Perang Laut China Selatan Ancam Indonesia, TNI AL Angkat Bicara
- tnial.mil.id
VIVA – Tak ada satu negara pun yang bisa memastikan situasi di Laut China Selatan (LCS) akan terus berlangsung kondusif. Sengketa wilayah antara Republik Rakyat China (RRC) dengan sejumlah negara, mendapat reaksi keras dari negara adidaya, Amerika Serikat (AS).
Dalam kurun waktu setahun terakhir, armada perang Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) secara konsisten melintas di Laut China Selatan.
Di sisi lain, kapal-kapal perang Angkatan Laut AS (US Navy) juga dikerahkan sebagai respons atas tindakan militer China.
Meningkatnya konflik di Laut China Selatan menjadi ancaman bagi negara-negara yang terletak di kawasan Indo-Pasifik. Tak terkecuali bagi Indonesia.
Oleh sebab itu, dalam rangka menyikapi meningkatnya konflik di wilayah tersebut, TNI Angkatan Laut menggelar Forum Group Discussion (FGD) dengan tema "Strategi Dalam Menghadapi Kontinjensi Atas Meningkatnya Eskalasi Konflik di Laut China Selatan."
Dikutip VIVA Militer dari situs resmi TNI Angkatan Laut, Asisten Operasi Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Asops Kasal), Laksamana Muda (Laksda) TNI Dadi Hartanto, mengungkap sejumlah fakta yang menjadi faktor utama konflik di Laut China Selatan.
Menurut Dadi, ada sejumlah bahaya yang bisa terjadi di Laut China Selatan karena adanya pelanggatan hukum. Hal itu lah yang bisa menjadi penyebab utama terjadinya konflik terbuka atau perang di Laut China Selatan.
Di sisi lain, sikap Indonesia yang tidak memihak harus diberengi dengan kesiapan dan kesiagaan dalam menghadapi konsekuensinya. Indonesia harus siap jika perang Laut China Selatan benar-benar pecah.
"Untuk itu, diperlukan kebijakan politik pemerintah yang tepat hingga turunan strategi yang komprehensif oleh komponen pertahanan negara dalam menyiapkan NKRI untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang ada," tegas Laksda TNI Dadi Hartanto.