Bareng Brigjen Junior, Pangdam Mulawarman Juga Dimutasi Panglima TNI
- Instagram/@kodam_mlw
VIVA – 108 Perwira Tinggi (Pati) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dimutasi dan mendapatkan promosi. Dua nama Pati TNI Angkatan Darat yang dimutasi adalah Mayjen TNI Heri Wiranto dan Brigjen TNI Junior Tumilaar.
Dalam rilis resmi yang diterima VIVA Militer dari Pusat Penerangan TNI (Puspen TNI), mutasi dan promosi sesuai dengan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/943/2021 tanggal 25 Oktober 2021.
Sesuai denga Surat Keputusan Panglima TNI tersebut, ada 53 Pati TNI Angkatan Darat, 26 Pati TNI Angkatan Laut dan 28 Pati TNI Angkatan Udara , yang dimutasi dan mendapat promosi.
Salah satunya adalah Mayjen TNI Heri Wiranto, Panglima Komando Daerah Militer VI/Mulawarman (Pangdam VI/Mulawarman).
Jenderal bintang dua jebolan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) 1989 itu bakal menempati posisi baru, sebagai Perwira Staf Ahli Tingkat III Bidang Kesejahteraan Personel Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Pa Sahli Tk. II Bid. Jahpers Kasad)
Mayjen TNI Heri Wiranto menggantikan posisi Mayjen TNI Benny Antony Sitohang, yang dimutasi menjadi Pati Mabes TNI Angkatan Darat (Mabesad) dalam rangka pensiun.
Sementara itu, posisi Pangdam VI/Mulawarman yang ditinggalkan Mayjen TNI Heri Wiranto akan diisi oleh Mayjen TNI Teguh Pujo Rumekso, yang sebelumnya menduduki posisi Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Darat (Danpuspenerbad).
Selain Mayjen TNI Heri Wiranto, Pati TNI Angkatan Darat yang resmi dimutasi adalah Brigjen TNI Junior Tumilaar. Brigjen TNI Junior yang sebelumnya menjabat Inspektur Kodam XIII/Merdeka (Irdam XIII/Merdeka), akan menjadi Staf Khusus Kasad.
Nama Brigjen TNI Junior Tumilaar viral saat menulis surat terbuka kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
BrigjenTNI Junior melakukan hal itu karena membela seorang Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang diintimidasi anggota Korps Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Korps Brimob Polda Sulut), dan dua orang warga Manado yang tanahnya diserobot perusahaan pengembang.