Akhir Aksi Songong Anggota Ormas Sok-sokan Tantang TNI
- Youtube
VIVA – Aksi arogan seorang anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) menantang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali terjadi. Pemuda berinisial AS dengan berani menantang prajurit TNI.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari sebuah akun Youtube bernama Patriot Nusantara, Jumat 23 Juli 2021, tampak seorang pemuda dengan wajah babak belur memegang secarik kertas.Â
Dalam video berdurasi 2 menit 39 detik itu, sang pemuda menutarakan permintaan maaf akibat aksi arogannya terhadap prajurit TNI
Peristiwa bermula saat AS menggeber motornya persis di depan Markas Komando (Mako) TNI. Tak hanya mengendarai motor dengan arogan, knalpot motor AS juga terdengar sangat bising dan mengganggu. Padahal, ada aturan bahwa kendaraan harus mengurangi kecepatan di daerah militer.
Prajurit TNI yang tengah melakukan penjagaan, menghentikan laju motor yang dikendarai AS untuk memberi peringatan. Namun, sang pemuda tetap mencoba menggeber motornya.
Niat AS untuk kabur tak berhasil. Sebab, seorang prajurit menarik rem motornya dan membawanya ke tepi jalan. Dengan arogan, AS malah membalas teguran anggota TNI dengan nada tinggi. Dengan sabar, prajurit TNI menghadapi AS dan akhirnya mempersilahkan pemuda itu untuk melanjutkan perjalanan.Â
Beberapa saat kemudian, beredar gambar screenshoot status media sosial yang isinya sebuah tantangan terhadap TNI. Siapa sangka, status itu ditulis oleh AS yang masih tak terima akibat ditegur prajurit TNI.
"Samaruk aing jelema biasa meren eta cek TNI anyar..Aingah ngarendah we hela. Nyaho aing tukangen ngakalakeun. Tungguan we maneh loreng hejo aing loreng ORANGE wani di adu ge," bunyi pernyataan status AS.
Dalam Bahasa Indonesia berarti:
"Dikira saya manusia biasa oleh TNI baru. Saya merendah saja dulu, nanti akan tahu siapa saya. Tunggu saja, Anda loreng hijau, saya loreng oranye, berani diadu sekalipun."
Tak butuh waktu lama, pihak TNI langsung mengetahui keberadaan AS dan langsung mengamankannya. Para prajurit TNI meminta klarifikasi terkait status AS tersebut.
AS dibawa ke markas TNI, dan diminta dengan tegas untuk memberikan pernyataan maaf secara terbuka.
"Saya menyesal dengan telah beredarnya screenshot status Whatsapp saya di media sosial, yang isinya menantang instansi TNI. Saya mengakui kesalahan atas kejadian itu yang menyebabkan keresahan khususnya kepada TNI di seluruh Indonesia," ujar AS.
"Oleh karena itu, saya meminta maaf kepada seluruh TNI di seluruh Indonesia atas perbuatan tidak menyenangkan yang saya lakukan. Saya berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan hal tersebut," katanya.
Dalam pernyataannya itu juga, AS memastikan bahwa masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak akan ada tuntutan apapun.
"Permohonan maaf ini saya buat tanpa paksaan dari pihak mana pun juga. Untuk itu selanjutnya setelah kejadian ini diselesaikan secara kekeluargaan, dan tidak akan menuntut di kemudian hari," ucap AS.