Senjata OPM Pegunungan Bintang Ternyata Hasil Nyolong Punya TNI
- Voice West Papua
VIVA – Sebuah fakta baru ditemukan pasca serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin 13 September 2021 lalu.
VIVA Militer melaporkan dalam berita Selasa 14 September 2021, anggota teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM) terlibat baku tembak selama empat jam dengan prajurit TNI anggota Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista (Yonif 303/WP)
Dalam insiden tersebut, anggota Satgas Pamtas Yonif 403/WP yakni Prajurit Dua (Prada) Ansar, terluka di bagian tangan ditembus dua peluru senapan teroris OPM.
Siapa sangka, ternyata ada dugaan bahwa senapan yang digunakan teroris TPNPB-OPM pimpinan Brigadir Jenderal (Brigjen) Lamek Taplo itu adalah hasil curian. Hal ini dinyatakan oleh Komandan Komando Resor Militer 172/Praja Wira Yakthi (Korem 172/PWY), Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Menurut Brigjen TNI Izak, 10 senjata api yang digunakan oleh para teroris TPNPB-OPM menyerang Pos Tinjau Satgas Yonif 403/WP diduga berasal dari reruntuhan helikopter Mil Mi-17 milik TNI Angkatan Darat.
"Kami menduga senjata api yang digunakan berasal dari reruntuhan jatuhnya helikopter," ucap Brigjen TNI Izak Pangemanan.
Perlu diketahui, helikopter Mi-17 milik TNI Angkatan Darat jatuh di Pegunungan Mandala, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang (Pegubin), Papua, 28 Juni 2019.
Pada saat kecelakaan terjadi, ada 12 orang prajurit TNI yang berada di helikopter nahas tersebut. Lima orang diantaranya adalah anggota Yonif 725/Woroagi.
Pada Februari 2020 lalu, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, mengongfirmasi bahwa 11 senjata yang dibawa oleh prajurit TNI yang gugur dalam kecelakaan tersebut telah hilang.