapal perang jenis frigate milik Tentara Rakyat Vietnam (VPA) itu jadi kapal perang asing pertama yang memasuki wilayah perairan Indonesia.

Kasus Bodyguard Atta Halilintar Ancam Wartawan Diserahkan ke TNI, Apa Alasannya?

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari akun Instagram resmi Korps Marinir TNI Angkatan Laut, masih ada enam kapal perang militer asing lagi yang segera masuk ke Indonesia. Jangan salah, kapal-kapal perang asing ini akan melakukan aksi gabungan dalam Latihan Bersama ASEAN-Russia Navy Exercise 2021 (ARNEX 2021).

Perlu diketahui, Latma ARNEX 2021 merupakan kali pertama negara-negara ASEAN melakukan latihan bersama militer Rusia. Kali ini, Angkatan Laut Rusia (VMF) mengerahkan unit tempur yang berasal dari Armada Pasifik untuk menggelar Latma ARNEX 2021.

Kementerian ESDM Mau Buka Seleksi Dirjen Gakkum, TNI/Polri Bisa Daftar

VIVA Militer: Kapal perang Angkatan Laut Thailand, HTMS Kraburi (FFG-457)

Photo :
  • Youtube

Dalam Latma ARNEX 2021, tercatat akan ada tujuh enam unit kapal perang dari angkatan laut negara-negara Asia Tenggara, dan satu unit kapal perang Angkatan Laut Rusia.

Angkatan Laut Singapura menurunkan kapal perang jenis korvet, RSS Vigour (92). RSS Vigour merupakan produk asli buatan Singapura, yang dibangun oleh perusahaan pembangun kapal, ST Engineering, dan sudah berdinas bersama Angkatan Laut Singapura sejak 25 Mei 1991.

Kemudian ada kapal frigate Tentara Laut Diraja Malaysia, KD Lekiu (FFG30). Kapal perang KD Lekiu FFG30 merupakan salah satu andalan militer matra laut Kerajaan Malaysia, yang diimpor dari Inggris.

Kemudian, Angkatan Laut Kerajaan Thailand mengerahkan kapal perang jenis frigate, HTMS Kraburi (FFG-457). Kapal perang perang HTMS Kraburi merupakan salah satu dari empat frigate kelas-Chao Phraya, yang diimpor Thailand dari China.

Setelah itu, ada UMS Kyan Sitta (F12) milik Angkatan Laut Myanmar. Kapal jenis frigate ini merupakan produk asli Myanmar. Dibuat oleh prusahaan Galangan Kapal Angkatan Laut Myanmar, kapal perang UMS Kyan Sitta adalah salah satu kapal perang berteknologi canggih militer Myanmar.

VIVA Militer: Kapal perang peluru kendali Myanmar, UMS Kyan Sitta (F12)

Photo :
  • Twitter/@OlliSuorsa

Memasuki masa dinas pada 2014, kapal perang UMS Kyan Sitta merupakan kapal frigate siluman dengan peluru kendali.

Sementara itu, Angkatan Laut Kerajaan Brunei Darussalam mengirim kapal patroli (09), KDB Daruttaqwa. Kapal patroli milik militer Brunei Darussalam ini bisa dibilang jadi yang paling kecil diantara kapal-kapal perang yang ambil bagian dalam Latma ARNEX 2021. Meski demikian, kapal buatan Jerman ini jadi salah satu yang terbaru.

Kapal perang terakhir tentunya adalah kapal perusak (destroyer) kepas-Udaloy (Udaloy-class) RFS Admiral Panteleyev, milik Angkatan Laut Rusia. Kapal perang Rusia yang punya kemampuan anti-kapal selam ini dikerahkan Armada Pasifik Angkatan Laut Rusia, bersama helikopter Kamov Ka-50 Black Shark.

TNI Angkatan Laut sendiri akan mengerahkan kapal perang canggih KRI RE Martadinata (331). KRI RE Martadinata (331) merupakan salah satu dari dua kapal frigate peluru kendali kelas Martadinata, selain KRI I Gusti Ngurah Rai (332).

Dibangun oleh perusahaan pembangun kapal perang Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda, KRI RE Martadinata merupakan yang terbaru diantara kapal-kapal perang yang ikut serta dalam Latma ARNEX 2021. Kapal perang ini baru memasuki masa dinas bersama TNI Angkatan Laut pada 7 April 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya