Aksi Prajurit TNI Berjuang 4 Hari Demi Evakuasi 2 Jenazah Teroris Poso
- Puspen TNI
VIVA – "Musuh bersejata di medan perang adalah lawan, tapi lawan yang tewas di medan perang tetap harus diperlakukan dengan manusiawi"
Itu merupakan prinsip bagi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menjalankan tugas-tugasnya di medan juang. Hal itu pula yang telah dilakukan oleh prajurit TNI dari satuan Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabssus) dalam memberlakukan dua orang jenazah kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) anak buah Ali Kalora di Poso, Sulawesi Tengah.
Pasukan elite TNI itu telah berjibaku selama empat hari untuk mengevakuasi jenazah teroris Poso, Rukli dan Ahmada Panjang yang tewas pada saat penyergapan hari Minggu, 11 Juli dini hari lalu di tengah hutan wilayah pegunungan Takosa, Poso, Sulawesi Tengah.
Iya, pasukan elite TNI Koopsgabssus yang menjalankan operasi pengejaran dan penyergapan kelompok teroris Poso itu telah berusaha mengevakuasi dua jenazah yang telah tewas sejak hari Minggu lalu. Namun, karena medan yang terjal dan cuaca yang buruk proses evakuasi dua jenazah itu baru bisa dilakukan siang hari ini.
Bahkan, Tim evakuasi di lapangan yang dipimpin langsung Wakil Panglima Komando Operasi Gabungan Khusus (Wapangkoopsgabsus) Brigjen TNI Rafael Granada Baay telah merubah skenario evakuasi awal demi mengevakuasi dua jenazah anak buah Ali Kalora itu.
Untuk diketahui, sebagaimana diberitakan VIVA Militer pada hari Selasa, 13 Juli 2021 kemarin, Tim evakuasi Koopsgabssus Tricakti telah mendapatkan dukungan Helikopter Caracal untuk mengevakuasi dua jenazah tersebut. Namun, karena posisi dua jenazah yang berada di camp tempat persembunyian kelompok teroris MIT itu berada di dalam jurang sedalam 50 meter, maka proses evakuasi kemarin mengalami kesulitan.
Sejak pagi tadi, lanjut Wapangkoopsgabssus, Tim evakuasi telah merubah rencana evakuasi dengan berjibaku melewati lebatnya hutan dengan membuat rakit menyusuri beberapa arus sungai deras dan rangkaian air terjun di sekitar Pegunungan Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi. Akhirnya, sekitar pukul 14.30 WITA Tim Evakuasi Koopsgabsus Tricakti berhasil membawa jenazah dua teroris Poso keluar dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Hari keempat evakuasi jenazah, tim di lapangan diberikan kelancaran. Setelah tiga hari sebelumnya tim evakuasi menghadapi banyak rintangan alam, medan dan cuaca yang sering berubah-ubah mulai dari TKP dan di sepanjang rute evakuasi,” kata Wakil Panglima Koopsgabssus Brigjen TNI Rafael Granada Baay dalam keterangan resminya, Rabu, 14 Juli 2021.
Brigjen TNI Rafael menambahkan, Koopsgabsus TNI menurunkan 2 Tim Tricakti dan 1 Tim Chandraca, sejak hari Minggu lalu telah berupaya mengevakuasi jenazah. Informasi di lapangan hari pertama, tim evakuasi hanya dapat bergerak sekitar 600 meter dari TKP menuju titik penjemputan landing zone darurat yang telah disiapkan.
“Kesulitan utama adalah beratnya medan karena vegetasi tumbuhan yang rapat serta banyaknya bebatuan besar di tebing sisi kiri dan kanan sungai, sehingga menyulitkan pasukan menembus rute yang dilewati,” ujarnya.
Pada hari kedua, Senin, 12 Juli 2021, proses evakuasi telah dilanjutkan sejak pukul 06.00 WITA. Namun, karena terkendala cuaca hujan deras dan tidak ada jalan sehingga harus merintis rute baru keluar TKP.
Kemudian, pada hari ketiga evakuasi, Selasa, 13 Juli 2021 sekitar pukul 07.00 WITA, lanjut Brigjen TNI Rafael, tim evakuasi hampir berhasil mengangkat jenazah menggunakan Heli Caracal TNI AU, namun karena sempitnya medan serta lebatnya hutan menyulitkan manuver heli untuk hover, dengan aman. Sehingga lanjutnya, proses evakuasi kembali ditunda karena bila dipaksakan akan sangat beresiko untuk keamanan alutsista dan prajurit TNI yang terlibat dalam proses evakuasi jenazah dua orang teroris Poso itu.
Lalu, memasuki proses evakuasi di hari keempat atau hari ini, Brigjen TNI Rafael kembali mengkoordinir pergerakan evakuasi. Sekitar pukul 12.20 WITA di Poskout Tricakti, menginformasikan evakuasi yang melibatkan masyarakat kembali menemui kendala setelah sempat menggunakan rakit menyusuri sungai sepanjang hampir 500 meter dari posisi sebelumnya.
"Ternyata di depan terdapat air terjun lebih 75 meter yang memaksa tim evakuasi menurunkan jenazah menggunakan tali," ungkapnya.
Upaya untuk mengevakuasi dua jenazah teroris itu pun terus dilakukan. Sampai pada sekitar pukul 13.30 WITA siang tadi, tim evakuasi berhasil menjangkau landing zone darurat yang aman untuk dilakukan pengangkatan jenazah.
Proses evakuasi siang tadi dilakukan menggunakah hoist dan basket stretcher dari pesawat Heli Super Puma TNI Angkatan Udara dukungan dari Koopsau II Makassar, yang diterbangkan oleh Pilot Mayor Pnb Budiyono dari Lanud Hasanudin Makassar.
Sekitar pukul 14.30 WITA, dua jenazah teroris Poso berhasil dievakuasi dan langsung diberangkatkan dari Mayonif 714/SM ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng.
Lebih jauh lagi, Brigjen TNI Rafael menegaskan, keberhasilan evakuasi jenazah teroris Poso tidak terlepas dari kerja sama semua pihak yang telah mencurahkan semua tenaga dan pemikiran pasca penyergapan serta penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
“Setelah melalui semua perjuangan berat tersebut kedua jenazah teroris berhasil di evakuasi, langsung diberangkatkan ke RS. Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilaksanakan autopsi dan identifikasi lebih lanjut oleh Tim Inafis Satgas Madago Raya,” katanya.